Syamsurya Ryacudu (1955-…): Gubernur ‘Semester Pendek’

NAMA besar keluarga Ryacudu berkibar sejak dari Kampung Mesir Ilir di Kecamatan Bahuga, Way Kanan, perbatasan Lampung–Sumatera Selatan sejak zaman penjahan. Dari dusun nun jauh di sana, pergerakan putra-putra pejuang itu menapakkan prestasi gemilang di kancah daerah maupun nasional.

Tidak heran jika disebut nama Ryacudu sebagai garis keturunan, reputasinya adalah jaminan mutu. Ryacudu adalah salah seorang perwira tinggi yang berprestasi di Tentara Nasional Indonesia (TNI). Putranya, antara lain Ryamizard Ryacudu dan Syamsurya Ryacudu.

Meski kampung asal orang tuanya di Bahuga, Syamsurya Ryacudu lahir di Palembang. Maklum, ayahnya yang seorang tentara selalu berpindah daerah karena tuntutan tugasnya.
Syam, sapaan akrab Syamsurya, kini menjadi gubernur Lampung. Namun, ia hanya mendapat mandat untuk jangka pendek, yakni hanya sekitar satu tahun untuk meneruskan masa jabatan 2004–2009 yang saat itu terpilih sebagai wakil gubernur berpasangan dengan Sjachroedin Z.P. Jabatan itu ia dapatkan setelah Sjachroedin, Gubernur sebelumnya mundur dari jabatannya karena mengikuti Pemilihan Gubernur periode 2009–2013.

Dilantik Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Mardiyanto sebagai gubernur Lampung pada Rabu, 2 Juli 2008, banyak harapan ditumpukan kepada Syam. Kendati hanya akan mengemban tugas memimpin Lampung selama kurang dari satu tahun, ia tetap ingin berbuat terbaik dan berarti bisa dirasakan masyarakat di daerahnya.

“Ya, walaupun singkat, saya tetap bergegas membereskan birokrasi dan administrasi pemerintahan di Pemerintah Provinsi Lampung, menyukseskan Pemilu Gubernur 2008, dan Pemilu 2009,” kata Syam.
Ia pun mempertegas komitmen untuk mengatasi masalah kemiskinan dan pendidikan di daerahnya sekaligus membenahi jalinan komunikasi di lingkungan birokrasi pemerintahan di Lampung itu.

Perjuangan karier Syam diawali dengan menjadi tenaga pengajar pada perguruan tinggi swasta terkenal di Bandar Lampung. Selain menggeluti dunia pendidikan, sisa-sisa waktunya dia curahkan untuk bergaul dengan kancah politik.

Profesi sebagai dosen di Universitas Bandar lampung (UBL) dan ASM Bandar Lampung dijalani Syam mulai tahun 1991 hingga 2002. Dia kemudian dipromosikan menjadi pembantu dekan III Bidang Kemahasiswaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UBL periode 1992–1996.

Ia pun pernah menjabat sebagai ketua Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (BP KKN) pada 1997, sebelum terjun berpolitik praktis menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lampung periode 1999–2004, dan wakil gubernur (wagub) Lampung pada 2004–2009.

Syamsurya juga pernah tercatat mengikuti pelatihan/kursus pendidikan pelatihan (diklat) Pemuda Golongan Karya (Golkar) pada 1997, pelatihan KKN Unila, pelatihan anggota DPRD Provinsi (1997).

Segera setelah dilantik sebagai gubernur, Syamsurya mengevaluasi perjalanan pembangunan Lampung. Syamsurya menilai ada ketidakseimbangan antara sektor satu dan lainnya. Ia juga menilai beberapa pos utama sesuai dengan kondisi masyarakat Lampung yang kini sedang bergelut dengan kemiskinan kurang mendapat perhatian.

Di lain pihak, ada sektor sekunder, bahkan tersier yang mendapat kucuran dana sangat besar. “Itulah mengapa dalam kepemimpinan yang hanya satu tahun ini, saya prioritaskan kepada pengentasan kemiskinan,” kata dia.

Kesenjangan program-program yang dicanangkan Pemerintah Provinsi, kata dia, kontradiktif dengan fakta di lapangan. Ekonomi kerakyatan kurang mendapat porsi sesuai dengan kebutuhan. Sementara itu, beberapa program yang lebih bersifat menaikkan prestise daerah mendapat kucuran dana yang besar.

Sesuatu yang monumental dalam satu periode kepemimpinan, kata dia, bukan harus meninggalkan bukti sejarah berupa menumen fisik. Dalam hal ini, dalam setahun kepemimpinannya, dia tidak akan meluncurkan proyek yang sifatnya mercusuar. Ia mengaku siap tidak populis di masyarakat dan akan lebih banyak turun ke bawah untuk mendengar apa yang dibutuhkan dan menolong rakyat yang sedang susah.

“Saya tidak butuh nama besar. Waktu yang tersisa ini akan saya gunakan untuk menolong rakyat. Secara berkala, saya akan turun memantau setiap program yang bergulir. Apakah program itu sesuai dengan aturan atau tidak. Sebab, saya mendengar banyak sekali program bantuan pemerintah, terutama dari pusat, tidak sampai secara utuh kepada rakyat.” n

BIODATA


Nama: Drs. Syamsurya Ryacudu
Lahir: Palembang, 14 Desember 1955
Agama: Islam
Istri: Dra. Dewi Kusmintarsih
Anak: 1. Monica Syamsurya
2. M. Yasser Syamsurya
3. Syahrani Syamsurya

Alamat: Jalan Griya Fantasi II F/8 Way Halim, Bandar Lampung

Pendidikan:
– SDN Tanah Abang 5 Jakarta Pusat
– SMPN 35 Jakarta Pusat
– SMAN 25 Jakarta Pusat
– S-1 Universitas Bandar Lampung

Karier:
– Dosen UBL (1991–2002)
– PD III Fisipol UBL (1992–1996)
– Ketua Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (1997)
– Anggota DPDR Lampung (1999–2004)
– Wakil Gubernur Lampung (2004–2008)
– Gubernur Lampung (2008–2009)



Sumber: 
Heri Wardoyo, dkk. 2008. 100 Tokoh Terkemuka Lampung, 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Bandar Lampung: Lampung Post. Hlm. 310-312.

Biodata Viral
Terviral
Logo
Shopping cart