Profil Pengusaha Eva Yunus

Rahasia Kerupuk Kemplang

Perlu diketahui Eva menjadi pengusaha karena desakan ekonomi. Mudahnya dia kepepet jadi pengusaha dan itu nyatanya berhasil. Suaminya hanyalah guru, bergaji pas- pasan, hanya mampu menghidupi kebutuhan keluarga sehari- hari.
Piliha bisnisnya jatuh pada usaha kerupuk. Alasanya usaha apa yang tak bermodal besar, ya, usaha kerupuk inilah hitungan kasar Eva. Tentu hasilnya besar jika benar ia mengerjakannya. Nyatanya ia punya modal yaitu dari ilmu kerupuk dari orang tuanya.
Sayang, menjadi pengusaha itu susah tak segampang ia bayangkan. Dia harus melalui masa- masa sulit di awalnya. Semua karena di Palembang sendiri banyak pengusaha kemplang. Tapi Eva tampak tak mau untuk menyerah.
Sasaran pertama “uji coba” kerupuk kemplang buatannya ialah mereka para tetangga dan sanak sudara. Ia lantas menggelar lapak di emperan rumahnya. Agar bisa laris manis sagala upaya dilakukannya. Eits, bukan upaya mencurangi isinya ya. Eva paham betul konsekuensinya.
“Dengen begitu rasa ikannya akan lebih terasa,” ungkapnya. Selain pada kualitas ikan ditingkatkan, andalan usahanya ialah ia menggunakan bumbu khusus. Untuk yang satu ini Eva enggan mengungkapnya kepada kita.
Upaya akhirnya ialah ia menawarkan produk itu di acara- acara arisan, sunatan, hingga perkawinan. Dia pun tak lupa menawarkan daganganya ke toko- toko. Dari sanalah ia mendapatkan pesanan- pesanan datang hingga sekarang.
Ia mengaku usahanya ini tak fokus pada untung sebesar- besarnya. Dia malah lebih senang karena kurupuk miliknya Kerupuk Yunus jadi terkenal. Eva lebih fokus pada branding produknya ini. Dengan nama kerupuk miliknya semakin besar maka pembeli akan datang sendirinya.
Modal Usaha Kerupuk Kemplang
Semakin terkenalnya Kerupuk Yunus mengantar Eva ke keberuntungan lain. Konsistensinya membangun dari nol brand miliknya. Membuat usahanya kini didatangi banyak orang, bahkan, kamu akan melihat rentengan mobil- mobil berjejer di depan rumahnya.
Dia mengajukan modal cuma 9 juta. Pinjaman berbunga 6% ini digunakannya nanti untuk menambah jumlah karyawannya. Belum sampai jatuh tempo ia sudah bisa melunasinya. Karena itulah Pusri mau memberikan modal kedua untuk Eva.
Eva harus membina para nelayan plasma. Mereka adalah para nelayan pemasok ikan gambus dan tengiri. Ini bukanlah persoalan baginya. Justru dengan adanya hal ini ia bisa mendapatkan koneksi. Mereka itulah para nelayan yang membantu memasok usahanya kini.
“Saya tak segan menolak jika ikan dari nelayan ternyata berkualitas jelek,” tandas Eva.
Mendapat sentuhan teknologi Eva mampu berinovasi lebih. Kerupuk kemplang miliknya ini bisa jadi aneka rasa. Dia mendapatkan dorongan bimbingan Badan Litbang dan Inovasi Daerah Sumatra Selatan. Produk kerupuk kemplangnya bisa jadi aneka rasa.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky