 Terima kasih semoga biografi Biodata dan Profil . Memberikan manfaat bagi untuk anda dalam mengenal lebih banyak tokoh di dunia,Biografi Sastrawan Indonesia Chairil Anwar (1922 – 1949)
Terima kasih semoga biografi Biodata dan Profil . Memberikan manfaat bagi untuk anda dalam mengenal lebih banyak tokoh di dunia,Biografi Sastrawan Indonesia Chairil Anwar (1922 – 1949)
Chairil Anwar dilahirkan di Medan, 26 Julai 1922. Dia dibesarkan dalam  keluarga yang cukup berantakan. Kedua ibu bapanya bercerai, dan ayahnya  berkahwin lagi. Selepas perceraian itu, saat habis SMA, Chairil mengikut ibunya ke Jakarta.
Semasa kecil di Medan, Chairil sangat rapat dengan neneknya.  Keakraban ini begitu memberi kesan kepada hidup Chairil. Dalam hidupnya  yang amat jarang berduka, salah satu kepedihan terhebat adalah saat  neneknya meninggal dunia. Chairil melukiskan kedukaan itu dalam sajak  yang luar biasa pedih:
Bukan kematian benar yang menusuk kalbu/ Keridlaanmu menerima  segala tiba/ Tak kutahu setinggi itu atas debu/ Dan duka maha tuan  bertahta 
Sesudah nenek, ibu adalah wanita kedua yang paling Chairil puja. Dia  bahkan terbiasa membilang nama ayahnya, Tulus, di depan sang Ibu,  sebagai tanda menyebelahi nasib si ibu. Dan di depan ibunya, Chairil  acapkali kehilangan sisinya yang liar. Beberapa puisi Chairil juga  menunjukkan kecintaannya pada ibunya.
Sejak kecil, semangat Chairil terkenal kedegilannya. Seorang teman  dekatnya Sjamsul Ridwan, pernah membuat suatu tulisan tentang kehidupan  Chairil Anwar ketika semasa kecil. Menurut dia, salah satu sifat Chairil  pada masa kanak-kanaknya ialah pantang dikalahkan, baik pantang kalah  dalam suatu persaingan, maupun dalam mendapatkan keinginan hatinya.  Keinginan dan hasrat untuk mendapatkan itulah yang menyebabkan jiwanya  selalu meluap-luap, menyala-nyala, boleh dikatakan tidak pernah diam.
Rakannya, Jassin pun punya kenangan tentang ini. “Kami pernah bermain  bulu tangkis bersama, dan dia kalah. Tapi dia tak mengakui  kekalahannya, dan mengajak bertanding terus. Akhirnya saya kalah. Semua  itu kerana kami bertanding di depan para gadis.”
Wanita adalah dunia Chairil sesudah buku. Tercatat nama Ida, Sri  Ayati, Gadis Rasyid, Mirat, dan Roosmeini sebagai gadis yang  dikejar-kejar Chairil. Dan semua nama gadis itu bahkan masuk ke dalam  puisi-puisi Chairil. Namun, kepada gadis Karawang, Hapsah, Chairil telah  menikahinya.
Pernikahan itu tak berumur panjang. Disebabkan kesulitan ekonomi, dan gaya hidup Chairil yang tak berubah, Hapsah meminta cerai. Saat anaknya berumur 7 bulan, Chairil pun menjadi duda.
Tak lama setelah itu, pukul 15.15 WIB, 28 April 1949, Chairil  meninggal dunia. Ada beberapa versi tentang sakitnya. Tapi yang pasti,  TBC kronis dan sipilis.
Umur Chairil memang pendek, 27 tahun. Tapi kependekan itu  meninggalkan banyak hal bagi perkembangan kesusasteraan Indonesia. Malah  dia menjadi contoh terbaik, untuk sikap yang tidak bersungguh-sungguh  di dalam menggeluti kesenian. Sikap inilah yang membuat anaknya, Evawani  Chairil Anwar, seorang notaris di Bekasi, harus meminta maaf, saat  mengenang kematian ayahnya, di tahun 1999, “Saya minta maaf, karena kini  saya hidup di suatu dunia yang bertentangan dengan dunia Chairil  Anwar.”
sumber:http://www.ipuisi.com/biografi-chairil-anwar-1922-1949
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky
SaveSavedRemoved 0
 


 
                                     
                                     
                                     
                                    