Imas Sobariah: Menghidupkan Teater di Tanah Lampung

Imas Sobariah
WANITA sederhana ini lahir di Garut, Jawa Barat, 15 Februari 1971. Berlatar belakang pendidikan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI), Bandung, dia bergabung dengan Teater Kharisma di lingkungan kampus ITB.

Dia Imas Sobariah. Banyak prestasi dan karya yang telah dia kerjakan di dunia teater. Imas pernah menjadi anggota Teater Ketjil pimpinan Arifin C. Noor (1992?1993) dan sempat menjadi manajer unit dalam beberapa film Arifin C. Noor. Pada 1993, dia menjadi penari dalam sebuah pertunjukan tari kontemporer di Singapura.

Bahkan, pada 1994, Imas tergabung pada divisi teater pada Taman Budaya Lampung dan membentuk Teater Mitra pada 1995 dengan karyawan Taman Budaya Lampung dan mahasiswa sebagai anggotanya.

Tahun 1999, dia mendirikan Sanggar Helau, sebuah sanggar yang mengembangkan pola teater tradisional Lampung (Teater Warahan). Sejak 2000 sampai sekarang. Dia juga berperan dalam pembentukan Liga Teater Sekolah Menengah di Lampung, dia menjadi salah satu konseptornya. Imas juga dipercaya menjadi ketua penyelenggara Liga Teater Sekolah Menengah di Lampung pada 2006.

Imas Sobariah (kiri) bersama anaknya, Raray Masae Soca Wening Ati.

Istri dari Iswadi Pratama, salah satu seniman dan budayawan Lampung yang masuk 100 tokoh terkemuka Lampung ini di akhir 2006 mengundurkan diri dari keanggotaan Teater Mitra. Kemudian, dia membentuk komunitas teater yang dinamakan Teater Satu Lampung bersama suaminya,  yang juga berprofesi sebagai sutradara teater.

Di tempat itu, Imas menjadi direktur, manajer, penulis naskah, perancang kostum, dan sutradra bagi Teater Satu Lampung. Berkat usahanya, Teater Satu Lampung masuk jajaran papan atas kelompok teater di Indonesia pada 2008 versi majalah Tempo.

Dia juga ikut membantu wanita-wanita yang ingin berkiprah dalam teater, seperti menjadi manajer operasional program Kala Sumatera bekerja sama dengan Hivos dari Belanda membangun Jaringan Teater Sumatera dalam program periode Sumatera. Semua peserta dalam program ini adalah wanita. Para peserta dikirim oleh grup teater masing-masing. Mereka diberi pelatihan akting, menulis, dan penyutradaraan.

“Periode Sumatera artinya adalah sekarang saatnya seniman teater dari Sumatera menunjukkan kemampuannnya di tingkat nasional yang didominasi oleh grup-grup teater dari tanah Jawa.

Setelah mendapatkan pelatihan beberapa bulan, mereka mendapatkan kesempatan mempertunjukan kemampuannya bersama grupnya. Yang terbaik akan diberikan kesempatan untuk tampil di TIM, komunitas Salihara, dan pusat kebudayaan lainnya,” kata Imas.

Di dunia seni dan budaya itu banyak karya yang telah Imas lahirkan, di antaranya Wanci (1995), Kosong (1996), Kamar Sebelah, Si Aruk dan Pangeran, Lysistrata (1997), Antigone (2000), Pelayan (2003), dan Nyai Antosoroh (2007).

Dia juga dikenal aktif menghadiri forum acara yang diselenggarakan di dalam negeri maupun di luar negeri, di antaranya ikut menyajikan materia untuk sesi drama pada Woman Playwrights International Conference di Jakarta dan Ubud, Bali, (2006) dan the Exchange Playwrights Forum di Malaysia (2007).

Selain aktif berteater, Imas juga aktif menulis puisi dan hasil karyanya terbit dalam beberapa antalogi puisi, antara lain Konser Ujung Pulau, Surat Putih 2, dan lain-lain. (KIM/S-3)

BIODATA

Nama : Imas Sobariah

Lahir : Garut, Jawa Barat, 15 Februari 1971

Pendidikan: Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI), Bandung

Karya Penyutradaraan :
– Wanci (Imas Sobariah), tahun 1995 di Lampung
– Kosong (M. Noor), tahun 1996 di Lampung
– Lysistrata (Aristophanes), tahun 1997 di Lampung
– Hitam/Jerit Tangis di Malam Buta (Rolf Lauckner) di Lampung
– Antigone (Jean Anouilh), tahun 2000 di Lampung dan Padang
– Pinangan (Anton Chekov), tahun 2004 di Lampung
– Pelayan (Jean Genet), tahun 2003 di Lampung, Solo, Padang, dan Jakarta
– Nyai Ontosoroh (Adaptasi atas novel Bumi Manusia karya Pramudia Ananta Toer, tahun 2007 di Lampung
– Hang Li Poh ( Ann Lee), tahun 2007 di Bali, dll.

Karya Puisi:
– Antologi Konser Ujung Pulau, Dewan Kesenian Lampung (2002)
– Antologi Surat Putih 2, Risalah Badai (2002)

Karya Naskah:
– Wanci (1996 dan 2007)
– Kamar Sebelah (2006)
– Si Aruk Dan Pangeran (2007)
– Sebuah Catatan (2009)
– Leungit (2010), dll.

Karya Penelitian/Buku:
– Warahan di Lampung (1999)
– Mempersiapkan produksi Teater SLTA (2009)

Sumber:
Inspirasi, Lampung Post, Jumat, 5 April 2013

Biodata Viral
Terviral
Logo
Shopping cart