Profil Pengusaha Lientje Mamahit

Bermula era 90 -an, ada seorang pendeta, namanya Lientje MH Mamahit yang siapa sangka akan terkenal sekarang. Dia ditugasi melayani rumah sakit Pancaran Kasih, bidang Pastroan Konseling Catatan Medik dan pengalaman ternyata berdampak. Ia mengerti sekali pentingnya menjaga kesehatan masyarakat kita.
Bisnis adalah perjuangan
Penjualan sudah sampai ke banyak supermarket di Kota Manado, ke Multi Mart, Top Mart, Golden dan lainnya. Dengan berbisnis jamu herbal bisa membawanya ibadah sampai Jarusalem, Palestina. Juga bisa buat menyekolahkan anak sampai jenjang universitas.
Bu Lin sangat bersyukur mampu menguliahkan anaknya. Yang tertua sudah menikah, dan anak keduanya nampak tertarik dengan bisnis karena berkuliah jurusan Agrobisnis. Berkat usaha jamu herbal membawa dia ke berbagai acara ke luar negeri. Pengetahuan akan herbal bertambah lewat seminar dan simposium.
Tahun 1996, peraturan pemerintah mengharuskan rumah sakit memiliki tempat untuk herbal, maka dia lah yang diutus mengikuti aneka pelatihan. Dikala melakukan tugas, Bu Lin sempat sakit, ketika ditangani oleh dokter dan disuntik bukannya sembuh malah pingsang -seolah tubuhnya menolah obat kimia tersebut.
Singkat cerita diutus kembali, ia berangkat pelatihan herbal ke rumah sakit Bethesda Yogya. Dari pelatihan tersebut dia membangun usahanya bermodal 1 kilogram temulawak, jahe merah, dan kunyit. Tahun 2004 tugasnya di rumah sekit selesai, ditugaskan ke Gereja Pniel Bahu dan membentuk kelompok tani.
Ketekunan membuatnya diangkat menjadi Direktur Agrobisnis. Pengembangan tanaman obat dilakukan Bu Lin sampai bervariatif. Tahun 2008, dia mengikuti simposium internasional soal temulawak ke IPB, yang mana bertujuan mematenkan temulawak karena kunyit dipatenkan Jepang.
Produkis sudah bisa sampai 30.000 sachet. Tenaga kerja sebanyak 5 orang, juga sudah dibantu oleh anak- anaknya. Pemasaran selain ke penjuru supermarket Menado dan Tomohon. Pesanan juga sudah sampai ke Amerika Serikat dan Inggris.
Bahan bakunya dibeli ke pasar, Bu Lin juga menanamnya sendiri. Karena dia tau bahan baku utama mahal jadi harus ditanam. Namanya Eufraino merupakan nama anak pertama. Dimana nama berasal dari bahasa Yunani yang berarti saling menghidupi. Untuk ke depan prospek herbal masih terbuka luas tutup Bu Lin.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky