Terpopuler

Review Game Death Stranding: Perjalanan Melampaui Batas Dunia dan Waktu

#Terviral – #Review Game Death Stranding: Perjalanan Melampaui Batas Dunia dan Waktu – #Death Stranding adalah #game aksi-petualangan yang dikembangkan oleh #Kojima Productions dan dirilis oleh #Sony Interactive Entertainment untuk #PlayStation 4 pada November 2019, kemudian dirilis untuk #PC oleh #505 Games pada Juli 2020, dan akhirnya tersedia di #PlayStation 5 melalui #Director’s Cut pada 2021. Game ini merupakan karya pertama Hideo Kojima setelah berpisah dari Konami, menjadikannya salah satu proyek yang paling dinantikan di industri game.

Baca Juga: Review Serial Game of Thrones: Serial fantasi di Dunia Westeros

Review Game Death Stranding: Perjalanan Melampaui Batas Dunia dan Waktu

Cerita yang Penuh Filosofi dan Simbolisme

Di Death Stranding, pemain berperan sebagai Sam Porter Bridges (diperankan oleh Norman Reedus), seorang kurir yang bertugas menghubungkan kembali kota-kota yang tersebar di Amerika Serikat pasca-peristiwa apokaliptik bernama “Death Stranding”. Peristiwa ini mengaburkan batas antara dunia hidup dan mati, menyebabkan munculnya makhluk tak kasat mata yang dikenal sebagai BTs (Beached Things).

Cerita Death Stranding kaya akan tema filosofis: koneksi antarmanusia, kesepian, kehidupan setelah kematian, dan pengorbanan. Karakter-karakter seperti Fragile (Lea Seydoux), Deadman (Guillermo del Toro), dan Higgs (Troy Baker) hadir membawa latar belakang dan motivasi yang kompleks, menambah lapisan emosional dalam cerita.

Gameplay: Simulasi Kurir atau Inovasi Baru?

Secara gameplay, Death Stranding membawa konsep yang tidak lazim: menjadi kurir yang membawa kargo melintasi medan berat, dari pegunungan bersalju hingga sungai deras. Pemain harus menjaga keseimbangan tubuh Sam, memperhatikan berat muatan, dan merencanakan rute perjalanan dengan cermat.

Namun, tidak hanya soal mengantar barang. Elemen-elemen seperti pembangunan infrastruktur (jembatan, jalan, dll.), penggunaan teknologi seperti exoskeleton dan kendaraan, serta interaksi tidak langsung dengan pemain lain lewat sistem asynchronous multiplayer menjadikan pengalaman bermain sangat unik. Pemain bisa meninggalkan bantuan (seperti tangga atau tali) yang dapat ditemukan dan digunakan oleh pemain lain di dunia mereka.

Baca Juga: Biografi Pras Teguh: Komika Minang

Visual dan Audio: Detail yang Luar Biasa

Death Stranding dibuat menggunakan Decima Engine, yang juga digunakan dalam Horizon Zero Dawn. Visualnya sangat menakjubkan: lanskap yang realistis, pencahayaan sinematik, dan animasi karakter yang presisi. Wajah para karakter juga sangat detail karena hasil scan aktor aslinya.

Soundtrack yang disusun oleh Ludvig Forssell serta lagu-lagu dari band Low Roar menciptakan suasana atmosferik yang sangat cocok dengan tone game. Suara langkah kaki di tanah basah, deru angin di pegunungan, dan suara BTs yang mengancam membuat permainan terasa hidup dan menegangkan.

Kelebihan:

  • Cerita mendalam dan penuh makna filosofis
  • Visual dan desain dunia luar biasa
  • Inovasi gameplay dengan sistem kurir dan multiplayer unik
  • Akting karakter berkualitas tinggi
  • Soundtrack yang menyatu dengan atmosfer game

Kekurangan:

  • Tempo permainan lambat dan tidak cocok untuk semua pemain
  • Mekanisme pengiriman barang bisa terasa repetitif
  • Kurangnya elemen aksi tradisional bagi penggemar genre action

Baca Juga: Biografi dr. Tirta Mandira Hudhi: Dokter, Pengusaha, dan Aktivis Kesehatan Milenial

Kesimpulan

Death Stranding bukan sekadar game—ia adalah pengalaman. Karya ini mengaburkan batas antara video game dan karya seni, membawa pemain pada perjalanan emosional, eksistensial, dan sosial. Bagi pemain yang sabar dan terbuka terhadap pendekatan baru dalam video game, Death Stranding adalah salah satu game paling unik dan berani dalam satu dekade terakhir.

1 Comment

Leave a reply

Terviral
Logo
Compare items
  • Total (0)
Compare
0
Shopping cart