Chusnunia Chalim, Motivasi Kaum Perempuan

Chusnunia Chalim

SOSOK perempuan muda dan energik yang memiliki karier melejit dalam dunia politik, Chusnunia Chalim, merupakan bupati terpilih dalam pemilihan umum kepala daerah di Lampung Timur 9 Desember 2015 lalu. Di Lampung, baru Lampung Timur yang bakal dipimpin seorang bupati dari kaum hawa.

Melalui tulisan ini Chusnunia Chalim yang akrab disapa Nunik ini menginspirasi kaum perempuan dalam dunia politik.

Kamis (21/1/2016), pukul 20.00, Chusnunia tiba di pendopo pondok pesantren milik Ahmad Sodik. Dengan mengenakan kebaya bermotif bunga warna biru dan mengenakan hijab kuning muda, dengan kesederhanaannya dan raut wajah ramah, perempuan berusia 30 tahun itu dengan berhati-hati dan menundukkan kepalanya, layaknya seorang santri menyalami sesepuh-sesepuh yang ada di Pondok Pesantren Darussalamah di Desa Brajadewa, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur.

“Assalamualaikum Mbah Yai, assalamualaikum Pak Gubernur,“ ucapan Chusnunia dengan KH A Sodiq dan Gubernur Lampung M Ridho Ficardo di Pendopo Ponpes Darussalamah itu.

Wanita kelahiran desa terpencil, yaitu Karanganom, Kecamatan Wawaykarya, Lampung Timur, Juli 1982 itu putri pertama KH Abdul Chalim (alm). Nunik dibesarkan di dunia pesantren.

Wajar, meskipun terpilih sebagai bupati Lampung Timur, gaya hidupnya tetap terkesan sederhana dan sangat menghormati orang yang lebih sepuh, meskipun orang tersebut tidak memiliki jabatan.

Dibesarkan di dunia pesantren bukan berarti politikus PKB tersebut tidak menggeluti pendidikan formal. Chusnunia telah menyelesaikan pendidikan strata tiga (S-3) ilmu politik di Universitas Malaya (Kualalumpur).

Dengan waktu yang terbatas, wartawan Lampung Post Agus Susanto berkesempatan mewawancarai Bupati Lampung Timur terpilih, Kamis (21/1/2016) malam, di Ponpes Darussalamah.

Menjadi anggota DPR dua periode berturut-turut merupakan jabatan yang luar biasa dan perlu perjuangan yang cukup besar. Kenapa belum selesai periode yang kedua menjadi anggota DPR, Anda memilih mencalonkan diri sebagai bupati Lampung Timur?

Saya dilahirkan di Lampung Timur, di desa yang terpencil dan di kecamatan paling ujung, berbatasan dengan Lampung Selatan, yaitu Kecamatan Wawaykarya. Semasa usia belasan tahun saya sudah bergelut di dunia pesantren, dan alhamdulillah bisa menempuh ilmu pendidikan melalui jalur formal hingga tamat S-3.

Terkait dengan mencalonkan diri sebagai bupati Lamtim, cucu dari KH Ma’soem Ahmad itu ingin mengabdikan diri untuk Lampung Timur, dan tentu sebagai pemudi kelahiran Lamtim sangat wajar dan sudah seharusnya berjuang demi tanah kelahirannya.

Bentuk perjuangan saya dengan mencalonkan diri sebagai bupati, dan perjuangan kami masih panjang lima tahun ke depan, itu yang sudah pasti. Dan tentu sebelum melangkah dalam pencalonan, saya direstui keluarga besar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan keluarga besar NU, dan alhamdulillah direstui dan diberikan amanah oleh masyarakat Lampung Timur.

Setelah dilantik nanti, program 100 hari apa yang Anda akan lakukan untuk masyarakat Lampung Timur?

Dengan bekerja bersama wakil saya, yaitu Zaiful Bukhari, dan jajaran pegawai Lampung Timur, dari pemerintahan desa hingga kabupaten, saya meminta selama 100 hari setelah dilantik insya Allah karena masyarakat Lampung Timur mayoritas aktivitasnya petani, tentu akan mewujudkan dunia pertanian menjadi lebih baik. Bukan baik untuk saya, melainkan baik untuk petani.

Objek pertanian tentu meliputi saluran irigasi akan kami pantau bersama dinas terkait. Jika saluran air menuju persawahan mengalir dengan baik, mudah-mudahan tanaman petani bisa teraliri dengan cukup.

Terkait kondisi pupuk bersubsidi yang selalu menjadi keluhan petani, langkah kami akan mengumpulkan seluruh pengusaha atau distributor pupuk, pengecer pupuk, kelompok tani, untuk bermusyawarah menemukan solusi terbaik soal kebutuhan pupuk untuk petani.

Jika memang kendalanya kuota kurang, insya Allah saya bisa meminta bantu rekan-rekan yang ada di pusat agar petani Lamtim tidak kekurangan pupuk bersubsidi.

Selain bidang pertanian, infrastruktur terutama jalan juga menjadi perhatian utama. Dengan kondisi jalan yang bagus, tentu akan membuat mudah segala lini perekonomian, bagi pedagang bisa membawa dagangannya dengan mobilnya atau sepeda motornya melalui jalan yang tidak menyusahkan, bagi para guru yang bertugas di daerah yang pelosok bisa menikmati jalan yang tidak menyusahkan, dan itu pasti jika jalan bagus akan berdampak postif dari berbagai lini ekonomi. Artinya, bukan yang lain tidak kami prioritaskan, semua akan kami berlakukan yang sama selama lima tahun ke depan.

Di Provinsi Lampung, baru Lampung Timur yang mempunyai bupati terpilih perempuan, bahkan Anda jika dilihat usianya masih relatif muda sebagai seorang bupati. Apa tanggapan Anda terkait dua hal ini?

Dalam urusan dunia politik, perempuan dan laki laki tidak ada yang dibedakan, semua punya hak untuk urusan politik. Justru saya berharap bisa memotivasi kaum perempuan yang ada di Lampung Timur, Provinsi Lampung, bahwa perempuan juga bisa menguasai ilmu politik dan berkarier dengan tujuan memperjuangkan negara.

Terkait usia yang dikatakan masih relatif muda, menjadi pemimpin tidak bermodalkan usia, tapi modal ilmu, pengalaman, dan luwes berinteraksi dengan masyarakat.

Sebelum mencalonkan diri sebagai bupati, saya sudah menjadi anggota DPR dua periode, itu sudah bisa saya jadikan ilmu dan pengalaman, dan saya menyiapkan menjadi bupati tidak hanya satu bulan atau satu tahun, sejak kecil sudah saya siapkan. Dari kecil saya sekolah, baik nonformal (pesantren) ataupun formal, tentu dengan modal sekolah seorang manusia sudah membekalinya diri, entah nanti jadi bupati, presiden, kepala desa, anggota Dewan dan pejabat lainnya, itu urusan Allah.

Di Lampung Timur, khususnya di Kecamatan Pasirsakti dan Labuhanmaringgai, merupakan daerah tambang pasir ilegal, apa yang akan Anda lakukan setelah menjabat bupati nanti?

Meskipun soal pertambangan sudah dipegang kewenangannya oleh Pemerintah Provinsi, setelah saya menjabat nanti, tentu saya bersama jajaran dinas terkait akan melakukan langkah awal, yaitu menutup sementara tambang pasir, dengan tujuan untuk mengetahui lokasi tambang pasir yang mana yang berizin, yang izinnya mati, yang tidak mempunyai izin sama sekali.

Setelah diketahui tentu langkah kami menawarkan dengan penduduk sekitar, jika galian pasir di dua kecamatan itu terus dilakukan pengerukan, apa dampak negatif bagi warga, dan apa dampak positif bagi warga, nanti akan saya pertimbangkan. Jika lebih banyak dampak negatifnya bagi masyarakat, kemungkinan besar saya akan menutup secara permanen.

Bagaimana penempatan pejabat di Lampung Timur setelah Anda dilantik nanti?

Terkait dengan keberadaan pejabat, saya tidak akan serta-merta melakukan perombakan. Pada dasarnya sebagai pejabat negara itu sifatnya mengabdi dengan negara dan melayani masyarakat, yang perlu dihilangkan yaitu pejabat yang kurang melayani masyarakat.

Saya membutuhkan pejabat yang berkomitmen mengabdi dengan Lampung Timur atau negara, meskipun seorang pejabatnya tidak tinggal di Lamtim, harus maksimal dalam melayani masyarakat Lamtim.

Lampung Timur terkenal dengan kriminalitas, seperti perampasan sepeda motor (begal). Apa yang Anda lakukan selama menjadi bupati lima tahun ke depan?

Sejatinya manusia itu tidak ada yang menginginkan berperilaku jahat, dan pastinya manusia itu tahu dampak negatif dari berperilaku jahat, seperti melakukan pembegalan. Yaitu ditangkap polisi, bisa jadi dihakimi massa. Di balik semua itu, pasti ada masalah yang menekan mereka melakukan kejahatan. Pasti tidak lepas dari kondisi ekonomi, tentu insya Allah, jika saya sudah dilantik memimpin Lamtim akan berusaha membuat masyarakat Lampung Timur, khususnya kawula muda, memiliki pekerjaan yang positif.

Saya sering mendengar pelaku kejahatan itu dilakukan oleh remaja yang umurnya belasan tahun. Tujuan saya, pemerintah Lampung Timur, khususnya para guru SMP dan SMA, harus benar-benar bisa mendoktrin akhlak anak yang masih remaja dengan hal-hal positif, yang bisa membuat jiwa anak-anak tidak melakukan kejahatan.

Terkait kriminalitas, semua harus bisa berperan melakukan penekanan melalui bidangnya masing-masing, baik kepolisian, TNI, legislatif, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, pamong desa, semua akan kami rangkul untuk memperjuangkan Lamtim ini aman dari kriminalitas apa pun. []

 
BIODATA
Nama : Hj Chusnunia Chalim, M.Si., M.Kn.
Kelahiran : Desa Karanganom, Kecamatan Wawaykarya, 12 Juli 1982
Pendidikan :
S-1 UIN (Walisongo Semarang)
S-2 Universitas Nasional
S-2 Universitas Indonesia
S-3 Universitas Malaya

Pendidikan Nonformal:
Pesantren Alhidayat (Lasem Rembang, 1995—1998)
Pesantren Al Ishom (Mayong Jepara 1998—2001)

Aktivitas Organisasi:
PP Fatayat NU (2010—sekarang)
IKAPMII (2013—sekarang)
Pengurus KNPI (2015—2018)
PB PMII (2007—2005)
KIPP Semarang (2003—2005)

Sumber:
Wawancara, Lampung Post, Minggu, 24 Januari 2016 
   

Biodata Viral
Terviral
Logo
Shopping cart