Profil Pengusaha Ariyanto Zeydan

Namanya singkong gajah, merupakan varian baru singkong yang sudah pasti lebih di ukurannya. Namanya juga gajah, jika dirawat benar, ukurannya bisa mencapai berat 80kg satu batangnya. Rasanya tuh gurih seperti mentega, teksturnya lunak, umbinya tidak cepat membusuk selepas dicabut dari tanah.
Hasil panan bisa mencapai 150- 200 ton jika dikelola baik, kalaupun tidak intesif mencapai 100 ton per- ha. Singkong ini cocok dijadikan bisnis tepung mocaf -tepung singkong fermentasi- karena warnya yang putih bersih.
Kulit umbi bagian dalam berwarna merah, batang mudah berwarna ungu, batang tua berwarna coklat, dan daun muda berwarna coklat. Salah satu pengusaha yang menarget keunggulan singkong gajah: Adalah Ariyanto Zeydan, seorang pengusaha budidaya singkong gajah asal Kalimantan Timur.
Pria yang juga berprofesi sebagai Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur ini, cuma memanfaatkan waktu luangnya menjadi petani singkong. Dia sangat suka berkebun. Bertahap dia mencari informasi budidaya apa yang asik tetapi menguntungkan sesuai kondisi lahan yang luas di sana.
Kemudian dia bertemu artikel dari pakar singkong Prof Dr. Ristono MS dari Universitas Mulawarman. Ini jadi titik tolak menaman bibit di lahan 1 ha. Sejak tiga tahun lalu dia sudah menggelontorkan uang Rp.25 juta. Kemudian tumbuh menjadi 2 ha di Samarinda dan membuka lahan 50 ha di Balikpapan Timur.
Lahan sendiri maupun lahan petani lain dengan bagi hasil. Harga jualnya tejangkau yakni Rp.1.000- 2000/kg tapi kuantitasnya besar. Jika dijual ke pedagang lain atau ke konsumen langsung harganya jadi Rp.1500- 2500/kg. Dia juga berjualan bibit singkong ukuran diameter 2- 3 cm dan panjang 20cm seharga Rp.500/batang.
Ia sangat optimis dengan bisnis singkong. Terbukti permintaan singkong terus berjalan. Bahkan sempat juga merasa kwalahan. Menurut Anto, singkong miliknya jadi rebutan tengkulak, karena mereka tau rasa singkong ini maknyus. “Saya sampai kwalahan memenuhi permintaan,” paparnya.
Bahkan dia sudah membangun pabrik pengolahan sekala kecil. Dengan bantuan investor dari China dan lain- lainnya, dia tengah membangun lahan di Kutai Kartanegara seluas 7000 ha, Malinau 20.000ha, Berau 5000 ha, dimana dia berencana juga membuka lahan seluas 1000ha di Samarinda, tutup pria kelahiran 14 Januari 1977 ini.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky
SaveSavedRemoved 0