Profil Pengusaha Kukuh Roxa dkk.

Mahasiswa IPB berbisnis tentu boleh dong. Mereka mengembangkan produk herbisida mandiri. Inilah contoh pengusaha asli Institut Pertanian Bogor. Beda dengan mahasiswa lainnya, mereka tak memilih bekerja di perusahaan tapi membuka perusahaan sendiri.
Produk Herbisida Mahasiswa
“Waktu itu kami bikin tugas bertiga. Proses pengerjaannya hampir 6 bulan. Kalau ditanya berapa modalnya, mungkin dalam 1 bulan kami habis Rp 1 juta, total habis Rp 6 juta. Ini mulai produksi Februari 2013 lalu,” terang Kukuh.
Hasil produksi perusahaan kecilnya adalah aneka obat pertanian. Salah satunya ada produk hebrisida dari bahan alami. Tahun lalu, seperti dikutip dari sumbernya, tahun 2014 jumlah permintaanya meningkat sampai berlipat- lipat.
Untuk itulah, ia bersama rekan- rekan lainnya, satu kampus membuat aneka usaha guna menutupi hutang itu. Mereka bersama bekerja di laboratorium kampus. Dibantu oleh pihak dosen, lantas aktif bertemu petani di lapangan, Kukuh membaca kebutuhan akan adanya hebrisida.
Tahun 2012 barulah berdiri sebuah perusahaan dibawah ketiganya. Namanya CV Pandawa Putra Indonesia di Banyuwangi, Jawa Timur. Kukuh menjadi pimpinan perusahaan dibidang agrari ini.
Perusahaan kecil mereka punya tujuh macam jenis padi. Mereka juga punya 14 produk sarana pertanian. Yang mana salah satunya adalah Adjuvant Herbisida. Awalnya para petani tidak mudah percaya atas apa yang mereka tawarkan.
Pengusaha IPB
“Karena produknya masih baru, belum ada laboratorium yang mengeluarkan ijin pengujian,” terangnya.
Sepanjang tahun 2013 produknya mampu menghasilkan omzet 600 juta/ tahun. Mereka cuma bermodal 5 pegawai tetap dan 15 pegawai lepas. Sukses membawanya mampu untuk memproduksi hingga 500 botol per- bulan.
“Awalnya ini hanya untuk tugas kuliah, waktu itu kami bikin bertiga. Proses pengerjaanya hampir 6 bulan. Kalau ditanya modal, dalam 1 bulan kami habis 1 juta, total habis Rp.6 juta,” jelas Kukuh, soal bagaimana produk ini diracik.
Tahun 2014 menjadi pesanan besar- besarnya dari petani kelapa sawit. Meski permintaan terus meningkat bahkan dalam pehitungannya bisa mencapai 3000- 7000 botol. Sayangnya, ada saja masalah dihadapai oleh meraka utamanya fakta mereka menghadapi pemain besar.
Berbisnis Agro
Memulai bisnisnya sejak 2012, baru lulus di 2013, mereka tampaknya tak terhentikan sebagai pengusaha muda. Tiga orang alumni Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB ini menciptakan Solut- Ion sebagai produk ketiga.
Ini bisa digunakan disegala mereka dan jenis hebrisida kimiawi. Ini berbeda dengan produk utama mereka yang total 100% organik. Untuk hal ini dimaksudkan agar membiasakan para petani;. Utamanya para petani sawit yang kesulitan masuk kawasan Eropa karena standar RSPO.
“Dengan penggunaan ini, katakan satu hektar butuh enam liter herbisida, cukup pakai tiga liter herbisida, tiga liter produk ini. Jadi, dosis racunnya jauh menurun, tapi tingkat kematiannya sama kualitasnya,” terangnya lebih lanjut.
Perusahaannya juga aktif menggaet para petani organik. Mereka sangat membantu memberikan feedback bagi perusahaan Pandawa Putra. “Mas, tolong dong dibuatkan herbisida untuk mematikan rumput,” ucap Kukuh menirukan.
“Tapi, tidak saya sebutkan apa, rahasia perusahaan,” canda Kukuh.
Ini berbanding terbalik dengan pesaingnya yang menggunakan 100% impor. Dimana harganya mengikuti fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar.
Akan tetapi lagi- lagi persoalan produk baru membawa kesulitan tersendiri. Mereka dibutuhkan melakukan pengenalan pasar. Mereka pun aktif masuk ke perkebunan- perkebunan langsung. Awalnya menyasar perkebunan tebu dan kelapa sawit.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky