Profil Pengusaha Dewi Permata

Dewi Permata tidak akan menyangka sukses begini. Bisnis hijab syar;i Bandung nya menghasilkan miliaran. Ia tidak pernah berpikir ke arah sana. Dewi hanya ingin membuat produk yang membantu. Sejak semula dia memang ingin memiliki usaha sendiri.
Perjalanan Bisnis
Keduanya merupakan anak asli Padang perantauan. Pasangan pengusaha muda yang dipanggil Uda- Uni. Bisnis ini unik karena Dewi tidak sekedar membuka usaha. Dia menawarkan kelebihan berbeda dari pebisnis hijab syar’i lain. Dewi menciptakan hijab “anti- tembem” yang menarik para pembeli.
Dewi termasuk nekat karena mendesain sendiri. Dia mendesain hijab yang bikin wajah tirus. Ini yang kemudian “tidak sengaja” menjadi andalan. Awal mula dia sama sekali tidak menyadari akan konsep tersebut. Bersyukur sebuah ajang kompetisi kewirausahaan menyadarkan dia akan ini.
Ia menyebutnya khimar “antem” atau anti- tembem. Keputusan membuka usaha selepas keduannya menikah. Di 2016, diputuskan menjalankan usaha sendiri, dan sang suami pun sempat tergiur menjadi karyawan. Rosy merupakan mahasiswa pertambangan dan dibutuhkan perusahaan besar.
Bisnis Dewi melejit apalagi selepas mengikuti ajang kewirausahaan. Rosy melihat istirnya sempat kwalahan. Dia memutuskan menolak untuk menjadi pegawai perusahaan tambang. “Setelah melihat saya keteteran menghandle pesanan… sejak saat itu kami memutuskan untuk bersama- sama besarkan Kiciks”
Mereka lantas merekrut dua orang bagian administrasi. Beberapa penjahit bergabung, kemudian bisa merekrut 80 orang pegawai ke depan berpusat di Bandung. Produk meliputi hijab, khimar, dress, jilbab, dan mukena. Produk mulai daily look sampai premium melalui koleksi brand “Dewi Permata”.
Selain mengandalkan desain anti- tembem. Brand ini menarik karena motifnya unik, seperti adanya bunga sakura yang terinspirasi perjalanan. Keduanya tengah traveling ke Jepang dan menemukan bunga sakura. Diprintlah motif bunga sakura tersebut, dan dipasarkan melalui sistem pre- order.
Pesanan langsung masuk 2000 pcs hijab langsung ludes. Mereka juga punya koleksi yang terinspirasi budaya Indonesia lewat koleksi Sasade. Kemudian mereka menghadirkan bunga Lupine. Agar makin berkembang, Dewi melanjutkan pendidikan fashion designer di IFI Bandung, pada awal 2019.
Kegemaran traveling menjadi sumber kreatifitas keduanya. Baik buat membangun Kiciks bisnis hijab syar’i Bandung ini. Mereka pun rajin berpergian keluar negeri buat aneka desain baru. Biasanya bila mereka melihat keindahan bunga di daerah tertentu.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky