Profil Pengusaha Noor Rafita

Tidak mudah bagi Noor Rafita menjadi ibu rumah tangga. Ia sempat bekerja menjadi dosen. Kini setelah ia jenuh akan rutinitas ibu rumah tangga. Noor tidak tanggung- tanggu kembali bekerja. Dia kini dikenal luas sebagai pengusaha wanita mumpuni.
Bisnis lanang
Ia merasa jenuh jualan milik orang lain. Nah, ketika itu di Bogor tengah tren makanan lapis, inilah pilihan bisnis Noor akhirnya. Awal dia membuat lapis talas seperti orang banyak. Justru ketika dia membuat lapis nangka lah bisnisnya meroket. Mulai dari keluarga, tetangga, kemudian menyebar menjadi menu pilihan.
Kue buatan Noor mendapatkan respon positif. Lanjut bisnis Noor kemudian diberi nama LaNang atau kepanjangan lapis nangka. Melalui online menjaring banyak masyarakat Bogor. Lapis nangka Noor bahkan sampai di Papua.
Keahlian bisnis online membuat dia makin laris. Mendorong dia membuka toko sendiri. Pada April 2014 dibukalah toko kue Noor pertama. Yakni di JL Pandu Jaya No.66, Perum Indraprasta, Bogor. Tidak cuma kue nangka juga aneka kue termasuk kue ulang tahun.
Toko Rafika’s Cake ini merupakan perwujudan keingan pelanggan. Untuk menghemat tenaga di lantai dua ada tempat pembuatan kue langsung. Beberapa tahun lalu, ketika orang tengah asik menikmati lapis talas. Noor menciptakan tren baru. Kue lapis nangka ternyata lebih wangi, dan teksturnya lebih lembut.
Padahal menurutnya, Bogor merupakan penghasil nangka terbesar di Jawa Barat. Kan belum ada tuh jenis olahan nangka sebelumnya. Dimulai sejak 2012, ia mulai mencoba eksplorasi, bermodal Rp.5 juta sudah bisa berbisnis sendiri. Jerih payah Noor menghasilkan omzet Rp.20- 30 jutaan atau juga setara 800 bungkus/bulan.
Harga perkardus adalah Rp.35 ribu berat 450gr. Aneka rasa mulai pandan, vanila, coklat, dan rasa original. Namun yang paling laku rasa pandan. Untuk daya tahan sendiri mencapai 5 harian. Bisnis kue Lanang ini terbilang lancar hanya dua tahunan saja.
Waktu dua tahun sudah termasuk sulitnya pemasaran. Jadi buat kamu pengusaha muda jangan patah arah. Ia memberikan bocoran, yakni lewat sistem konsinyasi atau sistem titip. “Tapi karena merugi, sekarang pakai sistem beli putus,” paparnya.
Kue lanang dijual dari mulut ke mulut. Lewat sosial media, seperti Facebook, Twitter, lantas terbang ke Papua. Hasilnya adalah empat outlet termasuk di Sentul Vaganza, Tole Iskandar, Terminal Barangansiang, Jalan Pajajaran.
Dia mempekerjakan sepuluh orang. Tujuh orang pegawai tetap. Sementara asik berbisnis, Noor tidak lupa akan tugas ibu rumah tangga. Walaupun usaha sudah sangat besar. Dia bekerja kalau anak- anak sudah ke sekolah. Ketika sampai di toko, beberes, kemudian siap- siap pulang bareng anak.
“Jadi keluarga tetap yang nomor satu,” tuturnya. Ketika ibu- ibu sibuk bergosip, Noor malah telah asik menekuni jabatan baru yakni pengusaha kue lapis, sementara masih bisa menjaga anak- anaknya.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky