Sutjipto

Sutjipto dapat dikatakan sebagai sastrawan Lampung yang cukup produktif dalam berkarya. Karya-karyanya, selain menulis puisi dan novel, juga menulis esai, kritik, dan artikel sastra lainnya yang tersebar di berbagai media daerah dan nasional: Horison, Jurnal Kebudayaan Kalam, Kompas, Lampung Post, Media Indonesia, Radar Lampung, Republika, Trans Sumatera, dan Koran Tempo. Hingga kini, Sutjipto masih tetap aktif menulis di berbagai media massa.

Sebagai sastrawan periode 1970—2000 yang lahir di desa Gondosari, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah pada tanggal 16 Mei 1954, latar kehidupan keluarga orang tuanya—seorang pendidik dengan karakter khas sedikit otoriter—secara tidak langsung membawa kehidupan Sutjipto dalam lingkup edukatif yang kental.

Perjalanan kepengarangannya baru dimulai semenjak duduk di perguruan tinggi. Proses kepengarangan di mulai dari tekanan ekonomi yang tidak mampu membawanya pada perubahan signifikan. Tahun 1976 merupakan titik awal proses kreatif menulis. Semua artikel yang dihasilkannya mulai dikirim ke berbagai media surat kabar Jawa Tengah, tulisan demi tulisan yang berkembang berikutnya dapat diterima dan di muat di berbagai media.

Kebiasaan menulis artikel itu terus dilakukan dan dikembangkan di Lampung. Karena kreatifitas penulisan di surat kabar inilah namanya mulai dikenal. Terlebih ketika salah satu penerbit di Jakarta (PT Erlangga) menawarkan agar penulis mencoba menulis buku pelajaran. Hasilnya, sempat meledak di pasar pada saat kurikulum 1994.

Kehadiran karya-karya Sutjipto secara tidak langsung memengaruhi perkembangan sastra Lampung—dialah satu-satunya sastrawan Lampung yang tetap konsisten berkarya dengan tema lingkungan alam Lampung—kontribusinya dalam memedulikan lingkungan dan pelestarian alam Lampung yang sangat berguna sebagai tambahan dalam khasanah kepustakaan dan kesusastraan.

Tidak hanya itu, sebagai penulis sastra, dia juga berkiprah sebagai pengawas di lingkungan Depertemen Pendidikan Nasional Lampung, Sutjipto cukup lama berkecimpung di SMUN 3 Bandarlampung untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu Sutjipto juga pernah mengundang sastrawan Lampung dan Jakarta untuk memberikan apresiasi di SMUN 3, mendatangkan penyair Taufiq Ismail dan Sutardji Calzoum Bachri. Tahun 1978, penulis hijrah ke Lampung bersamaan dengan pengangkatannya sebagai PNS. Pertama bertugas ditempatkan di SMAN 2, kemudian SMAN 3.

Karya-karya Sastra:
1. Belantara Kehilangan Nyawa, Kumpulan puisi tunggal, Depdikbud, 1998.
2. Memetik Puisi dari Udara, Editor Antologi Puisi
3. Belantaraku Kehilangan Nyawa, Antologi Puisi.
4. Krakatau Merindukan Gelombang Cinta Kita, Penerbit Hidayat, Yogyakarta, 2001.
5. Buku Harian Sugeng Menembus Batas Matahari Kita, Penerbit Hidayat, Yogyakarta, 2001.
6. Hilangnya Bibir Anak Pak Rustam kumpulan cerpen, 1999.

Buku Pelajaran:
1. Mari Berbahasa Indonesia, SLTP, Erlangga Jakarta: 1994,
2. Mari Berbahasa Indonesia, SMU, Erlangga, Jakarta, 1994,
3. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMU, Yudhistira, Jakarta.

Sumber:
Agus Sri Danardana dkk. 2008. Ensiklopedia Sastra Lampung. Bandarlampung: Kantor Bahasa Provinsi Lampung. Hlm. 162-163.

Biodata Viral
Terviral
Logo
Shopping cart