#Terviral – #Biografi Ferry Irwandi: Dari Pegawai Negeri ke #YouTuber #Kritis. – Di tengah gebrakan dunia YouTube yang dipenuhi oleh hiburan ringan dan konten viral biasa, muncul satu nama yang membawa warna berbeda: #FerryIrwandi. Sosok satu ini bukan hanya hadir sebagai kreator konten, tapi sebagai suara kritis yang berani menggugah kesadaran publik untuk berani maju.
Saya pertama kali mengenal Ferry lewat salah satu video reflektifnya soal Stoikisme. Bukan sekadar omong kosong motivasi, tapi narasi bernas yang menggambarkan kehidupan dengan cara yang jujur, logis, dan kadang menggigit. Dan dari situ saya mulai tertarik menelusuri siapa sebenarnya Ferry Irwandi.
Baca Juga: Israel Mulai Menyerang Iran! Targetkan Fasilat Nuklir Iran
Siapa Ferry Irwandi?
Lahir di Jambi pada 16 Desember 1991, Ferry tumbuh di lingkungan keluarga akademis. Ayahnya seorang dosen Hukum Tata Negara, sementara sang ibu merupakan pegawai negeri. Tak heran jika sejak kecil ia sudah akrab dengan dunia pemikiran dan diskusi intelektual.
Ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), sebuah institusi bergengsi yang telah melahirkan banyak birokrat hebat di Indonesia. Namun siapa sangka, jalur Ferry justru berbelok setelah hampir satu dekade mengabdi sebagai PNS di Kementerian Keuangan.
Profil Singkat Ferry Irwandi

- Nama Lengkap: Ferry Irwandi
- Tempat, Tanggal Lahir: Jambi, 16 Desember 1991
- Asal: Jambi, Indonesia
- Pendidikan: Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Central Queensland University
- Pekerjaan: Kreator Konten, Aktivis
- Tahun Aktif: 2010—sekarang
- Agama: Islam
- Status: Menikah dengan Muthia Nadhira (2015), memiliki dua anak
- Akun Media Sosial: @irwandiferry (Instagram), @irwndfrry (X/Twitter)
- Kanal YouTube: Ferry Irwandi (1,14 juta pelanggan, 90 juta+ total tayangan per Maret 2025)
Dari Kantor Pemerintahan ke Dunia Konten Digital
Ferry sempat menjabat sebagai videografer di lingkungan Kemenkeu—peran yang memberinya sudut pandang visual terhadap isu-isu publik. Tapi semakin lama, panggilan hatinya tak lagi bisa dibendung. Pada 2022, ia mengambil keputusan besar: mundur dari PNS dan menekuni dunia konten secara penuh.
Risiko? Tentu besar. Tapi seperti yang sering ia kutip dari prinsip Stoikisme: “Kita hanya bisa mengendalikan apa yang ada dalam kuasa kita—keputusan, bukan hasilnya.” Maka keputusan itu pun ia jalani.
Kini, kanal YouTube-nya telah memiliki lebih dari 1 juta subscriber, dengan ratusan ribu views setiap video. Ferry tak sekadar bicara—ia berdiskusi, menganalisis, dan memantik pemikiran. Dari topik ekonomi, pendidikan, hingga filsafat, semua dibahas dengan gaya naratif yang khas: serius tapi santai, kritis namun tetap membumi.
Baca Juga: Viral Guru Tendang Kepala Murid Didalam Kelas
Malaka Project dan Aktivisme Sosial
Satu hal yang membuat Ferry berbeda adalah keinginannya untuk memberi dampak nyata. Ia mendirikan Malaka Project, sebuah inisiatif pemberdayaan pendidikan yang bertujuan membuka akses bagi anak-anak muda dari berbagai daerah.
Yang menarik, gerakan ini tidak dijalankan sendiri. Ferry menggandeng figur publik seperti Jerome Polin dan Coki Pardede. Sebuah kolaborasi unik yang mempertemukan edukasi dan kreativitas digital dalam satu wadah yang progresif.
Viral karena Tantang Dukun?
Salah satu momen paling heboh dari Ferry terjadi saat ia secara terang-terangan menantang dukun untuk menyantet dirinya, dengan imbalan mobil mewah. Gila? Mungkin. Tapi Ferry tahu apa yang ia lakukan.
Aksi itu bukan sekadar gimmick, tapi bentuk sindiran terhadap budaya mistik yang sering dimanfaatkan untuk menakut-nakuti masyarakat. Alih-alih terkena santet, Ferry malah menggalang donasi hingga puluhan juta—yang kemudian ia sumbangkan sebagai beasiswa.
Kehidupan Pribadi: Tetap Membumi
Di balik sosoknya yang kritis dan penuh energi, Ferry menjalani kehidupan pribadi yang tenang. Ia menikah dengan Muthia Nadhira pada 2015 dan telah dikaruniai dua anak. Walau cukup aktif di media sosial, Ferry tetap menjaga privasi keluarganya dari sorotan publik.
Penutup: Ferry Irwandi, Suara Kritis di Tengah Kebisingan
Di era digital seperti sekarang, suara Ferry Irwandi ibarat udara segar di tengah konten-konten yang cenderung ringan dan dangkal. Ia menunjukkan bahwa internet bukan hanya tempat untuk tertawa, tapi juga untuk berpikir.
Keputusan Ferry untuk meninggalkan zona nyaman dan memilih jalur yang penuh risiko adalah contoh nyata bahwa idealisme tak selalu harus mati demi kenyamanan. Lewat video-videonya, kita tidak hanya diajak menonton—tapi diajak berpikir, merenung, dan mungkin, berubah.
Baca Juga: Biodata Viral Deddy Corbuzier: Profil Lengkap Mentalist hingga Raja Podcast Indonesia
Apakah kita semua siap menjadi Ferry-Ferry kecil di dunia kita masing-masing?
Kalau kamu tertarik dengan konten Ferry, coba kunjungi kanal YouTube-nya: Ferry Irwandi — siapa tahu kamu akan menemukan perspektif baru tentang hidup.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky