Profil Pengusaha Rizki Damanik

Ketiganya sepakat bahwa Corona membuat semua susah. Tidak cuma Rizki melainkan semua orang. Anak muda kehilangan pekerjaan atau susah kerja. Kondisi lapangan sulit menguji ketangguhan milenial. Yang ditantang membuat trobosan demi mendapatkan penghasilan.
Prospek Cerah Angkringan
“…bisa dibilang milenial ini diuji dan ditantang untuk berani dalam hal bertindak ya,” terang Rizki kepada Detik.com.
Dirinya tertantang untuk mengajak teman- temannya agar berani. Terutama kita harus berani bisnis angkringan ini. Tentu Rizki memiliki kekhawatiran dalam benak, bahwa usahanya nanti bakal sukses atau tidak.
Tetapi dia tetap melanjutkan bersama teman usaha angkringan Titik Nol. Di tahun 2020, Rizki benar- benar merasakan getirnya usaha ditengah pandemi. Sempat dia merasakan ingin menyerah karena takut. “Sedikit agak goyang sih awalnya, bakal ramai atau enggak,” terusnya.
Tujuannya membuka usaha ialah tidak sekedar uang. Tidak buat mencari uang sebanyak- banyaknya, melainkan dia membuka usaha membantu banyak orang. Ia ingin membuka lapangan pekerjaan tidak sekedar uang.
Kenapa membuka bisnis angkringan dikala Corona. Dia melihat prospek cerah. Bahwa slogan “Jogja itu Istimewa” benar. Kemudian dia memikirkan apa mencolok di daerah Yogyakarta. Maka ia berhasil menemukan angkirang adalah jawaban.
Tahun 2018 silam, ia memang mau membuka angkirangan, tetapi kesempatan datang tahun depan. Di 2019, dia mengamati memang angkirang punya prospek cerah. Kebetulah dia mendapatkan tugas buat observasi dari organisasi kampus.
Ini usaha angkringan memang tidak pernah mati. “Dari situ, saya terniat sepertinya cocok nih dibawa ke Medan,” Rizki menambahkan. Usahanya bulan pertama sama sekali tidak menguntungkan. Barulah dia menghasilkan omzet sampai Rp.10 juta perbulan bersih.
Angkringan titik nol bukan sembarangan jualan. Mereka selain membawa suasana Yogya tetapi juga cita rasa. Boleh dibilang Rizki terlambat menjalankan usaha angkringan. Namun dia merupakan orang yang berani membuka dikala pandemi.
Maka nama Titik Nol menjadi perwujudan usaha mereka. “Kami membuatnya tidak ketika orang- orang gencar membuat angkringan. Tetapi kami mulai prosesnya dari nol,” ucapnya. Minuman khas angkringan Titik Nol adalah Kopi Joss dan Wedang Udhu.
Bahan pembuatannya didatangkan langsung dari Yogyakarta. Kopi Joss sendiri merupakan minuman kopi yang dimasukan arang panas. Buat camilannya angkringan Titik Nol menyediakan aneka sate, gorengan, dan bacem yang bisa dibakar.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky