Tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Si ajudan datang ke rumah Nadirsyah, menyampaikan pesan Gubernur: Meminta dia menjadi wakilnya. “Ini baju dinasnya. Kapan pelantikannya, terserah Bapak!” kenang Nadirsyah.
Penunjukan yang spontan itu membuatnya terkejut bukan kepalang. Tapi, ia tidak berprasangka karena baginya jabatan adalah amanah yang wajib dijalankan. Tugas sebagai wakil gubernur ia jalani saja, meski cuma enam bulan (1 Februari–1 Juli 1966).
Kejujuran dan integritas membawa suami dari Hj. Kuspawati Wasiyah ini beberapa kali dipercaya memegang jabatan strategis.
Pengalaman kerja di birokrasi pemerintahan amat lengkap. Beberapa pos penting–antara lain Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung, kepala BKKBN Lampung, dan kepala Inspeksi Keuangan–telah dijabatnya sebelum pensiun sebagai PNS dengan golongan IV E tahun 1995.
Kursi legislatif Provinsi Lampung pernah ia duduki tahun 1964. “Selama jadi anggota Dewan, Bapak tidak pernah menerima gaji. Beda dengan anggota DPRD sekarang ya,” ujar Kuspawati saat mendampingi Nadirsyah di rumah mereka, Jalan Gatot Subroto No.89 Tanjunggading, Bandar Lampung.
Istrinya berperan besar dalam menopang sikap jujur Nadirsyah. Suatu hari, pria kelahiran Menggala, 6 November 1929, itu menyerahkan uang Rp1 juta pada istrinya. “Dia tanya, dari mana uang ini? Sebab, gaji saya waktu itu hanya Rp500 ribu. Setelah dijelaskan, baru dia paham.”
Tapi, sikap jujurnya kerap berbuah pahit. Suatu ketika, ia melaporkan penebangan hutan yang melebihi batas, oleh sebuah perusahaan pemegang HPH. Ia menyarankan Gubernur meminta ganti rugi dari perusahaan itu. Gubernur bukannya terima kasih, malah memutasi Nadirsyah ke bagian lain.
Sifat jujur Nadirsyah itu diwariskan orang tuanya, H. Abdullah Zaini dan Hj. Badariah. Ia dibesarkan dalam keluarga yang taat beribadah. Masa kecilnya dihabiskan di Kampung Linggai, Menggala, hingga usia 10 tahun. Dia kemudian pindah sekolah dan menamatkan SD di Tanjungkarang.
Pendidikan SMP dan SMA ditempuh di Perguruan Taman Siswa Telukbetung. Pada masa pendudukan Jepang, Nadirsyah masih SMA bergabung dengan Tentara Pelajar Sriwijaya dan memanggul senjata.
Selepas SMA, ia kuliah di Universitas Gadjah Mada Jurusan Geografi. Kepakarannya di bidang ilmu semesta mengantarkan Nadirsyah mendapat beasiswa Institute of International Education (IIE) untuk program magister (S-2) jurusan geografi di Clark University, Worcester, Massachuset, AS, dan menerima ijazah tahun 1959.
“Saya satu-satunya orang Lampung waktu itu bergelar M.A. (master of arts) jebolan Amerika,” kata mantan dosen Fakultas Ekonomi UI yang pernah menjabat dekan Fakultas Ekonomi dan Hukum Sosial Unsri Cabang Lampung itu.
Pulang ke Tanah Air, ia langsung ditugaskan Departemen Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan bekerja di bidang planologi Departemen PU. Berselang bulan, ia cuti dan menemui ayah-ibunya di Jalan K.S. Tubun, Rawa Laut. Pada masa liburan itu ia menikahi Kuspawati, gadis asal Cilacap, Jawa Tengah.
Widyaiswara
Dengan modal S-2 dari universitas terkemuka di AS, pilihan karier yang gemilang sebenarnya terbentang di mata Nadirsyah. Tapi, minatnya lebih besar pada pendidikan. Maka ia mengajar di Fakultas Ekonomi UI dan sebuah Fakultas Pendidikan Guru, meski statusnya PNS di Departemen PU.
Pada 20 Agustus 1959, bersama Hilman Hadikusuma dan Alhusniduki Hamim (saat itu masih mahasiswa di Jakarta), ia membentuk Panitia Persiapan Pembentukan Yayasan Perguruan Tinggi Lampung (P3-YPTL).
Ketika ditugaskan ke Palembang tahun 1960, ia mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya (Unsri).
Meski di Palembang, ia intensif berhubungan dengan pengurus Yayasan Pembina Perguruan Tinggi Lampung (Hilman, Alhusniduki Hamim, dan A. Moeis Radja Hukum). Pada 19 Juli 1960, Nadirsyah sebagai ketua P3-YPTL memberi izin kepada Hilman Hadikusuma, Alhusniduki Hamim, dan A. Moeis Radja Hukum mendirikan Fakultas Ekonomi Hukum Sosial (FEHS) di Lampung. Pada 1 Februari 1961, FEHS berubah status menjadi Unsri Cabang Lampung yang merupakan cikal-bakal terbentuknya Universitas Lampung (23 September 1965).
Selain dosen Fakultas Ekonomi, mantan Ketua BP7 Provinsi Lampung pada era Gubernur Pudjono Pranyoto ini membidani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Cabang Jakarta) dan Fakultas IAIN di Tanjungkarang. Aktivitasnya kian sibuk karena ia ditugaskan pula sebagai anggota DPRD Gotong Royong Sumatera Selatan (utusan Lampung).
Hingga usia pensiun, Nadirsyah tidak bisa lepas dari kecintaan pada pendidikan. Mengakhiri pengabdiannya sebagai PNS, ia memilih jadi widyaiswara di Badan Pendidikan dan Latihan Daerah (Bandiklatda) Provinsi Lampung pada 1992–1997.
Di rumahnya yang sederhana, Nadirsyah kini hanya ditemani istri, pembantu, dan sebuah mobil tua. Sembilan anaknya–semua sarjana, satu di antaranya doktor–tinggal di luar Lampung. Hari tuanya ia lalui bersama buku, surat kabar, majalah, Alquran, dan buku tafsir. “Harapan saya hanya satu: Birokrasi diisi orang-orang yang jujur,” pesannya. n
BIODATA
Nama: H. Nadirsyah Zaini, M.A.
Tempat, tanggal lahir: Menggala, 6 November 1929
Ayah: H. Abdullah Zaini
Ibu: Hj. Badariah
Istri: Hj. Kuspawati Wasiyah
Anak:
Dr. Aulia Tangkari
Dr. A, Antaria
Ir. Prihantono G. Zaini
Ir. Mario Aryanto
Ir. Syadriwaty
Drg. Mutia Maulin
Ir. Sofia Natalie
Laela Nuryantini, S.E.
Ir. Romadhon Aryamehr
Pendidikan:
SR Balai Pengajaran Pendidikan Islamiyah (BPPI) Menggala
SMP Taman Siswa Telukbetung
SMA Taman Siswa Telukbetung
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada
Master of Arts Clark University, Amerika Serikat
Riwayat pekerjaan:
Dinas Pekerjaan Umum dan Tenaga, Jakarta
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Dekan FEHS Lampung
Anggota DPRD Gotong Royong Provinsi Sumatera Selatan
Anggota DPRD Provinsi Lampung
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung
Wakil Gubernur Lampung
Sekretaris Bakopda
Kepala Inspeksi Keuangan
Inspektorat Daerah BKKBN Provinsi Lampung
Penghargaan:
Manggala BP7-Bintang Emas
Karya Setia 20 Tahun
Karya Setia 30 Tahun
Sumber:
Heri Wardoyo, dkk. 2008. 100 Tokoh Terkemuka Lampung, 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Bandar Lampung: Lampung Post. Hlm. 88-90.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky