

GOSIPNYA
Pada 5 September 1978 Hadi Januar yang masih kuliah di Universitas Tarumanegara, Jakarta mendirikan Morin dibawah PT Astaguna Wisesa. Sejak awal, perusahaan dibangun dengan prinsip good manufacturing practices (GMP), sanitation standard operation procedures (SSOP) dan hazard analysis critical control point (HACCP). Morin dipasarkan dengan prinsip quality before price dan engagement before sales. Sekecil apapun masukan dan keluhan pelanggan akan ditanggapi dengan serius oleh Morin.
Produk Morin dibagi menjadi dua yaitu oil based dan water based. Oil based adalah produk spread yang terbuat dari kacang dan coklat atau campuran keduanya. GOSIPNYA di Indonesia biasa disebut selai kacang. Water based adalah selai yang biasanya terbuat dari buah-buahan.
Morin memasok bahan baku ke banyak perusahaan besar seperti Sari Roti untuk bagian isi rotinya, es krim Cornetto Unilever untuk produk saus coklatnya, dan Khong Guan untuk produk bagian tengah biskuitnya.
Dari segi pemasaran, porsi iklan Morin 60% masih di media
konvensional (televisi, media cetak, radio), dan 40% di media
digital. Untuk total anggaran promosinya, Morin menggelontorkan sekitar 10% dari omzetnya. GOSIPNYA omzet Morin tahun 2016 sekitar Rp. 400 milyar dan menguasai sekitar 46% pasar selai nasional.
Morin memiliki 32 mitra distributor yang tersebar di seluruh Indonesia. Khusus untuk daerah Jakarta, Bandung, Semarang dan Yogyakarta ditangani sendiri oleh Morin. Untuk menggarap pasar industri dipegang dari kantor pusat di Jakarta, sedangkan untuk pasar horeka (hotel, resort, kantor) banyak ditangani oleh para mitra distributornya di daerah.
Adri S. Maramis, Manajer Penjualan dan Pemasaran, memperkirakan pasar selai nasional sekitar Rp. 6 trilyun, karena pasar roti sekitar Rp. 27 trilyun (data APEBI dan Euromonitor). Dari hasil survei Indonesia Original Brands (IOB) 2017, ternyata selai
Morin dinilai konsumen sebagai merek selai lokal terbaik dengan nilai
indeks IOB sebesar 7,31. Morin unggul dibandingkan kedua pesaing
utamanya, Srikaya dan Ceres, di semua parameter penilaian: kepuasan,
loyalitas, advokasi, dan tingkat daya saing merek lokal.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky

Harijanto
