Profil Pengusaha A Pramono

Nama pengusaha Mas Mono dikenal aktif bersosial media. Kisah pria bernama lengkap A. Pramono, atau Agus Pramono, memiliki kisah bak sinetron televisi. Dia yang sukses beralih dari seorang office boy jadi bos rumah makan.
Belasan tahun sudah berlalu ketika dirinya mengadu nasib ke ibu kota Jakarta. Ia memulai semua dari bawah sekali menjadi office boy sebuah perusahaan swasta. Lalu Mas Mono beralih profesi menjadi seorang penjual ayam bakar pinggir jalan.
Pramono menjadi miliarder berkat kegigihan dan juga ketekunannya, apa rahasianya?
Resep Rahasia
Artinya, setiap kesuksesan itu membutuhkan perjuangan untuk mendapatkannya. “Orang tidak tahu dan mungkin tidak mau tahu, ketika memulai usaha ini saya harus ke pasar jam tiga dinihari. Jam empat subuh sudah menyalakan kompor, ketika kebanyakan orang masih tidur,” ujar Pramono.
Dengan memakai kaos, celana gombrang dan sandal jepit, Pramono setia melayani para pembeli yang baru datang pukul 14.00. Sebagian pembeli warungnya adalah meraka para mahasiswa dan orang kantoran yang bekerja di wilayah tersebut.
Dalam foto tersebut, ia menyimpan kisah perjalanan bisnisnya dari pertama hingga akhir. Pria yang sekarang terlihat lebih maco dan keren, dulunya kurus, memang hobi fotografi. Jika dulu fotonya masih biasa saja, kini ia telah lebih baik karena terus diasah; bukan juga karena tau akan sukses loh.
Bukan bermain bermain game seperti kebanyakan orang. Sebab dia tahu, dengan menguasai suatu keterampilan kelak kariernya bisa naik dan gajinya juga akan lebih besar.
Cita- citanya cuma satu, bagaimana caranya lebih membahagiakan orang- orang yang dicintai, keluarga dan orangtuanya. Di tahun 2001, dia keluar dari perusahaan tersebut dan memulai usaha dengan berjualan gorengan keliling di seputar,wilayah Pancoran, Jakarta Selatan.
“Banyak saudara saya yang tidak terima dengan keputusan itu. Apalagi pada awal-awal berdagang, omzetnya baru Rp 15.000 sampai Rp 20.000 per hari,” ujarnya. Meski menghadapi banyak tentangan Pramono tak patah arah.
Sampai akhirnya dia mendapat lapak kosong di seberang Universitas Sahid. Dengan modal Rp 500.000 untuk membeli gerobak dan peralatan lainnya, termasuk ayam lima ekor, Pramono membuka lembaran barunya dengan menjual ayam bakar.
Namun karena belum mahir mendorong gerobak, pernah suatu ketika ayam dagangan jatuh ke pasir. Terpaksa ayam tersebut harus dibersihkan dulu.
Terlepas dari peristiwa itu, beberapa tahun kemudian usaha Ayam Bakar Mas Mono berkembang pesat. Dia mempunyai 13 cabang dan dalam satu hari bisa menjual 1.000 ekor ayam.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky