Profil Pengusaha Gunawan Supriadi
Ā

Jadi Pengusaha
Yaitu sosoknya bisa menjadi pemimpin membawa kesejahteraan bagi para petani kopi. Pada jalannya itulah mereka sebagai petani terangkat biji kopinya. Usaha macam ini membuat mereka lebih untung daripada hari- hari biasanya.
“Usaha macam ini kan bisa menyejahterakan masyarakat yang penghidupannya rata-rata masih morat-marit. Petani (kopi) pun jadi punya uang tambahan di musim belum panen. Mereka tidak kesulitan harus menjemur dulu kopi di musim (ekstrem) ini,” ujar Gunawan.
Dia lah ketua para perajin kopi luwak, yang mana membina dan mengkordinasi 10 produsen kopi. Sebagian mereka merupakan pemula dalam bisnis kopi tersebut. Ia menampung kopi dari mereka. Lantas membantu menjualkannya, utamanya jika Gunawan mendapatkan pesanan besar.Ā
Dia paham betul keterancaman si luwak sendiri. Ia ingin menyelamatkan populasi luwak dari diburu dan juga dibunuh. Dulu di daerah ini luwak merupakan hama karena memakan biji kopi disini. Disini di kebun- kebun kopi, merek diburu pakai racun babi (Timex) jelasnya miris.Ā
Dua luwak pertamanya ia bercerita diberinya nama Inul dan Adam. Mengambil nama dari pasangan penyanyi dangdut tersebut. Waktu itu ia mejelaskan luwaknya cuma dipelihara. Eh, suatu hari, ada teman yang datang meminjam luwaknya.Ā
Mantan Preman
Ā
“Saya membawa langsung kopinya. Luwak yang masih kecil dan jinak pun saya bawa. Itu agar mereka percaya kopi ini asli. Bukan sekadar bicara (menawarkan) di internet,” ujarnya.
Pelahan tapi pasti usahanya berkembang. Tercatat dia kala itu memiliki 60 ekor luwak peliharaan. Tapi, saat ini, ia cuma memelihara 26 ekor karena sisany diserahkan ke petani binaannya. Ada pula yang sudah dilepas ke alam liar.Ā
Dia ternyata pernah ditahan di penjara loh. Karena perselisihan parkir inilah ia masuk ke penjara. Dia tak mau lagi menyusahkan keluarga, dan karena usaha barunya ini, keluarganya lebih terlindungi. Hasil dari usaha miliknya ialah sebuah kendaraan dan kafe kopi luwak di rumahnya di Way Mengaku.Ā
“Dulu pernah ada pengusaha kaya Korea mau ikut usaha, memberikan bantuan modal. Saya sempat ditawari menjadi manajer, tetapi kami sepakat menolak. Kami khawatir nanti justru “ditendang”. Meskipun kadang sulit, setidaknya ini usaha sendiri. Daripada kita “dijajah” asing lagi,” tutupnya.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky