Review Film The Batman (2022): Gaya Baru Sang Ksatria Kegelapan
#Terviral – #Review Film #The Batman (2022): Gaya Baru Sang Ksatria Kegelapan – Setelah kesuksesan trilogi #The Dark Knight karya Christopher Nolan, serta penampilan Ben Affleck dalam semesta #DCEU (Batman v Superman, Justice League), banyak penggemar penasaran dengan arah baru yang akan diambil #Warner Bros. dan #DC dalam menghidupkan kembali karakter Batman. Jawaban itu datang lewat The Batman (2022), sebuah reboot gelap dan atmosferik yang disutradarai oleh Matt Reeves, dengan #Robert Pattinson sebagai sang Ksatria Kegelapan.
Baca Juga: Biografi Tretan Muslim: Komika dari Madura

Sinopsis Singkat
The Batman mengambil latar waktu pada tahun kedua Bruce Wayne beraksi sebagai Batman. Ia belum sepenuhnya menjadi simbol harapan, melainkan lebih sebagai “bayangan” yang menakutkan para penjahat Gotham. Saat seorang pembunuh berantai bernama The Riddler (Paul Dano) mulai membunuh tokoh-tokoh penting di Gotham, Batman harus menyelidiki serangkaian teka-teki yang membongkar korupsi mendalam di kota tersebut—termasuk rahasia gelap keluarganya sendiri.
Gaya Noir dan Atmosfer Gelap
Berbeda dari film-film Batman sebelumnya, The Batman membungkus kisahnya dalam nuansa noir yang kental. Gotham digambarkan sebagai kota yang kumuh, basah oleh hujan, dan penuh dengan bayangan. Pendekatan ini memberi kesan seolah-olah penonton sedang menonton film detektif klasik bergaya thriller, bukan film superhero pada umumnya.
Matt Reeves mengakui bahwa film ini terinspirasi oleh karya-karya seperti Se7en dan Zodiac karya David Fincher. Gaya penyelidikan kriminal yang intens membuat Batman lebih terasa sebagai detektif — sesuai dengan julukannya, “The World’s Greatest Detective”.
Penampilan Robert Pattinson
Penunjukan Robert Pattinson sempat menuai kontroversi, mengingat latar belakangnya sebagai bintang Twilight. Namun, dalam film ini, Pattinson berhasil membungkam kritik dengan interpretasi unik atas Bruce Wayne yang lebih kelam, terasing, dan belum sepenuhnya berdamai dengan masa lalunya. Ia menggambarkan seorang pria muda yang lebih tertarik menjadi Batman ketimbang menjalani perannya sebagai pewaris Wayne Enterprises.
Baca Juga: Review Buku The Lord of the Rings
Villain yang Kompleks dan Menyeramkan
Paul Dano memberikan penampilan memukau sebagai The Riddler. Berbeda dari versi komikal sebelumnya, Riddler di film ini adalah sosok psikopat yang terinspirasi dari pembunuh nyata seperti Zodiac Killer. Ia menggunakan media sosial untuk menyebarkan teror, menjadikan kampanye pembunuhannya sebagai bentuk “pengadilan rakyat” terhadap elit korup Gotham.
Tak kalah menarik, Zoë Kravitz tampil sebagai Selina Kyle/Catwoman, yang punya motif pribadi tapi akhirnya bersekutu dengan Batman. Colin Farrell tampil mengejutkan sebagai Penguin, dengan prostetik tebal yang membuatnya tak dikenali.
Skor Musik dan Sinematografi
Michael Giacchino menyusun musik latar yang menghantui dan ikonik. Tema Batman-nya yang berat dan repetitif membentuk suasana mencekam, sementara sinematografi Greig Fraser (yang juga menangani Dune) membuat Gotham terasa nyata dan kelam, namun tetap estetis.
Respons dan Penerimaan
The Batman mendapat sambutan positif dari kritikus maupun penonton. Rotten Tomatoes memberi film ini rating 85% dari kritikus dan 87% dari penonton. Film ini dipuji atas penyutradaraan, akting, gaya visual, dan pendekatannya yang segar terhadap karakter Batman.
Film ini juga sukses secara komersial, meraih lebih dari $772 juta di seluruh dunia, menjadikannya salah satu film DC tersukses secara finansial setelah pandemi.
Sekuel dan Masa Depan
Karena kesuksesannya, The Batman akan memiliki sekuel yang saat ini sedang dalam tahap pengembangan. Matt Reeves dan Robert Pattinson dipastikan kembali. Selain itu, Warner Bros. juga mengembangkan serial spin-off berjudul The Penguin, yang akan fokus pada karakter Oswald Cobblepot dan dunia kriminal Gotham.
Baca Juga: Review Buku “The Lion, the Witch and the Wardrobe”
Kesimpulan
The Batman (2022) membawa pendekatan baru dan segar bagi karakter legendaris ini. Dengan gaya noir, misteri kriminal, dan karakterisasi yang lebih manusiawi, film ini sukses membangun kembali mitos Batman untuk generasi baru. Ini bukan hanya film superhero, melainkan juga potret psikologis seorang pria yang terjebak dalam kegelapan dan obsesinya akan keadilan.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky