
Bupati Lampung Selatan, Rycko Menoza (lampungselatankab.go.id)
BUPATI Lampung Selatan, Rycko Menoza mungkin kini hanya bisa duduk termangu. Patung kakeknya yang juga mantan Gubernur Lampung, Zainal Abidin kini tergeletak di jalanan tanpa kepala setelah ditumbangkan lewat ‘people power‘.
“Kalau dalam bahasa anak sekarang, Rycko lebay sampai membangun patung kakeknya sendiri,” kata tokoh masyarakat Lampung Selatan, Iwan saat berbincang dengan detikcom, Senin (30/4/2012).
Patung tersebut berukuran super jumbo, setinggi 10 meter atau hanya terpaut 2 meter dari Patung Jenderal Sudirman di Jalan Sudirman, Jakarta. Zainal berdiri tegap dengan baju kebesaran Gubernur, lengkap dengan topinya. “Dia itu siapa, pahlawan juga bukan,” ungkap Iwan kesal.
Sebagai bupati, rekam jejak Rycko tidak berjalan mulus. Dia pernah tersangkut kasus pemukulan terhadap seorang anggota polisi, Bripda Riki Pendri pada awal 2010 silam. Kasus ini menguap begitu saja sebab ayah Rycko, Sjahchroedin ZP selain sebagai Gubernur Lampung juga pernah menyandang bintang tiga polisi atau Komisaris Jenderal dengan jabatan terakhir sebagai Deputi Kapolri Bidang Operasional.
Sang ayah, Sjahchroedin ZP sukses malang melintang di dunia kepolisian. Mengawali karir sebagai Kasat Lantas Polda Sumatera Bagian Selatan lalu menjadi Kapoltabes Palembang. berturut-turut menjabat Direktur Samapta Polda Metro Jaya, Kapolwil Bogor, Direktur Samapta Polri, Kapolda Sumatera Selatan dan terakhir sebagai Kapolda Jawa Barat sebelum akhirnya ngantor di Mabes Polri.
Terpilih jadi Gubernur Lampung pada 2004, kini dia menjabat untuk kedua kalinya yang akan habis 2013. Sang anak, Rycko rencananya akan membidik kursi ayahnya usai Sjahchroedin ZP lengser.
Ayah Sjahchroedin ZP, Zainal Abidin menjabat Gubernur Lampung pada 1966-1973. Sebelum menjabat sebagai gubernur Lampung, Zainal Abidin Pagaralam pernah memegang berbagai jabatan di pemerintahan. Antara lain sebagai Bupati Lampung Utara, Bupati Lampung Selatan, Bupati Belitung, Walikota Tanjung Karang (sekarang Bandar Lampung) dan juga sebagai Residen Karesidenan daerah Lampung.
Siapa nyana, trah keluarga Zainal Abidin di Lampung Selatan berakhir tragis. Patung dari perunggu yang dibuat sang cucu menjadi saksi runtuhnya ‘rezim dinasti’. Berteman angin malam, patung Zainal Abidin teronggok di jalanan tanpa kepala. (asp/gah)
Sumber:
detikNews, Senin, 30 April 2012
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky