Biografi Pengusaha Ibu Sumiwiludjeng

Berawal bisnis sampingan, ini kisah sukses biografi pemilik Brownies Amanda perlu kamu ketehaui. Unik karena dari bisnis sederhana menjadi sukses besar. Sudah menjadi hal umum menemukan outlet Brownies Amanda. Siapakah sosok pengusaha pemilik Brownies Amanda legendaris itu.
Memang tidak lengkap rasanya jika ke Bandung tanpa belanja. Apa sih oleh- oleh khas Bandung yang enak sekali. Tidak lain adalah produk buatan Ny. Sumiwiludjeng. Dialah pemilik Brownies Amanda, yang kita jarang ketahui sosoknya seperti apa.
Sosok legenda dari kalangan pengusaha kuliner. Bagi penikmat kuliner namanya asing, tetapi usaha buatanya begitu terkenal. Bagi yang belum tau bisa melihat foto diatas. Inilah sosok Bu Sum dibalik sukses brownies kuku Amanda.
Pengusaha berumur 69 tahun, merupakan perantau di tanah Pasundan, wanita kelahiran Jombang yang sudah terbiasa bekerja sampingan. Dia dikenal ulet dan kreatif membuat aneka kue. Keahlian membidik pasar warga setempat, menggaet banyak tetangga ketagihan akan aneka kue buatannya.
Biografi Pemilik Brownies Amanda
Bu Sum dikenal ulet serta kreatif membuat aneka kue. Orang- orang mengira bahwa pemilik bisnis ini adalah seseorang bernama Amanda. Padahal Brownies Amanda singkatan dari “Anak Mantu Damai”, harapan seorang wanita terhadap keluarga besarnya kelak.
Harapan inilah yang disalurkan nanti ke empat anaknya; Joko Ervianto, Andi Darmansyah, Sugeng Cahyono, dan Rizka Kurniawan, semoga mereka akan rukun selalu. Wanita kelahiran Jombang, Jawa Timur, 1 Agustus 1040, inilah biografi pemilik Brownies Amanda.
Ia merupakan sosok pelopor brownies yang dikukus. Pembuatannya dibilang mudah, rasanya enak karena dibuat dari banyak olesan coklat. Bu Sum begitulah panggilan dari biografi pemilik Brownies Amanda. Berawal dari bisnis sampingan karena sang suami bekerja berpindah- pindah.
Sudah terbiasa berpindah- pindah memang tidak enak. Awalnya, mereka dipindah tugaskan ke Bogor selama tujuh tahun, kemudian kembali ke Kota Bandung. Selepas lulus Akedemi Pos, Telephon, dan Telegram (PTT), dan menikah 1964 sudah pindah ke Bandung, Magelang, dan lain- lain.
Hingga memasuki masa pensiun keduanya ditempatkan di Bandung. Bu Sum bukan tipikal ibu rumah tangga yang pendiam. Ada saja kegiatan dilakukan selama berdiam di rumah. Salah satunya disetiap penempatan membuat aneka kue sedap.
Bisnis sampingan kecil- kecilan membuat aneka kue. “Usaha kue ini saya dirikan sebenarnya agar bekal ilmu yang saya peroleh dari sekolah jurusan tata boga tidak sia- sia,” ujarnya dalam biografi pemilik Brownies Amanda.
Karena selalu berpindah maka tidak pernah sebesar sekarang. “Setiap besar, eh bapak dimutasi,” kata nenek enam cucu ini. Akhirnya, di tahun 2000, ketika sang suami pensiun dan menetap di Bandung barulah bisnis sampingan ini diseriusi.
Disanalah kesempatan berbisnis serius akhirnya ada. Dia dan suami memboyong semua keluarga ke Bandung. Dia berpikir kembali membuat bisnis kue lagi. Ia menyebut bisnis sampingan mengisi masa pensiun. Tetapi ternyata hasilnya diluar dugaan, karena bisa sebesar sekarang dengan ratusan outlet.
Bu Sum pertama kali menawarkan brownies kukus gratis. Dia memasukan kue barunya ke dalam kardus. Disisipi kertas informasi bisnis pesanan diantara kue- kue tersebut. Marketing tersebut dia lakukan sampai pesanan menggunung. Dia tetap mensisipi nama bisnisnya diantara kue pesanan.
Kue Brownies Amanda bertekstur lembut karena dibuat dikukus. Lebih lembut daripada kue yang di pemanggang oven. Pasaran kue menyasar semua kalangan usia. Respon mengejutkan karena memang lebih anak dan empuk.
Bisnis Sampingan Sukses Besar
Saat itu, Bu Sum dibantu enam karyawan di dapur rumah, yang luasnya hanya 3×6 meter. Dari sana bisnsi sampingan semakin membesar. Bahkan antrian pembeli yang mengular memanjang disana. Di tahun 2002, empat anak Bu Sum mengusulkan menyewa tempat yang merupakan bekas warung.
Ukuran tempay itu lebih luas yakni 5×6 cm didekat rumah. Tempat barunya tetap tidak mampu untuk menampung. Antrian semakin memanjang melebihi jalanan kampung. Alhasil laju angkot di depan rumah terhenti karenanya. Setiap hari 500 kardus terjual laris hingga membulatkan tekat Bu Sum.
Menjadi pengusaha pemilik bisnis Brownies Amanda. Ia membangun cabang di pusat Kota Bandung. Tujuannya untuk memecah antrian agar tidak menumpuk di satu tempat. Bisnis sampingan tersebut ternyata semakin membesar hingga seperti sekarang.
Awalnya hanya bisnis coba- coba sekarang ratusan outlet. Pengusaha wanita yang tak mau cucunya bernama Amanda. Berawal dari 19 cabang ditambah pabrik pembuatan kue di wilayah Bandung, Surabaya, Jogjakarta, dan Medan, kini memiliki 470 orang karyawan yang tersebar.
Pembuatan pabrik untuk mesuplai kebutuhan setiap toko. Jarak pabrik dan toko sudah diperhitungkan matang, yakni minimal 4 jam perjalanan ke toko di pusat perkotaan. Tidak lupa Bu Sum tetap berdoa lewat nama Amanda, agar keluarganya tetap bahagia dan tidak tergoda kesuksesan.
Anak dan menantu bekerja sama berbagi rejeki lewat brownies. Sementara Bu Sum dan sang suami duduk tenang menikmati hari tua. Mereka serta anak mantu ikut membangun bisnis keluarga. Bu Sum sendiri terkadang mengurusi detail tetapi tidak spesifik.
Banyak cabang tidak membuat Brownies Amanda jatuh. Mereka kompak menangani bisnis keluarga tanpa persaingan. Dibawah naungan Bu Sum, berjalannya waktu, mereka melakukan aneka inovasi agar tidak ditinggal para pesaing bermunculan.
Di tahun 2004, nama Brownies Amanda telah dipatenkan, maka periksa apakah dia kota kamu ada outlet resmi.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky