Susahnya Membuat Kompor Gas Kotoran Sapi Pengusaha Yoyok

Profil Pengusaha Yoyok Sumardi

kompor gas kotoran sapi

Ini cerita bagaimana susahnya menjadi pengusaha. Berkat kerja keras dirinya beserta kelompok tani miliknya berkembang pesat. Mereka tidak lagi bersandar dari peternakan sapi. Dia bernama Yoyok Sumardi bercerita bagaimana cara merubah kotoran sapi menjadi bahan bakar.

Bagaimana kelompok tani bersama memakmurkan. Dengan sebuah bak semen ukuran 0,5 meter X 1 meter. Disambung sebuah pipa berukuran menuju bak penyaringan. Saban hari, Yoyok membersihkan kandang sapi dengan menyemprot air.
Endapan kotoran sapi inilah diolah menjadi api. Yoyok berseloroh untuk menikmati kopi. “Ayo kita nikmati kopi yang airnya dimasak dari gas kotoran sapi,” ucapa pengusaha ini, ketika dia mendapat kunjungan wawancara dari Kompas.com
Di dapur, dia mempraktekan cara kerja gas, itu layaknya kompor biasa menyala tidak ada bau. Dia lantas menggunakan api untuk merebus air. Apinya terlihat bagus berwarna biru. Dekat kompor ada panel sederhana sebagai indikator tekanan gas.
Jatuh bangun kelompok tani Yoyo memperbaiki ekonomi. Pemerintah lantas menggelontorkan alat pengolah limbah. Sejak hibah alat tersebut, ada 20 orang anggota kelompok tani yang mengalihkan gasnya ke kotoran sapi.

Pengusaha Gas Kotoran Sapi 

Pengeluaran keluarga dikompres sampai 20 persen. Pengusaha Yoyok melanjutkan cerita sambil asik menyeruput kopi. Kotoran sapi selalu menumpuk dipagi hari. Dengan adanya alat pengolahan gas dari kotoran. Dibuatlah bak penampungan yang letaknya rendah dibawah kandang sapi.
Setiap pagi tinggal disiram air pakai selang dan mengalir. Dibutuhkan sekitar 100 liter air mengolah satu gerobak. Kotoan diaduk menggunakan tongkat kayu. Dipindah ke tabung fiber untuk diolah jadi gas metan. Disalurkan melalui pipa untuk menjadi bahan bakar rumah tangga.
Empat kubik kotoran sapi dipakai empat jam pemasakan. Gas akan lebih baik jika sudah memasuki musim panas. Matahari mempercepat pemrosesan pembuatan gas. Yoyok mengaku alat seperti ini tidaklah murah. Biaya sebesar Rp.35 juta untuk membuat alat pemroses empat kubik kotoran.

Tujuh kubik membutuhkan dan Rp.50 juta. Meskipun mahal umur alat mencapai 50 tahun. Menarik dibayangkan 50 tahun tanpa membeli tabung elpiji. Karena kesulitan ekonomi, sebelum ada gas dari kotoran sapi, Yoyok menggunakan kayu bakar untuk memasak.

Sisa pengolahan gas bisa dijadikan pupuk kompos. Adanya kompor kotoran sapi, diakui oleh Yoyok, semua keluarganya tidak lagi mengeluarkan biaya tambahan. Kelompok Yoyo juga sering diundang penyuluhan cara dan proses pembuatan gas kotoran sapi.

Biodata Viral
We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Terviral
Logo
Shopping cart