Review Game To the Moon: Petualangan Emosional Melintasi Ingatan
#Terviral.id – #Review #Game To the Moon: Petualangan Emosional Melintasi Ingatan – #To the Moon adalah sebuah game naratif bergenre #RPG Adventure yang dirilis pada tahun 2011 oleh #Freebird Games. Dibuat hampir sepenuhnya oleh Kan Gao, game ini menjadi salah satu judul indie paling berkesan dalam dekade terakhir, bukan karena gameplay-nya yang kompleks, melainkan karena kekuatan cerita yang menyentuh hati.
Baca Juga: Review Game Until Then – Petualangan Emosional di Tengah Kehidupan Remaja Filipina

Sinopsis Singkat
Game ini mengikuti kisah dua dokter, Dr. Eva Rosalene dan Dr. Neil Watts, dari Sigmund Corp., sebuah perusahaan yang menawarkan layanan mengubah ingatan seseorang di akhir hidupnya. Tugas mereka kali ini adalah memenuhi keinginan terakhir seorang pria tua bernama Johnny yang ingin “pergi ke bulan.” Karena pasien sudah terlalu lemah secara fisik, para dokter harus menyusup ke dalam memorinya dan menyusun ulang kenangan masa lalunya, agar ia percaya bahwa dirinya pernah pergi ke bulan dalam hidupnya.
Cerita Adalah Kekuatan Utama
Jika kamu mencari game penuh aksi atau eksplorasi bebas, maka To the Moon bukanlah jawabannya. Namun jika kamu menginginkan cerita yang emosional, mendalam, dan meninggalkan bekas, maka game ini adalah pilihan tepat. Cerita To the Moon disusun seperti puzzle—kita memulai dari memori paling akhir Johnny dan berjalan mundur ke masa kecilnya. Sepanjang perjalanan, kita mulai mengerti siapa Johnny sebenarnya, siapa istrinya River, dan mengapa permintaannya sangat penting dan menyedihkan.
Permainan ini menyentuh berbagai tema sensitif, mulai dari cinta dan kehilangan, hingga gangguan spektrum autisme. Penulisannya tajam namun puitis, dengan humor yang ringan namun tidak mengurangi kedalaman emosionalnya.
Grafis Bergaya Pixel, Tapi Penuh Nuansa
To the Moon dibangun menggunakan RPG Maker XP, yang berarti grafisnya bergaya pixel art klasik 16-bit. Meskipun terlihat sederhana, desain visualnya mampu menyampaikan atmosfer yang tepat: hangat saat kenangan indah muncul, muram ketika masa lalu kelam terbuka. Desain visual ini mengingatkan kita bahwa keindahan tidak selalu harus ditampilkan dalam grafis realistik—kadang, yang sederhana justru lebih menyentuh.
Musik yang Menyatu dengan Cerita
Soundtrack To the Moon adalah salah satu aspek paling ikonik dari game ini. Komposisi piano dari Kan Gao, termasuk lagu “For River” dan “Everything’s Alright” yang dinyanyikan oleh Laura Shigihara, berhasil memperkuat pengalaman emosional pemain. Musiknya tidak hanya menjadi latar, tetapi terasa seperti bagian dari narasi itu sendiri. Banyak pemain yang mengaku menangis hanya karena mendengar musik dari game ini, bahkan tanpa memainkan ulang gamenya.
Baca Juga: Biografi Jess No Limit – Dari Gamer Biasa Menjadi Raja YouTube Gaming Indonesia
Gameplay yang Minimalis
Gameplay di To the Moon sangat minimalis. Tidak ada sistem pertarungan, leveling, atau eksplorasi luas seperti di RPG konvensional. Sebagai gantinya, pemain hanya perlu berjalan, berbicara, dan memecahkan teka-teki ringan untuk melanjutkan cerita. Beberapa mungkin menganggap ini sebagai kekurangan, namun sebenarnya desain seperti ini sangat cocok untuk fokus pada narasi dan emosi.
Durasi dan Reaksi Pemain
Game ini bisa diselesaikan dalam waktu sekitar 4 hingga 5 jam. Meskipun tergolong pendek, pengalamannya sangat intens dan padat. Banyak pemain di berbagai platform seperti Steam memberikan ulasan sangat positif. To the Moon bahkan masuk dalam daftar “Overwhelmingly Positive” di Steam, dengan rating di atas 95%.
Penerimaan dan Penghargaan
To the Moon mendapatkan banyak pujian dari kritikus dan gamer karena narasi dan emosionalitasnya. Game ini masuk dalam berbagai nominasi dan memenangkan penghargaan seperti Best Story dari RPGFan, dan bahkan disebut-sebut dalam daftar game indie terbaik sepanjang masa oleh berbagai media game internasional.
Sekuel dan Universe yang Lebih Luas
Setelah sukses dengan To the Moon, Freebird Games merilis sekuelnya berjudul Finding Paradise (2017), dan prekuel pendek berjudul A Bird Story (2014). Semua game ini berada dalam satu universe, mengikuti kisah dua dokter yang sama dan menampilkan narasi emosional serupa. Seri ini terus menunjukkan bahwa Freebird Games mengutamakan cerita yang kuat dalam semua judulnya.
Baca Juga: Review Game “A Space for the Unbound” – Kisah Magis di Era 90-an Indonesia
Kesimpulan:
To the Moon adalah game yang unik, menyentuh, dan benar-benar mengubah cara kita melihat permainan video sebagai medium bercerita. Meski gameplay-nya sederhana, narasi yang kuat, musik yang menyayat hati, dan karakter yang mendalam membuatnya tak terlupakan. Ini adalah game yang lebih cocok disebut sebagai “pengalaman” ketimbang sekadar hiburan.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky