Profil Pengusaha Sukses Sofyan Hadi

Bisnis Menggiurkan
Hingga, Hadi yakin betul akan formulanya, bagaimana cara mengolah pare menjadi keripik pare. Caranya yakni: pertama, pare dirajang diris tipis- tipis terlebih dahulu, kemudian direndam daun kudo selama dua hari. Kedua irisan pare tersebut dikeringkannya.
“Dari berbagai percobaan, akhirnya ketemu. Caranya ternyata sangat mudah, pare yang telah dirajam dengan daun kudo selama dua hari,” jelasnya.
Dia membagikan keripik parenya ke lingkungan terdekatnya. Hadi menyebutkan semenjak mengkonsumsi keripik buatannya sendiri. Ia merasa kesehatannya membaik. Inilah kelebihan keripik pare menurutnya. Dia menjelaskan, katanya keripik pare ini bisa mengurangi pusing- pusingnya.
Puas akan hasil kerja kerasnya. Barulah Hadi memasarkan keripik pare tersebut ke pasaran. Beberapa toko di Kudus dijajalnya, hasilnya, tanggapan positif terhadap hasil produknya. Uniknya, Hadi tak cuma menyasar toko- toko jajanan biasa, tapi juga apotik- apotik terdekat.
Permintaan akan keripik pare tak cuma datang di sekitaran Kudus atau Surabaya. Permintaan keripik juga datang dari Semarang, bahkan Jakarta, Bandung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Palembang, dan juga Medan, juga beberapa toko- toko di berbagai kota seluruh Indonesia.
Juga tak perlu repot- repot marketing karena seluruh Indonesia bisa membaca kisahnya.
“Hampir semua apotek di Kudus juga berminat memasarkan, sudah banyak yang pesan,” jelasnya.
Kendala dihadapinya adalah soal bahan baku. Hadi memang tak sembarang memilih pare. Ia menggunakan pare jenis Thailand atau disebut juga pare landak. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Hadi menyiapkan petani plasma binaannya.
Setiap bulannya menghasilkan 3 ribu bungkus keripik pare. Yang kemudian dilabelinya “Parea”, yang mana ia memproduksi berat 35 gram sampai 100 gram. Mayoritasnya kemasan seberat 35 gram, karena itulah yang paling laku.
“Yang pokok, untuk membedakannya, yang bertepung itu saya klarifikasikan sebagai rempeyek, sementara yang original dan tak bertepung digolongkan sebagai keripik,” jelasnya.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky