
PENDIDIKAN
Fakultas Kedokteran Unpad 1963-1972
Sedampa 1972-1973
Penerbangan Kelas III 1977
Pascasarjana Program Pend. Dokter Spesialis 1978-1981
Sekkespra 1983
SekkAU 1985
KARIR
Kasibindiskes Lanuma Husein 1974
Kasi Bedah Umum RS Salamun 1977
Ka Klinik Mata RS Salamun 1982
Kabag Med Sekrumkit RS Salamun 1985
Lektor Luar biasa penyakit mata FK Unpad
Lektor Luar biasa penyakit mata FK Maranatha
PENGHARGAAN
Satya Lancana Penegak
Satya Lancana Kesetiaan 8 tahun
Satya Lancana Kesetiaan 18 tahun
Satya Lancana Seroja
GOSIPNYA
Meski lahir di Aceh, Norman Lubis menamatkan pendidikannya di SMPN 2 dan SMAN 2 Bandung bersama teman dekatnya, Arifin Panigoro. Semasa kuliah kedokteran, ia sempat mengikuti operasi militer Dwikora pada tahun 1964-1965 dan
penumpasan G30S/PKI pada tahun 1965-1967. Setelah menyelesaikan studinya di FK Gigi UNPAD Bandung tahun 1972, ia lalu masuk TNI AU.
Pada 22 Juli 1972 ia menikahi gadis asal Palembang, Tien N. Saddak dan dikaruniai 3 orang anak. Istrinya lalu berganti nama menjadi Tien Norman Lubis dan berkarir menjadi notaris di Jl. Taman Cibunut 1 (Van Deventer) setelah lulus dari UNPAD tahun 1988.

Setelah pensiun menjadi dokter di TNI AU pada tahun 1998, GOSIPNYA Norman membuka jasa konsultasi mata di Jl. Sumatera no. 22 Bandung. Tahun 2002 usahanya itu diresmikan menjadi sebuah perusahaan bernama Bandung Eye Center. Bersama ketiga temannya, ia mendirikan PT Nitra Husada yang menaungi Bandung Eye Center.
Iwan Sovani menjadi wakil direktur, Djonggi Parulian Panggabean menjadi komisaris utama, Budiman menjadi komisaris sekaligus general manager, sedangkan ia sendiri bertindak sebagai direktur. Karena pasien terus bertambah banyak dan gedung dianggap sudah tidak memadai lagi, pada tahun 2008 gedung diperbarui menjadi gedung mewah dengan peralatan modern. GOSIPNYA Bandung Eye Center adalah pelopor bedah LASIK pertama di Bandung.
Pada acara Bandung Air Show 2012, sebenarnya Norman tidak akan ikut naik pesawat. GOSIPNYA karena diajak oleh Letkol (purn.) Toni Hartono, penggemar pesawat terbang yang telah bergabung dengan FASI (Federasi Aerosport Indonesia) ini pun langsung menyetujuinya. Ia menjadi kopilot pesawat AS-202 Bravo yang dikendarai Toni untuk melakukan aksi akrobatik.
Pada pukul 11.37 WIB pesawat lepas landas. Tiga menit setelahnya pesawat tampak tidak bisa dikendalikan dan lalu jatuh mengenai kantor PIA Ardhya Garini di
lingkungan Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AU (Dislitbangau) pada pukul 11.42 WIB. Keduanya tewas seketika di tempat kejadian dan jenazah Norman dimakamkan di TPU Sirnaraga, Bandung pada 30 September 2012.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky

Biografi Stephen Hawking
