Profil Pengusaha Ibu- Ibu Muda

Dipindah lah bisnisnya ke rumah barunya semuanya ya berkat bisnis ini. Sukses menangkar cucakrowo ini mampu membuatnya bisa membeli rumah baru, di kawasan Jalan Sawang Permai Baya, Kampung Kupu RT. 02/RW. 08, di depan GKLH An- Nur, Bedahan Pasir Putih, Depok.
Cucakrowo milik CBS Bird Farm memang eksotis. Beda dari biasanya dijual dipasaran. Ny. Alex tepatlah memilih cucakrowo kepala hitam. Dimana dikepalanya ada bercak bulu berwarna hitam. Warna itu menurun ke anak- anaknya dan ternyata mengundang perhatian pecinta burung. Anak menetas dalam perawatannya, akan ia biarkan diasuh induknya 1 minggu. Barulah diangkat dan dipanen, maksudnya dipindahkan ke ruang inkubator.
Sebuah ruangan hangat beralas rerumputan atau alang- alang. Siap dipasarkan setelah umur 1,5 bulanan dimana sudah bisa makan sendiri. Nah, sukses menangkar burung cucakrowo, kamu bisa mengikuti jejak Ny. Alex dalam budidaya jangkrik.
2. Kisah Ibu Andri Bogor

Kalau ibu berhijab satu ini sudah lebih jago soal menangkar burung. Juga punya burung cucakrowo yang ia tangkar di lahan terbatas, tak jauh dari rumahnya yakni di komplek Mutiara Bogor Raya Blog E9/No 1, di daerah Kutalampa, Bogor.
Dua minggu setelah dilepas dari induknya; sang induk bertelor kembali.
Diakuinya dirinya cuma penangkar pemula. Dari perawatan dan lain- lain dikerjakannya sendiri. Mulai proses penjodohan, memanen anakan, hingga perawatan sebelum penjualan. Sukses menangkar membuatnya siap untuk memperbesar folume kandangnya.
3. Ibu Sadimin dari Cibinong

Beda wanita diatas, ibu yang satu ini bertekat menjadi breeder, justru karena ingin membantu bisnis sang suami. Enam tahun lalu, Sadimin, memulai usahanya menjadi penangkar sendiri. Usaha bernama Dwi Jaya Bird Farm Cibinong ini khususkan menangkar burung cucakrowo.
Mau tau kunci sukses Ibu Sadimin breeder cucakrowo?
Pertama adalah kamu harus penyuka burung. Penangkar dari hobi atau hati biasanya akan lebih sukses. Ini jika dibandingkan mereka yang punya uang banyak tapi tak suka burung. Kalau hobi pasti sayang ketika nanti diharuskan merawat burung.
“Misalnya, induk sudah jodoh dan bertelur. Tetapi saat mengeram tidak menetas. Bisa juga sudah menetas, tiba- tiba anakan dibuang oleh induknya,” ujarnya.
4. Kisah Ibu Marni asal Samarinda

Kalau Bu Marni sama juga mau membantu sang suami. Wawan, nama suaminya memang hobi soal burung, tapi biasanya soal perlombaan jadi beda kalau mau menangkar burung. Karena merasa tidak kunjung merasa beruntung maka beralihlah menjadi penangkar kenari dan lovebird.
Sayangnya, memiliki dua pasangan indukan cucakrowo, belum menghasilkan piyikan jadi tapi ini tak lantas menjadikan mereka menyerah. Mereka bersama tetap berusaha hingga mendapatkan piyikan cucakrowo.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky