
DIA terekam dalam sebagai pengusaha Lampung yang sukses di wilayah nasional. Jarang-jarang suatu imperium bisnis bertahan dua generasi, apalagi menembus ke generasi ketiga. Namun, Achmad Bakrie tidak saja berhasil menganak-pinakkan bisnisnya, tetapi juga mengestafetkan kerajaan usahanya.
Semua bermula dari perdagangan hasil bumi di Telukbetung, pada masa pascakemerdekaan. Pria tangguh kelahiran Lampung Selatan itu membuka “lapak” usahanya dengan keuletan dan kesungguhan yang terus menginspirasi anak-cucunya sampai sekarang. Bakrie muda berbisnis di tengah gebalau situasi Tanah Air yang baru merdeka, di tengah kesulitan ekonomi yang melanda seluruh negeri.
Indra keenamnya tajam dalam memilih komoditas yang tengah dibutuhkan. Jaringan usahanya mapan dan menemukan bentuk idealnya setelah mengalami kondisi jatuh-bangun berkali-kali. Kultur perusahaan Bakrie yang teguh dan kukuh menjadi penerang yang mengilhami grup perusahaannya sampai hari ini.
Kini, sayap bisnis Grup Bakrie merentang luas, di dalam dan luar negeri, dan mulai dipimpin oleh level ketiga dalam struktur keluarga: para cucunya. Grup Bakrie telah menjadi “monumen” penting dan terus berkibar dalam peta dunia usaha di Tanah Air: Pertambangan, pertelevisian, telekomunikasi, properti, jalan tol, dan seterusnya.
Setelah tamat dari Hollands Inlandsche School (HIS), Atuk, demikian panggilan akrab Achmad Bakrie, langsung bekerja sebagai penjaja keliling di NV Van Gorkom, perusahaan dagang Belanda (1938).
Meskipun hanya dua tahun di perusahaan tersebut, Achmad banyak mendapatkan pengalaman tentang organisasi modern.
Setahun setelah menyelesaikan sekolah dagang Hendlesinstituut Schoevers tahun 1940, Achmad membuka CV Bakrie Brothers di Telukbetung. Perusahaannya berdagang karet, lada, dan kopi.
Pada zaman pendudukan Jepang, perusahaannya sempat berganti nama menjadi Jasumi Shokai. Dalam perkembangannya, Bakrie Brothers juga merambah industri pabrik pipa baja dan pabrik kawat. Pada akhir 1950-an, Achmad mendirikan pabrik pengolahan karet mentah.
Achmad Bakrie mempunyai empat anak: (1) Aburizal Bakrie, menikah dengan Tatty Murnitriati; (2) Roosmania Odi Bakrie, menikah dengan Bangun Sarwito Kusmulyono; (3) Indra Usmansyah Bakrie, menikah dengan Gaby Djorgie; (4) Nirwan Dermawan Bakrie, menikah dengan Indira (Ike).
Salah satu ucapannya yang dikatakan kepada Aburizal Bakrie anaknya ketika mengetahui anaknya mengalami kerugian dalam usahanya adalah “Saya senang kamu gagal. Kau harus tahu arti kegagalan agar nanti berhasil….”
Wasiat untuk Anak Cucu
Achmad Bakrie tidak hanya mewariskan kerajaan bisnis dan kekayaan berlimpah kepada anak cucunya. Pengusaha ulet yang sempat menumpang di bak truk dalam perjalanan dari Kalainda ke Tanjungkarang ini juga meninggalkan filosofi humanisme untuk keturunannya. Wasiat ini dipegang teguh keluarga besar Bakrie.
Seperti ketika muncul polemik seputar pernikahan putri Indra Bakrie, Adinda Bakrie, yang dipersunting Seng-Hoo Ong, warga Singapura. Pesta pernikahan yang menelan biaya lebih dari Rp10 miliar itu berlangsung di Hotel Sahid, Jakarta, pada 25 Juli 2008.
Indonesia Corruption Watch dan Walhi memprotes acara tersebut dengan alasan bisa saja ada kado atau bantuan yang ditujukan kepada Pakde-nya, Aburizal Bakrie, yang menjabat menteri koordinator kesejahteraan rakyat. “Kami khawatir ada bantuan yang bisa dikategorikan dana gratifikasi. Kami minta Komisi Pemberantasan Korupsi ikut memantau,” kata anggota Badan Pekerja ICW Emerson Yunto.
Posting pernikahan Adinda Bakrie pun segera menyebar ke berbagai milis. Salah satu blog mengurai perincian pernikahan tersebut. Disebutkan di blog itu, pernikahan tersebut menelan biaya lebih kurang Rp10 miliar. “Untuk bunganya saja menghabiskan Rp1 miliar, mahkota yang dikenakan Adinda berharga Rp3 miliar, sedangkan kalung dari sang ayah Rp2 miliar.” tulis blog tersebut.
Selain milis dan blog-blog tersebut, masih banyak milis dan blog lainnya yang mengulas pernikahan Adinda. Pendek kata, pernikahan keponakan Ical ini telah heboh di dunia maya. Ada yang menyebut inilah pernikahan terbesar sepanjang 2008.
Juru bicara keluarga Bakrie, Lalu Mara Satria Wangsa, meluruskan pesta mewah itu bukan sekadar hura-hura tanpa arti. Lalu Mara menyampaikan hal ini menanggapi rencana Adinda Bakrie menyumbangkan 20 persen dana pernikahannya kepada masyarakat yang membutuhkan. “Almarhum Achmad Bakrie berwasiat kepada anak cucunya bahwa setiap sen dari keuntungan yang diperoleh memiliki nilai sosial. Ini dipegang betul putra dan cucu beliau dan juga jajaran kelompok Bakrie,” ujar Lalu Mara.
Lalu Mara menambahkan, bukan kali ini saja keluarga Bakrie berbuat amal kepada masyarakat. Sejak Acmad Bakrie mulai merintis usaha pada 10 Februari 1942, hal itu telah dilakukan. “Ada beasiswa dari Bakrie, Yayasan Bakrie. Kalau diurus satu-satu banyak sekali,” imbuhnya.
Kelompok Bakrie juga menyerahkan bantuan Rp1,1 miliar kepada Yayasan Thalasemia Indonesia (YTI). Yayasan ini khusus menangani penderita penyakit kelainan darah. “Beliau (Achmad Bakrie) mewariskan, kalau tangan kanan memberi, tangan kiri tidak boleh tahu,” kata dia. n
BIODATA
Nama: Achmad Bakrie
Lahir: Kalianda, 11 Juni 1916
Meninggal: Tokyo, Jepang, 15 Februari 1988
Anak:
1. Aburizal Bakrie
2. Roosmania Odi Bakrie
3. Indra Usmansyah Bakrie
4. Nirwan Dermawan Bakrie
Pekerjaan: Pendiri Bakrie Brothers
Sumber:
Heri Wardoyo, dkk. 2008. 100 Tokoh Terkemuka Lampung, 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Bandar Lampung: Lampung Post. Hlm. 34-36.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky