
Viral! Video Gadis ABG Berjilbab Coklat Baru Belajar di RedDoorz
#Terviral – Belakangan ini #media sosial kembali #dihebohkan oleh #video #viral yang diduga diambil di salah satu kamar hotel RedDoorz. Dalam video tersebut terlihat seorang gadis berjilbab coklat yang membuat publik penasaran dan ramai membicarakan keasliannya. Fenomena ini pun langsung menyebar luas di berbagai platform seperti TikTok, X (Twitter), dan Instagram.
Baca: Viral! Lisa Queen Bikin Heboh dengan Cosplay Jilbab Hitam Bertiga
Awal Mula Video Viral di RedDoorz

Video berdurasi singkat itu pertama kali muncul di salah satu akun media sosial pada awal pekan. Dalam hitungan jam, unggahan tersebut sudah mendapat ribuan tayangan dan komentar. Banyak pengguna internet yang menilai video itu tampak seperti konten pribadi yang tidak seharusnya tersebar, sementara yang lain menduga hanya bagian dari konten prank atau marketing viral.
Peristiwa seperti ini bukan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, beberapa kasus serupa juga sempat membuat heboh, di mana potongan video dari hotel digunakan untuk membuat sensasi atau konten viral tanpa konteks yang jelas.
Baca: Viral! Video Cewek Jilbab Hitam Bikin Heboh Netizen Karena Ekspresinya Bikin Penasaran
Respons Netizen dan Masyarakat
Tak butuh waktu lama, berbagai komentar memenuhi kolom unggahan tersebut. Ada yang bersimpati, ada juga yang mengkritik keras. Sebagian besar netizen menekankan pentingnya menjaga privasi serta tidak mudah menyebarkan video yang belum jelas sumbernya.
Topik “ABG jilbab coklat RedDoorz” bahkan sempat trending di beberapa platform media sosial. Hal ini menunjukkan betapa cepatnya informasi—baik benar maupun tidak—menyebar di era digital.
Fakta dan Klarifikasi yang Muncul
Setelah ramai diperbincangkan, beberapa akun klarifikasi menyebut bahwa video tersebut tidak menggambarkan kejadian sebenarnya. Beberapa netizen menemukan bahwa lokasi dalam video tidak benar-benar di RedDoorz, melainkan di tempat lain yang mirip. Ada pula dugaan bahwa video itu merupakan potongan dari konten hiburan yang disalahartikan.
RedDoorz sendiri belum memberikan komentar resmi mengenai viralnya kabar tersebut. Namun, pihak manajemen sebelumnya pernah menegaskan bahwa mereka selalu menekankan keamanan dan kenyamanan tamu, serta melarang keras segala bentuk aktivitas yang melanggar hukum di area properti mereka.
Fenomena Viral: Antara Rasa Ingin Tahu dan Etika Digital
Kasus viral seperti ini menunjukkan bagaimana rasa ingin tahu publik dapat berujung pada penyebaran konten yang belum tentu benar. Di era digital, siapa pun bisa menjadi sumber berita, dan siapa pun bisa menjadi korban viral tanpa sengaja.
Pakar media sosial mengingatkan agar masyarakat lebih bijak dalam menanggapi isu-isu viral, terutama yang melibatkan identitas seseorang. Sebaiknya tidak ikut menyebarkan potongan video atau foto tanpa sumber resmi, karena hal itu bisa termasuk pelanggaran privasi.
Baca: Viral Video Ukhti Jilbab Cantik Pakai Daster Pink, Netizen: “Lagi Penasaran Banget Kayaknya!”
Pentingnya Literasi Digital
Fenomena viral gadis berjilbab coklat ini menjadi contoh nyata bahwa literasi digital sangat penting. Masyarakat perlu tahu bagaimana membedakan informasi faktual dan hoaks, serta memahami etika dalam menggunakan media sosial.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Periksa sumber informasi. Pastikan akun atau situs yang membagikan berita tersebut kredibel.
- Jangan langsung membagikan. Pikirkan dampak sosial dan hukum sebelum ikut menyebarkan konten.
- Laporkan jika merugikan. Jika menemukan video pribadi yang tersebar tanpa izin, segera laporkan ke platform terkait.
- Edukasi lingkungan sekitar. Sampaikan pentingnya menjaga privasi dan kehormatan orang lain, terutama di dunia maya.
Baca: Viral! Video Pegawai Bank Berjilbab dengan Temannya
Kesimpulan
Kasus viral “ABG berjilbab coklat di RedDoorz” menjadi pelajaran berharga bagi semua pengguna internet. Tak semua hal yang viral itu benar, dan tak semua yang terlihat harus disebarkan. Di balik sensasi viral, ada tanggung jawab sosial yang harus dijaga.
Dengan semakin majunya teknologi dan cepatnya arus informasi, masyarakat diharapkan bisa menjadi pengguna media yang cerdas, beretika, dan tidak mudah terprovokasi oleh konten yang belum terverifikasi. Mari jadikan dunia digital tempat yang aman, positif, dan mendidik.