Profil Pengusaha Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan

Bisnis Pasangan
Menjadi pengusaha sendiri diakui Andika sebagai ‘keterpaksaan’. Dia pernah bekerja sebagai pegawai di sebuah minimarket di 2004. Selepas itu dirinya cuma bekerja menjadi pegawai magang di Bank Bukopin. Kala itu, ia cuma dibayar Rp.50 ribu per- hari.
Memang sejak menikah, keduanya tinggal bersama mereka. Selepas meninggalnya mertua Andika harus pula mengurusi adik iparnya. Jadilah mereka tidak punya cukup uang untuk bertahan hidup. Keduanya lantas memutuskan menjadi pengusaha.
Diceritakan sendiri oleh Anniesa ada masalah ketika itu katanya karena ada yang iri. Mereka adalah pesaing mereka di bisnis yang sama. Akhirnya mereka kehabisan modal tapi bisnisnya sendiri tak tau arahnya mau kemana.
Untung masih ada kelebihan uang sekita Rp.10 juta dari pristiwa tersebut. Kembali uang itu digunakannya untuk memulai usaha kembali. Kali ini, mengikuti impian sang istri, mereka mendirikan bisnis biro perjalanan lokal.
Buta bisnis
Uniknya meski serius membuka bisnis perjalanan serta didorong kecintaan. Kanyataanya mereka tak tau sama sekali tentang bisnis tersebut. Semuanya dilakukan secara otodidak. Ketika pertama kali mereka mulai modal mereka cuma Yellow Pages.
Pengusaha Anniesa menjadi marketing, tugasnya membantu Andika mencarikan klien. Jangan salah, kali ini tidak seperti yang kamu bayangkan mereka belum sukses. Diakui mereka sering mendapatkan halangan ketika berbisnis tour and travel tersebut.
Mereka itu harus bersusah payah berbisnis sejak 2009- 2011. Saat itu Andika masih berusia 22 tahun, halangan bertubi- tubi sempat menghancurkan mental mereka. Ia mengaku sempat berpikir bunuh diri. Bagaiman rasanya ditipu oleh mereka orang- orang terdekat sendiri.
“Tapi, kami akhirnya sadar, bagaimana dengan nasib anak dan keluarga kami. Kami juga sadar itu dosa. Akhirnya, niat itu kami batalkan,” kata Andika.
Bangkit dari keterpurukan keduanya memulai berbisnis kembali. Bergerilia ke sana- ke mari, akhirnya, ia mendapatkan pesanan dari Bank Indonesia. Mereka memberangkatkan 100 orang pegawai untuk umroh mereka meski saat itu tak paham. Mereka tak pernah berangkat umroh sebelumnya.
Akhirnya, nama usaha mereka itu bisa semakin dikenal dari mulut ke mulut. Ia bercerita bahwa ketika itu: ia sempat hampir gagal mendapatkan pesanan. Ketika akan mempresentasikan diri ke Pertamina, ia sempat datang terlambat, tapi entah kenapa Andika masih bisa mempresentasikan dirinya.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky