Tursandi Alwi (1950-…): Gubernur di Tiga Provinsi

YANG amat menonjol berbicara dengan pria bertubuh ramping ini adalah keredahhatian dan keakrabannya. “Saya bukan tokoh, lo, yang lain saja,” kata Tursandi Alwi ketika Lampung Post memberi tahu ia masuk daftar 100 Tokoh Terkemuka Lampung.

Sampai dua kali ia menganjurkan Lampung Post mencari figur lain dahulu yang jauh lebih pantas. Tetapi, setelah diberi tahu ia memang pantas dengan sejumlah argumentasi, Tursandi akhirnya mau memberikan biodatanya.

Padahal, kelahiran Sukau, Lampung Barat, 14 Oktober 1950 ini, kini berada di lingkar dalam orang nomor dua di Republik ini. Jabatan yang ia emban sejak 2007 adalah sekretaris wakil presiden. Jusuf Kalla menilai Tursandi cocok menjabat sekretaris wapres karena matang pengalaman dalam birokrasi pemerintahan. “Dia sangat senior, semua jenjang birokrasi sudah dijalani mulai wakil camat sampai tiga kali jadi pelaksana gubernur,” kata Kalla usai pelantikan Tursandi, 26 April 2007.

Tursandi memang birokrat yang merambat dari bawah. Lulusan Akademi Pemerintahan Dalam Negeri dan Institut Ilmu Pemerintahan ini pernah menjadi camat dan sekretaris kota (Jakarta Barat), wakil wali kota Jakarta Pusat. Di Depdagri rupa-rupa jabatan juga pernah dipegang, mulai staf ahli bidang pemerintahan, dirjen sosial politik, dirjen pembangunan daerah, hingga kepala bidang penelitian dan pengembangan. Yang menarik, Tursandi pernah tiga kali diangkat sebagai penjabat gubernur di tiga provinsi.

Yang pertama, sebagai penjabat gubernur Gorantalo ketika wilayah itu baru saja dimekarkan dari Sulawesi Utara. Ia dilantik pada 16 Februari 2001 oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Surjadi Soedirdja.
Yang kedua, sebagai penjabat gubernur Lampung (5 Februari 2003–2 Juni 2004). Yang ketiga, penjabat gubernur Kalimantan Selatan.

Kembali ke Lampung bagi Tursandi Alwi sesungguhnya pulang kampung. Karena ia memang berasal dari  Lampung Barat. Tetapi, meski ia putra Lampung, tidak berarti semuanya berjalan mulus. Sebab, Tursandi “pulang kampung” ketika suasana politik tengah memanas akibat tidak dilantiknya gubernur terpilih Alzier Dianis Thabranie. “Ini dalam rangka check and balance terhadap kasus yang berkembang di sana (Lampung, red),” kata Mendagri Hari Sabarno ketika melantik Tursandi. Resistensi DPRD–yang memilih Alzier–terhadap Penjabat Gubernur Lampung pun merebak.

Tetapi, toh dengan pengalamannya sebagai pejabat karier di Departemen Dalam Negeri, Tursandi bisa melewati masa-masa sulit itu dengan mulus. Ia bisa menjadi peredam suhu politik yang memanas. Sebab, Tursandi menghadapi resistensi itu dengan kepala dingin dan sikap bijak. Ia mengakhiri tugasnya di Lampung tepat ketika gubernur yang baru, Sjachroedin Z.P. yang berpasangan dengan Syamsurya Ryaccudu dilantik pada 2 Juni 2004.

Sejak kasus Alzier yang tidak dilantik sebagai gubernur, Lampung memang mendapat sebutan sebagai laboratorium politik. Tuntutan pelantikan Alzier memang setiap hari disuarakan. Tetapi, sebagai birokrat karier, yang punya tugas khusus “mengamankan” Lampung, ia pun tidak terpancing dengan berbagai manuver politik. Ia tetap menjalankan roda pemerintahan Provinsi Lampung sesuai dengan amanah pemerintah pusat.
Sebagai birokrat, Tursandi memang sosok yang tidak neko-neko. Juga dengan jabatan barunya sekarang, ia cekatan dan selalu memperlihatkan ekspresi penuh spirit dan familier terhadap pers.

Secara berkelakar ia pernah bercerita kepada Lampung Post, meski lama sebagai pejabat di Jakarta, Tursandi baru latihan main golf di Lampung. “Karena diajak kawan-kawan,” kata dia terkekeh ketika pertama kali memukul bola kecil berwarna putih itu. Mungkin inilah “oleh-oleh” Tursandi selama ia “pulang kampung”. n

BIODATA

Nama: Tursandi Alwi
Tempat, tanggal lahir: Sukau, Lampung Barat, 14 Oktober 1950

Pendidikan:
1. Akademi Pemerintahan Dalam Negeri dan Institut Ilmu Pemerintahan

Karier:
1. Sekretaris Wakil Presiden (26 April 2007–sekarang)
2. Penjabat Gubernur Lampung (5 Februari 2003—2 Juni 2004)
3. Penjabat Gubernur Gorontalo (dilantik 16 Februari 2001)
4. Penjabat Gubernur Kalimantan Selatan
5. Dirjen Sosial Politik Depdagri
6. Dirjen Pembangunan Daerah Depdagri
7. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Depdagri
8. Wakil Wali Kota Jakarta Barat
9. Camat di Jakarta Barat
10. Wakil Camat di Jakarta Barat

Sumber:
Heri Wardoyo, dkk. 2008. 100 Tokoh Terkemuka Lampung, 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Bandar Lampung: Lampung Post. Hlm. 244-246.

Biodata Viral
Terviral
Logo
Shopping cart