Ayo Hentikan Pengembangan Senjata Cerdas

Benarkah kisah Terminator akan menjadi kenyataan. Faktanya perlu kamu tau beberapa peneliti tengah asik- gencarnya mengerjakan AI. Apakah itu AI, adalah singkatan dari Artificial Intelligent atau bisa kecerdasan buatan, dimana update terberunya adalah teknologi komputer yang mampu memperbaiki diri sendiri. Dimana ada software cerdas mampu membaca dan memperbaiki dirinya sendiri. Bukan tanpa resiko tingkat tinggi ini pun sudah disadari oleh banyak peneliti.
Untuk mencegah hal tak terduga 1.000 orang peneliti robot dan teknologi AI, bersama- sama menyetujui komitmen bersama. Tak cuma mereka ada pula sosok- sosok terkenal di dunia teknologi. Dua diantaranya bisa dibilang manusia paling berpengaruh dalam teknologi. Elon Musk, salah satunya memang dikenal fobia- akan teknologi, meski merupakan pemilik perusahaan mobil listrik Tesla. Satu orang lain yaitu jenius Stephen Hawking.
Bahkan komiteman berupa surat pernyataan ini telah resmi dikirimkan. Diluncurkan ketika International Joint Conference on Artificial Intelligent di Buenos Aires, Argentina, terutama membahas tentang rencana pihak dari militer mengembangkan.
Isi suratnya.
Artificial Intelligence (AI) teknologi telah mencapai titik di mana penyebaran sistem tersebut – praktiknya jika legal – akan layak hanya dalam tahunan, tidak sampai puluhan tahun, dan taruhannya tinggi: senjata otonom telah digambarkan sebagai revolusi ketiga dalam peperangan, setelah mesiu dan senjata nuklir.
Jika ada kekuatan militer besar mendorong maju pengembangan senjata AI, perlombaan senjata global hampir tak terelakkan lagi, dan titik akhir dari lintasan teknologi ini jelas: senjata otonom akan menjadi Kalashnikov of Tomorrow.
Hawking dan Musk memang sudah sangat khawatir tentang hal ini. Selain mereka ada pula satu sosok dari pendiri Apple Steven Wozniak, kemudian ditambah nama CEO Google DeepMind Demis Hassabis, lalu ada profesor Noam Chomsky dan Google Director of Research Peter Norvig. Dalam satu penyataan terakhirnya adalah:
“Kami percaya bahwa AI memiliki potensi besar mendapatkan keuntungan kemanusiaan dalam banyak cara, dan bahwa tujuan lapangannya harus fokus dilakukan. Mulai perlombaan senjata AI militer adalah ide yang buruk, dan harus dicegah dengan larangan senjata otonom ofensif di luar kendali manusia bermakna. “
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky