Profil Pengusaha Rawi Wahyudino

Siapa bilang jadi wirausaha butuh bermodal besar. Pengusaha komputer yang hanya modal obeng. Ia mampu mendirikan PT. Pradana Komputer (Prakom). Sebuah perusahaan yang menangani perawatan perangkat server dan komputer kantor, bank, manufaktur, dan lembaga pendidikan.
Pengusaha kelahiran 1971 tidak memiliki pengalaman wirausaha. Pria yang bernama lengkap Rawi Wahyudino. Orang tuanya bekerja sebagai pegawai negeri sipil bukan pengusaha. Ayah Rawi pernah bekerja di perusahaan BUMN asal Surabaya.
Alkisah ayah Rawi membuka usaha bengkel sepatu. Ketika masih duduk dibangku SMA, Rawi sudah sering membantu ayah membeli lem sepatu di Pasar Turi. Sayangnya usaha tersebut gagal, lantaran sang ayah tidak punya pengalaman wirausaha apapun.
Menjadi Pengusaha Komputer
Satu- satunya jalan harus berusaha sendiri dan memulai bisnis. Hal pertama dilakukan ialah berjualan rokok. Bagaimana cara berjualan rokok yang menguntungkan. Yakni membeli satu bok rokok dari uang tabungan, lalu menitipkan bok tersebut ke kantin kampus.
Untung berjualan rokok ternyata tidak sebesar harapan. Dia tergiur menghasilkan lebih banyak uang. Maka Rawi banting stir menjadi pengusaha sablon. Uang hasil jualan rokok dijadikan modal untuk usaha sablon. Uang untung dikumpulkan kembali menjadi modal kembali.
Hasilnya dia mampu membayai sekolah sampai selesai. Rawi juga menggunakan uang tersebut untuk hobinya. Dia dikenal sebagai pecinta mendaki gunung kemana- mana.
“Saya kemana- mana dengan uang hasil jualan kaos sablon,” ujarnya, bangga.
Dia menjual barang tanpa uang sepeserpun. Para pedagang pasar sudah percaya bahwa dia mampu menjual laris. Begitu bisnis sandang sukses, kini girilan dia menyasar bisnis komputer. Inilah bidang yang dipelajarinya selama ini menjadi mahasiswa.
Bermodal obeng dan brosur produk komputer murah. Ia mulai menawarkan jasa pemasangam, dan jual beli komputer ke pedagang pasar. Berjalan waktu belajar bagaimana menjual lebih laku. Rawi juga paham mengenai proses perakitan dan layanan servis komputer.
Bisnis sampingan tersebut sukses bermodal brosur. Dia melakukan hal tersebut selama lima tahun. Dan selepas kuliah memutuskan merantau ke Jakarta.
Semangat Wirausahawan Muda
Enam tahun bekerja di tiga perusahaan berbeda. Rawi tidak melupakan asinya menjadi pengusaha. Ketiga perusahaan tersebut dibidang komputer. Pengalaman menjadi pegawai itu dikonversi menjadi peluang. Ia belajar bagaimana cara bisnis komputer kelas korporasi besar.
Di tahun 2003, Rawi mengajak beberapa kawan, mereka membangun bisnis jual- beli komputer di Jakarta. Modal lain adalah kumpulan database klien- klien perusahaan dulu. Nekat berbisnis dengan nama perusahaan Tritunggal Jaya.
Lima tahun bisnis tersebut berjalan tanpa perkembangan. Usaha dijalankan semakin seret, menurut Rawi masalah utama pada laporan keuangan yang tidak rapih. Akibatnya arus kas milik perusahaan tidak lancar. Hingga perusahaan bangkrut dan terpaksa memphk 15 orang karyawanya.
Padahal usaha tersebut mampu menghasilkan 100 juta per- bulan. Akhirnya Rawi cuma bisa pasrah menghadapi kenyataan. Dia sempat luntang- lantung menjadi pengangguran. Cuma menggantungkan kehidupan dari berjualan barang rongsokan.
Bahkan dalam sebulan pernah hanya mengantongi Rp.500.000. “Terpaksa saya dan keluarga hidup pas- pasan,” tuturnya.
Rawi mencoba bangkit dari keterpurukan hidup tersebut. Salah satunya, modal obeng dan telephon, ia mulai menghubungi klien lamanya. Dia menawarkan jasa perbaikan serta pemasangan komputer. Rawi lantas memberi nama perusahaan itu Pradana Komputer (Prakom).
Modal kepercayaan kuat mampu menggaet pelanggan baru. Potensi besar pasar digarap spesifik oleh Rawi. Dia menyediakan jasa perbaikan, pemeliharaan komputer, dan printer perbankan. Beruntung karena waktu itu belum banyak pemain dibidang yang sama.
Kerja keras Rawi ternyata menghasilkan hasil memuaskan. Klien baru berdatangan, dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Perkreditan Rakyat (BPR), rumah sakit umum, dan beberapa Universitas. Dia mampu mengantongi omzet Rp.200 juta, itupun hanya dari satu toko Prakom di Bekasi saja.
Bertahap dia mulai memperbanyak cabang baru. Selain berbisnis komputer, Rawi aktif berinvestasi di bidang properti, membangun toko sembako bernama Cimart di daerah Cikarang, dan beberapa usaha kecil lain seperti bakso dan cireng, dia juga mendirikan satu butik Ning di Surabaya.
Prinspi bisnisnya cuma satu, “beranis selalu membuat perubahan agar lebih baik” jelasnya.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky