Profil Pengusaha Ahmad Sholeh

Bisnis hanger laris manis ketika musim hujan. Ternyata berbisnis sepele begini menggiurkan juga. Ia adalah Ahmad Sholeh, menjadi pengusaha hanger merupakan pilihan tepat. Tak meleset, omzetnya mencapai puluhan juta berbekal produksi 400 lusin berbulan.
Hanger Laris Manis
Ahmad menjelaskan bahan baku mudah dan gampang dicari. Ini akan membantu mengurangi biaya produksi. Sisat Ahmad ialah membeli bahan sisa produksi pabrik kertas. Ada pabrik kertas punya limbah kawat untuk tali palet.
“Bahan baku tersebut kami anggap paling murah, karena merupakan limbah pabrik,” ucap Ahmad.
Berbekal bahan baku tinggal memproduksi langsung. Ahmad kini dibantu 20 pekerja membentuk hanger buat dijual di pasar. Mereka bekerja mulai dari meluruskan kawat, membentuk pola dasar, membuat lengkungan, dan penyelesaian berupa pewarnaan chrome.
Dia mempekerjakan tetangga sendiri. Ia sengaja mengajak tetangga sendiri demi membantu. Tujuan Ahmad mengurangi tingkat pengangguran di desanya. Disaat itu, ibu rumah tangga tidak memiliki pekerjaan menghasilkan.
Sehari- hari mereka memproduksi tidak kurang 400 lusin hanger. Namun menurutnya, dalam proses produksi bahan baku menjadi produk jadi membutuhkan waktu. Proses cukup panjang dimana dalam sehari 400 lusin selesai.
Namun belum selesai, Ahmad juga merambah bisnis keset kawat dan gantungan baju jenis lain. Tapi, sayangnya, kalau masuk musim panas produksinya cuma menumpuk. Ahmad akan masukan semua kedalam gudang.
Namun, dikala musim hujan, produk buatanya akan laris manis diburu pembeli. Bahkan, bila sudah produksi kembali, semua tidak akan sempat parkir alias langsung laris manis. Dikala musim hujan ia mengaku kwalahan memenuhi kebutuhan.
Begitu selesai, diwarnai chrome, langsung dibawa diangkut melalui mobil dikirim ke pemesan. Bila kamu bertanya omzet maka mencapai 70% penjualan. Pengusaha hanger yang mematok harga jual Rp.6000- 7000.
Menurut dia, walau nampak murah, ternyata mampu mengantongi untung besar. Kawat ukuran 2,3 mm dijual Rp.6000 dan untuk ukuran 3 mm, dijual Rp.7000. Ahmad sendiri mengaku memiliki masalah permodalan. Tidak mendapatkan bantuan pemerintah daerah setempat.
Kalau Ahmad mendapatkan pinjaman modal lunak. Maka dia akan menambah pegawai dan mampu meningkatkan produksi. Kini Ahmad tengan berangan- angan produk lain akan diproduksi. Bila dia berhasil maka ada target lain, yakni membidik seluruh Jawa menjadi pasar.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky