Lilik Oetama CEO Baru Kompas Group Pengusaha Hotel

Biografi Pengusaha Lilik Oetama

ceo baru kompas group

Nama Lilik Oetama, yang lebih dikenal sebagai pengusaha Hotel, disebut- sebut akan menahkodai Kompas Group. Tidak mudah menggerakan bisnis sebesar Kompas. Apalagi dasar Lilik dikenal sebagai CEO pengusaha Hotel. Meskipun masih dalam satu naungan apakah dirinya mampu.

Kompas Group, awalnya dikenal sebagai perusahaan media cetak. Lambat laun berkembangnya jaman bisnis Kompas tidak lagi dibatasi. Bermula ketika bisnis media cetak mulai tak lagi digemari. Arah bisnis mereka bahkan cenderung tidak terbaca dan diluar pemikiran umum.

Di tahun 2017, perusahaan pernah melakukan PHK karyawan, terutama di divisi media cetak. PHK Kompas juga sampai ke bisnis penerbitan buku dan beberapa unit lagi. Bukan hal baru, bisnis media cetak sudah banyak ditinggalkan, memilih fokus mengerjakan digital

Bisnis Kompas Group seolah tidak mengikuti jaman. Direktur Utama, dari Jacob Oetama, yang kemudian memilih mengundurkan diri dan hanya memegang penasihat. Dilanjut mundurnya Agung Oetama sebagai CEO perusahaan, arah bisnis Kompas kembali tidak jelas karena nahkodanya.

Pengusaha Hotel dan MICE

Bisnis Kompas Group akhirnya dipegang sosok Lili Oetama, siapakah dia ini. Dia dikenal sebagai pemegang satu unit bisnis. Yaitu PT. Dyandra Media Internasional (DMI), yang dikenalĀ  menjalankan bisnis khusus MICE atau bisnis pertemuan, konfrensi, dan eksibisi.

Pertumbuhan ekonomi bagus, membawa Kompas mengarahkan bisnisnya ke arah bisnis pertemuan. Mulai dari acara event organizer, professional exhibition, hotel, convention centers, dan lain- lain. Fokus mensuport lewat 35 anak usaha strategis dan terintegrasi.

Menjadi penguasa 90% bisnis MICE sangat percaya diri hingga mencatat namanya di Bursa Saham. Dyandra sendiri memiliki jaringan hotel, gedung konversi, dan perusahaan pendukung. Bisnis yang tergabung dalam Kompas Group, Lilik merasa lebih percaya diri.

Bisnis event organizer kelas dunia memang belum terlalu dilirik. Terbatasnya jumlah suport menjadi kendala pemain bisnis ini di lokal. Makin banyaknya pameran, termasuk pameran mobil mewah, harusnya menjadi pandangan sendiri bagi pengusaha bisnis MICE.

Kinerja Dyandra membukukan pendapatan Rp.800 miliar, tumbuh pesat menjadi Rp.1,2 triliun. Total 70% pendapatan dari acara APEC, WTO, dan pameran IIMS. Dyandra memiliki 1.001 kamar hotel. Ini bahkan mencapai 3.000 kamar, tentu dari beberapa hotel baru yang direncanakan dibangun.

Bisnis MICE menjadi penolong ketika bisnis Kompas mulai jatuh. Ada cerita tentang konvesi TV7 menjadi Kompas Tv yang terkendala, seolah menjadi cerita lain. Kesuksesan Lilik mengembangkan bisnis MICE. Menjadikannya salah satu pengusaha Hotel terbesar dan terbaik.

Bisnis MICE termasuk di dalamnya bisnis perhotelan. Membawa angin segar kepada Kompas Group. Hotel Santika dan Amris berkembang pesat. Menjadi sumbangan terbesar bagi perusahaan Kompas, menambal kerugian dari unit lain.

Menurut Ferizal Ramli, ferizalramli.wordpress.com, menyebutkan semua karena kegugupan akan teknologi. Kisah tentang TV 7 yang sempat dijual ke Trans Tv. Kemudian dibeli kembali dengan modal besar- besaran karena ternyata bisnis televisi menjanjikan.

Ketika TV 7 telah disulap menjadi Kompas Tv, sayangnya, sudah banyak pemain bisnis televisi yang sudah bertengger memiliki tempat kuat. Disisi digital, nama Kompas.com juga mengalami kesulitan, ide tentang menaruh media cetak ke digital mengalim kesulitan karena format beritas berbeda.
Untung ada Lilik Oetama, hingga fokus bisnis media menjadi bisnis properti, sementara itu diwaktu bersamaan perusahaan masih bisa memperbaiki baik Kompas Tv maupun Kompas.com. Beruntung latar belakang Lilik yang sudah berbisnis lama di unit bisnis properti, seperti Dyandra.
Biodata Viral
We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Terviral
Logo
Shopping cart