Pada Maret lalu, Neny dinobatkan sebagai pegawai terbaik di lingkungan Biro SDM. “Saya surprise juga, kok saya dapat prestasi ini. Alhamdulillah, dalam bekerja saya tidak mengharapkan imbalan apa pun, pokoknya pekerjaan yang ditugaskan kepada saya, saya selesaikan sebaik mungkin,” ujar polwan kelahiran Padangratu, Lampung Tengah, 26 Juni 1987 ini, Jumat (28-6).
Menurut Neny, selama di Bagdalpers dia bertanggung jawab dalam perencanaan dan proses rekrutmen calon anggota polisi di lingkup Polda Lampung. Amanah ini tentunya tidak mudah.
Neny harus membuat perencanaan sebaik mungkin agar proses perekrutan berjalan dengan benar. Apalagi, dengan pin “Pelayan Prima, Anti-KKN, dan Kekerasan” yang terselip di seragamnya, Neny harus mampu mengejawantahkan semangat itu dalam pelayanan nyata.
“Pin ini adalah ide Pak Wakapolri, pin ini digunakan oleh seluruh polisi seluruh Indonesia,” ujarnya.
Neny menjelaskan tentang reformasi birokrasi dalam proses penerimaan calon polisi baru. Dia mengakui image sogokan untuk menjadi seorang polisi masih saja beredar di masyarakat. Untuk itu, pihak panitia berusaha menyosialisasikan tentang proses rekrutmen yang menerapkan prinsip Betah, yaitu bersih, transparan, akuntabel, dan humanis.
Bahkan, lanjutnya, Kapolda Lampung Brigjen Pol. Jodie Rooseto sudah mengumpulkan semua orang tua peserta dan menjelaskan bahwa tidak ada pungutan biaya apa pun dalam proses penerimaan polisi ini. Setiap tahapan proses dilakukan secara tranparan. Pihak Polda Lampung juga melibatkan unsur luar, seperti Dinas Pendidikan, Ikatan Dokter Indonesia wilayah Lampung, psikologi, dan LSM.
“LSM sebagai pemantau independen yang terlibat dalam setiap tahapan seleksi, mulai dari menyaksikan pengumpulan soal-soal, pengacakan dan proses tes serta pengumuman,” ujar Neny yang sudah bercita-cita menjadi -polwan sejak kelas dua SMA ini.
Karena rasa tanggung jawab yang besar, Neny tidak ingin ada tugas yang tertunda. Selama proses seleksi berlangsung, dia selalu hadir dan melaksanakan tugas dengan disiplin. “Saya pernah tidur di Polda, enggak tidur malah sampai pagi, soalnya ada tugas yang belum selesai. Nanggung, dikit lagi, ya udah saya kerjain sampai pagi,” ujarnya.
Rayuan dan teror dari orang tua peserta pun kerap menghadang. Namun, Neny tidak pernah gentar. Dia berusaha menjalankan tugas sesuai wewenang dan prosedur yang benar. “Kami panitia berusaha melaksanakan yang terbaik dan tidak berbuat curang. Mau dilaporkan kepada siapa pun, tidak masalah yang pentingkan kami benar,” ujar putri pasangan Singa Ersa Awangga dan Sugiarti ini.
Kiranya semangat dan rasa tanggung jawab inilah yang mengantarkan Neny menjadi pegawai terbaik di lingkup Biro SDM Polda Lampung. Selain itu, Neny juga terpilih sebagai finalis Polda Idol. Terkait HUT ke-66 Bhayangkara, Neny berharap seluruh anggota Polda Lampung semakin profesional dan meningkatkan pengabdian kepada masyarakat. “Sebagai pelayan prima, semua anggota harus bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Keluhan dari masyarakat harus segera ditanggapi dan selesaikan,” kata dara bersuara merdu ini. (AGUS HERMANTO/M-2)
Sumber: Inspirasi, Lampung Post, Minggu, 1 Juli 2012
