Profil Pengusaha Adrian Christopher dan Eugenie Patricia AgusĀ

Ā
Variasi makanan penutup mulai marak. Apalagi dikalangan anak muda jaman sekarang. Keunikan tersebut juga dibawa oleh mereka pengusaha muda. Gairah muda memberikan warna pada makanan desert yang telah ada. Ambil contoh kisah sukses kaka beradik Adrian Christopher Agus dan Eugenie Patricia Agus.
Bisnis anak muda
Adrian dan Eugenie berkuliah jurusan bisnis dan manajemen. Mereka mulai dengan menawarkan ke teman terdekat hingga keluarga. Sukes puding lembut mereka membuat saudara dan kerabat ketagihan. Puding yang dibuat mereka bukan puding biasa melainkan soft pudding.
Juli 2013, mereka lantas memasarkan puding mereka, namanya Puyo Silky Dessert melalui Instagram. Mereka ingat betul waktu itu Ramadhan. Lewat cara marketing tersebut bisnis Puyo langasung menangkap perhatian. Pemasaran lewat sosial media teratur, pembayaran lancar dan respon cepat dipenuhi mereka.
Adrian insiatif menggunakan dua akun bank, bisa bayar lewat ATM, sala satunya Bank Central Asia yang mana dia memanfaatkan SMS banking. Ketika pesanan melonjak mereka menangani. Mereka sudah siap soal pembayaran.
Meskipun berawal dari iseng, mereka tidak pelit meskipun tidak besar, mereka mengeluarkan modal uang sampaiĀ Rp.5 juta. Uang tersebut merupakan pinjaman ayah kepada mereka. Uang tersebut merupakan pinjaman berjangka tiga bulan. Jadi salam waktu tersebut mereka harus sukses tidak ada alasan apapun.
Eksperimen selama tiga bulan. Bahan utamanya bukan susu hewani. Melainkan memakai susu nabati yang lebih sehat. Lebih sehat juga cocok buat mereka yang alergi susu hewani. Aneka rasa mereka tawarkan seperti rasa ubi ungu, stroberi, teh hijau, pisang, coklat, mangga, hazelnut.dll.
Di Januari 2013 mereka sudah memiliki booth resmi kedua Puyo Silky Dessert. Harga jual produknya Rp.12.500. Keunggulan mereka selain cita rasa ialah tetap inovatif. Mereka selalu menghadirkan varian produk baru termasuk dalam rasa. Penjualan kemudian ditingkatkan ke tingkat reseller hingga bisa masuk restoran.
Tercatat makanan mereka nangkring di beberap restoran, seperti di Jakarta Selatan, Kelapa Gading, Pantai Indah Kapuk, Bekasi dan Bandung. Sebut saja nama Dapur Ciragil dan Newbury Cafe, dengan begitu saja mereka mampu mengantungi omzet ratusan juta.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky