Profil Pengusaha Heri Suryono

Seniman Kuningan
Sementara pembuatan miniatur terkesan sepel. Padahal, kalau dilihat segi keuntungan, apalagi Yogya sebagai salah satu pusat kebudayaan; Suryono menang banyak. Pengetahuan tentang logam dimanfaatkan baik lewat produk modern.
Untuk pasar ekspor akunya sudah masuk Malaysia, Singapura, Belanda dan Amerika Latin. Kegiatan rutin ekspor adalah pasar Malaysia dan Belanda. Guna meningkatkan daya jual maka mengikuti pameran menjadi salah satu cara Suryono sekarang ini.
Desain minatur pun bekembang tidak sebatas sepeda ontel. Mereka bisa membuat strika kuno, meriam, atau kalau kamu mau bisa lewat foto. Nah, satu ini yang membedakan usaha milik Suryono, dimana cuma modal foto sudah bisa jadi minatur peris.
“Malaysia biasanya pesan kosongan, atau tidak ada label MadeinIndo (Indonesia),” paparnya. Tetapi untuk negara lain tidak terjadi hal semacam itu.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky