Biografi Pengusaha Gideon Hartono

Biografi Gideon Hartono pemilik Apotek K- 24 apotik 24 jam. Terlahir sebagai keturunan Tionghoa, tetapi tidak terlahir dari keluarga berada di jamannya. Dia cuma anak biasa lahir di keluarga biasa. Jadi perbedaan fakta bahwa keluarganya adalah seorang penganut entrepreneurship kuat.
Bisnis Sendiri
Di benaknya terpikir tentang kebutuhan masyarakat. Bisnis keduanya adalah bagaimana mendapat obat jadi lebih murah. Kemudian berkembang tepikirkan bagaimana lebih maju. Gideon lantas juga mengamati satu kesulitan lagi yang jarang terpikirkan.
Tak ada dalam benaknya akan mewaralabakan. Gideon cuma fokus membangun brand image. Sementara itu ia aktif dalam promosi dan marketingnya langsung. Bak “pucuk dicinta, ulam pun tiba” itulah istilah sukses yang bisa menggambarkan bisnisnya.
Salah satu anggota ISFI sadar akan niatan Gideon Hartono. Sosok itulah menjadi penghalang utama bagi lahirnya Apotek K- 24. Ia pun tak segan menantang langsung ISFI. Dia mengajukan laporan hukum atas hal- hal tidak menyenangkan tersebut.
Awal berbisnis tentu sepi- sepi saja begitulah adanya. Apalagi nama apotik miliknya masih terbilang baru. Dia tak pantang menyerah. Berbulan- bulan dilalui hingga orang- orang mulai sadar satu hal; apotik miliknya itu tidak pernah tutup.
Pemilik Apotek K- 24
Perjalanan waktu membawa lebih banyak orang bedatangan. Responnya terlalu sangat positif hingga mampu membawa nama Gideon naik. Kurang dari satu tahun, ia sudah mampu membuka satu apotik lagi, yaitu di Jl. Gejayan Yogyakarta.
Butuh waktu sembilan tahun sebelum memutuskan waralaba. Bisnis franchise digulirkan setelah ia matang membangun konsep Apotek K- 24. Setiap apotik miliknya memiliki dua orang ahli farmasi.
“Caranya? Mudah! Tawarkan mereka obat generik, yang biasanya 15% murah dari produksi bermerek. Ini akan mengurangi biaya pengeluaran modal juga, disisi lain akan menaikan nilai dimata mereka bagaimana kita melayani mereka. Ini adalah cara terbaik beriklan,” jelas pihak Apotek K- 24.
Konsep franchisenya dijelaskan mencangkup angka 800 juta modal. Pembayaran sistem royalti 1,8% dari nilai keuntungan kamu tiap bulan, soal obat sudah disuport oleh Apotek K- 24, juga termasuk biaya sewa di lokasi selama dua tahun.
Logo Apotek K- 24 sendiri punya filosofi dari warna hijau, merah, kuning, dan putih. Sebuah konsep yang berarti pluralisme. Dimana menurut Gideon harus dijalankan pula para pewaralaba. Yaitu bahwa pewaralaba dalam mencari pekerja harus tanpa pandang bulu etnis, agama, atau diskriminasi apapun.
Tidak cuma membuka apotike pertama, dalam perjalanannya, ia selalu membuka pada tanggal 24. Angka tersebut juga termasuk soal membayar gajian pegawai.
Meski jadi apotik 24 jam tidak berarti harga akan berbeda di siang atau malam. Dirinya meyakinkan bahwa ada misi mulai dibalik berdirinya apotik tersebut. Bukan soal keuntungan dari 365 hari, tapi ada nilai ingin membantu masyarakat, membantu mendapatkan akses obat mudah.
Berpendapatan margin untung saja, dijelaskannya, tidak 100% diambil semua. “Saya hanya mengambil 17 sampai 25 persen saja, sisanya biar konsumen menikmati,” jelasnya kembali dalam biografi Gideon Hartono.
Sejak dibuka Apotek K- 24 telah buka selama 24 jam, 365 hari penuh, bahkan di hari- hari libur nasional, ini lantas membawa nama perusahaanya masuk rekor MURI. “Sejak buka sampai sekarang, kami tidak pernah tutup,” paparnya, Gideo merasa bangga atas penghargaan tersebut.
Banyak tawaran tapi beberapa saja benar- benar bisa bukan. Dalam setahun, tiap outlet, tercatat berhasil membukukan transaksi antara 350- 500 item, nila penjualan Rp.250- 300 juta. Ia sendiri mengisaratkan tak mau mencari investor pasif. Termasuk harus ada survei kelayakan lokasi.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky