
Itulah moto Bambang Sumitro dalam mendidik. Menurut dia, pendidikan tak hanya mengubah perilaku dan watak, dari yang jelek dan kurang baik menjadi yang baik. Pasalnya, pendidikan bukanlah sesuatu yang diperoleh seseorang, melainkan sebuah proses seumur hidup. “Dalam mengajar, guru harus dapat membuat anak bisa maju tanpa gurunya,” kata mantan Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung ini.
Bambang memang terlahir dari keluarga yang berprofesi sebagai guru. Latar belakang inilah yang mendorong kakek lima cucu itu kepincut menjadi guru.
Menurut pria kelahiran Natar, Lampung Selatan, 13 Juni 1940 itu, pendidikan bermutu dimulai guru yang berkualitas. Minimal mereka harus menguasai empat kompetensi, yaitu pedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional.
Ia menceritakan saat Jepang luluh lantak usai Perang Dunia II, pertanyaan pertama yang diajukan kaisar Jepang saat itu adalah berapa jumlah guru yang masih hidup. “Hal ini membuktikan bahwa peranan guru sangat penting bagi suatu bangsa,” kata Bambang kemarin (18-12).
Jepang bisa bangkit dari keterpurukannya karena masih tersedianya tenaga pendidik di negara itu. “Tetapi, tentunya guru yang dimaksud adalah yang baik,” ujar dia.
Profesi pahlawan tanpa tanda jasa ini memang membuat Bambang jatuh hati. Selain bisa mentransfer ilmu kepada siswa, dengan mengajar ia dapat membuat anak bisa maju tanpa gurunya. Seorang harus memang sebaiknya berobsesi menjadi guru yang luar biasa. Guru biasa hanya memberitahukan, guru baik menjelaskan, guru ulung memeragakan, dan guru hebat mengilhami dan menginspirasi siswa menjadi calon pemimpin masa depan.
Sebagai dosen yang sudah memasuki masa pensiun, Bambang tidak ingin menghabiskan waktu-waktunya dengan bertopang dagu tanpa melakukan apa-apa. Menyadari ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya sangat berharga, kakek yang memiliki senyum manis itu tetap mengajar di pascasarjana Unila dan menjabat direktur pascasarjana di IBI Darmajaya sejak Juni 2012. Di masa usianya, pendidik sejati ini ingin mendedikasikan untuk pendidikan.
Kompetensi
Berdasarkan pengalamannya mengajar berpuluh-puluh tahun, Bambang mengutarakan empat kompetensi yang harus dikuasai guru. Kompetensi akademik, kata dia, maksudnya adalah guru harus menguasai ilmu yang harus diajarkannya pada peserta didik. “Misalnya, guru kimia SMA harus menguasai ilmu kimia,” kata dia.
Kompetensi pedagogik juga harus dikuasai agar guru bisa membagikan ilmunya, sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh peserta didik. “Guru tidak boleh meninggalkan peserta didik yang kurang pintar, karena semua peserta didik adalah tanggung jawab guru,” kata dia.
Kompetensi berikutnya adalah kepribadian. Semua guru harus punya integritas yang tinggi, inilah yang terpenting. “Walau guru pintar dan bisa mengajar dengan baik, belum cukup jika guru melakukan perbuatan tercela, itu bukan guru yang baik,” ujarnya.
Sementara kompetensi terakhir adalah sosial. Guru harus bisa bergaul dan menghormati orang lain, serta bisa menerima perbedaan pendapat. “Jika ada guru yang mau menang sendiri, itu bukan guru yang baik,” kata Bambang yang hobi badminton dan membaca itu.
Berguna bagi Orang Lain
Pada 1968 IKIP Jakarta Cabang Tanjungkarang diintegrasikan ke Unila. Pada saat itu, Bambang yang telah menyelesaikan pendidikan S-1 menjadi dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila sampai 2011. Dalam perjalanan kariernya, Bambang sering mendapat tugas tambahan menduduki jabatan struktural di Unila.
Tahun 1970-1973 Bambang menjabat sebagai asisten dekan FKIP III atau yang kini disebut pembantu dekan. Pada 1973?1976 ia menjabat sebagai asisten rektor I, sekarang disebut pembantu rektor I.
Hasil kerja yang baik membawa Bambang terus menduduki jabatan pembantu rektor I Unila pada 1987?1990. Kemudian, pada 1990?1994 Bambang dipercaya menjadi dekan FKIP Unila dan terus menjabat sampai 1998.
Pada 2000-2005, lelaki yang gemar bernyanyi itu diangkat sebagai dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unila. Kemudian, pada 2005-2011 ia dipercaya menjadi ketua Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan FKIP Unila.
Akhirnya, pada Juni 2011 Bambang memasuki usia 70 tahun dan ia pensiun sebagai pegawai negeri di lingkungan Unila. Namun, kecintaan dan kepedulian Bambang pada dunia pendidikan tidak bisa dibendung.
Setahun kemudian, Juni 2012, sampai sekarang, ia menjabat sebagai direktur Pascasarjana di IBI Darmajaya dan masih mengabdikan diri mengajar di S-2 FKIP Unila sebagai guru besar emeritus. “Saya senang jika masih bisa berguna bagi orang lain, terutama dalam bidang pendidikan,” kata Bambang.
Di IBI Darmajaya, ia mengajar mata kuliah Metodologi Penelitian, sedangkan di Pascasarjana Unila mengajar di dua prodi. Pada Prodi Teknologi Pendidikan ia mengajar Metodologi Penelitian, sedangkan di Pendidikan IPS ia mengajar Sosiologi.
Ketika ditanya targetnya, ia hanya menjawab ingin menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Menjalani hidup dengan sadar, percaya, dan taat kepada Tuhan, serta rela, menerima, sabar, jujur, dan berbudi luhur.
Ia pernah mendapatkan penghargaan sebagai Dosen Teladan Unila tahun 1990 dari Rektor Unila Margono Slamet. (DELIMA NATALIA NAPITUPULU/S-1)
BIODATA
Nama Lengkap : Prof. Hi. Bambang Sumitro
Tempat, Tanggal Lahir : Natar, 13 Juni 1940
Istri : Murdiati
Anak :
– Andre Mitrawan
– DR. Nova Mardiana
– Kiki Merdiawan
Alamat : Jl. Jambu No. 2 Kelurahan Gedungmeneng Baru, Rajabasa, Bandar Lampung
Telepon : (0721)701903
Pendidikan:
1. Sekolah Rakyat (SR) Natar, tahun 1947?1951
2. SR Xaverius Pasirgintung, tahun 1951-1953
3. SMP Xaverius Pasirgintung, tahun 1953-1957
4. SMAN 1 Bandar Lampung, tahun 1957-1960
5. Kursus B1 Ilmu Bumi untuk calon guru, tahun 1960?1962
6. Diploma di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Padjajaran, tahun 1962?1964
7. S-1 di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung, tahun 1964?1967
8. S-2 di Institut Pertanian Bogor, tahun 1976?1980 Jurusan Sosiologi Perdesaan
9. S-3 pada tahun 1980-1987.
Sumber:
Inspirasi, Lampung Post, Rabu, 19 Desember 2012
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky