Profil, Biodata dan Biografi KH. Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah

Profil, Biodata dan Biografi KH. Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah
Tentu kita semua sudah mengerti bahwa di Indonesia sebagai negara dengan dengan
penduduk Islam terbesar di dunia, memiliki dua organisasi Islam besar. Satu
adalah Nahdlatul Ulama atau akrab disebut NU dan satunya lagi adalah
Muhammadiyah. Kedua organisasi ini adalah organisasi asli dari Indonesia dan
didirikan oleh dua tokoh besar Islam Indonesia.
KH. Ahmad Dahlan
KH. Ahmad Dahlan
Nahdlatul Ulama sendiri adalah organisasi Islam Indonesia yang
didirikan oleh KH. Hasyim Asyari. Sedangkan Muhammadiyah adalah organisasi
Islam yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan. Dalam perkembangannya di Indonesia,
kedua organisasi Islam besar ini sering memiliki pandangan yang berbeda satu
dengan yang lain. Terutama pada beberapa dekade terakhir, perbedaan semakin
kentara. Namun demikian, yang perlu kita ketahui bersama adalah bahwasannya
kedua pendiri organisasi ini adalah teman saat nyantri di Mekkah. KH. Ahmad
Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari adalah teman yang memiliki guru yang sama yaitu
Syekh Khotib Minangkabawi.
KH. Ahmad Dahlan mempunyai nama kecil Muhammad Darwisy. Beliau adalah
anak dari KH. Abu Bakar yang juga merupakan seorang Khottib terkemuka di Masjid
Besar Kasultanan Yogyakarta. KH. Ahmad Dahlan merupakan anak ke empat dari
tujuh bersaudara. Ahmad Dahlan kecil, atau Muhammad Darwisy mendapatkan
pelajaaran dan pengajaran agama Islam yang sangat kental. Terutama dari
ayahandanya yang juga merupakan seorang Kyai dan tokoh Islam pada masa itu.
Karena begitu besarnya perhatian orang tua Ahmad Dahlan terhadap pendidikan
Agama Islam, maka KH. Ahmad Dahlan dikirim ke Mekkah pada usia 15 tahun untuk
berhaji sekaligus menuntut ilmu.

Baca juga : Profil Biodata Lengkap Habib Luthfi

Setelah menunaikan haji, KH. Ahmad Dahlan tidak segera pulang, namun
menetap di sana selama 5 tahun. Beliau di Mekkah berguru kepada banyak tokoh
besar Islam dunia, beliau juga mulai bersentuhan dengan berbagai pemikiran
Islam pembaharu seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha, dan Ibnu
Taimiyah. Bukan saja berguru kepada ulama dari Mekkah, KH. Ahmad Dahlan juga
berguru pada ulama Indonesia yang menetap di Mekkah seperti asy-Syaikh KH.
Shaleh Darat Semarang, Syekh Mahfud al-Tarmasy, dan Syekh Ahmad Khatib Minangkabau.
Nah, pada kesempatan kali ini, akan kami sampaikan informasi terkait
profil dan biodata KH. Ahmad Dahlan. Karena meski beliau merupakan seorang
tokoh besar Islam Indonesia, tentu masih ada teman kita yang belum mengerti dan
belum memahami profil dan biodata KH. Ahmad Dahlan. Maka dari itu, pada
kesempatan kali ini akan kami sampaikan ringkasan perofil dan biodata serta
biografi KH. Ahmad Dahlan yang merupakan pendiri organisasi Islam Muhammadiyah.
Biodata KH. Ahmad Dahlan
  • Tanggal Lahir: 1 Agustus 1868,
  • Kota Lahir : Yogyakarta, Indonesia
  • Meninggal: 23 Februari 1923, Yogyakarta, Indonesia
  • Pasangan: Siti Walidah – Nyai Ahmad Dahlan
  • Orang tua: KH Abu Bakr (Ayah) dan Nyai Abu Bakr (Ibu)
  • Anak-anak:
  • Laki-laki: Dandanah, Irfan Dahlan, Siradj Dahlan.
  • Perempuan: Djohanah, Siti Aisyah, Siti Zaharah, Siti Busyro.
  • Organisasi Yang Didirikan: Muhammadiyah, ‘Aisyiyah
  • Penghargaan: Pahlawan Nasional
KH. Ahmad Dahlan ini adalah salah satu ulama yang aktif berorganisasi.
Dalim kariri organisasinya, beliau bernah menjadi anggota dari Budi Utomo dan
Sarikat Islam (SI). Dari beberapa organisasi yang diikuti kemudian membawa KH.
Ahmad Dahlan untuk membentu suatu organisasi yang bernafaskan Islam yaitu
Muhammadiyah pada 18 November 1912 di Kampung Kauman Yogyakarta. Sejak awal KH.
Ahmad Dahlan menekankan bahwa organisasi yang ia bentuk bukanlah organisasi
yang bergerak di bidang politik. Namun bergerak di bidang sosial dan terutama
pada pendidikan. Di sini jelas bahwa KH. Ahmad Dahlan akan menjadikan
Muhammadiyah sebagai sarana untuk berdakwah dan pendidikan dengan membawa
ideologi pembaruan Islam.

Artikel lain : Profil Lengkap KH. Hasyim Muzadi

Pada awal pendirian Muhammadiyah ini, banyak sekali pertentangan dan
bahkan KH. Ahmad Dahlan sendiri difitnah sebagai Kyai palsu dan bahkan Kyai
Kafir. Namun dengan teguh, KH. Ahmad Dahlan tetap membesarkan Muhammadiyah dan
bahkan kemudian bisa membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dengan
perkembangan anggota Muhammadiyah yang terus berkembang pesat, maka KH. Ahmad
Dahlan pun memohon izin bantuan hukum untuk Muhammadiyah pada pemerintah Hindia
Belanda pada 20 Desember 1912 namun ditolak. Tak menyerah begitu saja, KH.
Ahmad Dahlan terus melobi sehingga pada akhirnya turun izin dari Belanda pada
22 Agustus 1914 namun hanya untuk Yogyakarta.
Biodata Viral
Terviral
Logo
Shopping cart