Profil Pengusaha Aditya Triantoro

Pria kelahiran Jakarta 1989, yang pindah dan tumbuh di Amerika Serikat. Animator Aditya Triantoro mengikuti ayahnya pindah selama 9 tahun. Disini sang pengusaha menyerap dunia barat ketimbang kultur Indonesia. Adit sangat menyenangi dunia animasi dan mengerjakan konten IP.
Memilih Karir Animator
Menggarap serial ini sedikit banyak mulai mempengaruhi kehidupan Adit. Perasaan ingin mendalami agamanya semakin tumbuh. Hingga ia menitipkan doa kepada temannya Aditya, CFO dari The Littel Giantz saat ke Mekkah. Pertama dia menginginkan bisnis animasi mereka semakin membesar.
Tidak disangka doa lainnya adalah memantapkan keimanan. Ya, doa temannya terkabul, dan Adit semakin mendalami agama dan rajin beribadah.
Alkisah Adit kecil melihat keajaiban film Jurassic Park tahun 1993. Usianya 9 tahun tidak pernah menyangkan komputer begitu hebat. Melihat kecanggihan film tersebut sang ayah memberi sebuah penjelasan sederhana.
Bahwa komputer yang mengerjakan itu bukan sosok asli. Ayah menjelaskan komputer tidak cuma buat ngetik- ngetik. Tidak pula hanya bermain game. Kamu bisa membuat grafik yang kemudian jadi film ataupun game.
“Dari situ saya mulai ketertarikan, bahwa computer graphic bisa diaplikasikan secara luas,” tuturnya kepada SWA.co.id
Pengalaman Jurassic Park membekas dalam benak Adit. Ia mulai tertarik akan dunia animasi. Tentu belum teknis ya, dia masih mengambar di atas kertas dengan cerita beralur. Baru selepas SMA, dia mulai mempelajari desain grafis dan seterusnya.
Tahun 2003, hobi menggambar membawanya membuat desain grafis. Dia mengikuti Bubu Awards Web Design dan Juara 1 se- Indonesia. Ia semakin percaya diri hingga mampu membuat animasi. Ini juga dipelajari otodidak tidak langsung bagus.
Prinsipnya bahwa semua orang memiliki passionnya. “Saya merasa animasi adalah akar saya karena story telling,” ujar Adit. Melalui Nussa Official menjadi batu loncatan mengembangkan bisnis ini. Ia sendiri menyadari bahwa Indonesia belum menerima film animasi.
Youtube menjadi senjata Adit meyakinkan bahwa kita mampu. Nussa Official mampu menggaet 111 juta kali tontonan dengan cuma 21 episode. Ini membuktikan bahwa animasi dalam negeri bisa. Pasar Indonesia memang menarik, banyak animator mencoba animasi keluarga tetapi gagal di jalan.
Dia menganggap karena segmentasi mereka belum terbentuk. “Kita harus berani mengambil konsep yang berbeda dan beraninya lagi, kita membawakan agama,” tuturnya. Karena agama merupakan topik sensitif maka dibutuhkan pengetahuan sejalan.
Animasi Islami banyak namun kontennya monoton. Durasi lama lebih dari 10 menit dan kurang kratif disuguhkan. Maka Nussa menyuguhkan konten pendek bahkan 1- 2 menit pun jadi. Jangan mengejar penonton panjang dengan 11- 12 menit bila cuma ditonton cuma semenit.
Ia juga mengatakan harus mencocokan dengan orang Indonesia pula. Mengapa Nussa tidak tayang di televisi sebelumnya. Dia menjelaskan bahwa tujuan Nussa adalah memberi pelajaran akhlak. Aditya juga mengkritisi televisi yang mengontrol konten animator.
Aditya tidak mau gegabah maka dibutuhkan penasehat. Inilah mengapa mereka menggaet Ustad Felix Siauw dan Ustad Abdul Somad sebagai pemberi saran. Sebelum menjadi CEO Littel Giantz, ia telah terlebih dahulu bekerja untuk Castle Production, Infinite Frameworks Studio, Sparky Animator, One Animation Singapura dan indonesia.
Singapura menunjukan bahwa orang Indonesia jago- jago. Di One Animation lah, dia bertemu orang- orang Indonesia yang menduduki jabatan sama dengannya. Mereka para animator handal dan sangat dihargai di negeri orang.
The Little Giantz memiliki 20 orang bekerja dalam tim. Awal mereka mengerjakan aneka pesanan klien dari berbagai negara, mulai dari Amerika, Jepang, Korea Selatan, Finlandia, Denmark dan Malaysia. Genre yang digarap mereka 70% mengenai hero, dan sisanya diikuti genre remaja.
Proyek mereka ditayangkan di Disney Channel, Disney XD, dan Nicklodeon. Mereka melakukan aneka kolaborasi dimana 90- 95 buatan sendiri. Mulai dari ide ceritanya, pembangunan karakter, dan cerita the Little Giantz sanggup.
Semua pencapaian tersebut tidaklah mudah apalagi otodidak. Pernah dia membantu ekonomi lewat bekerja di McDonald dan KFC. Debutnya datang ketika 2008 bekerja sama dengan rumah produksi. Ia menggarap animasi untuk iklan teh pucuk harum.
Bicara mengenani bisnis animasi maka berapa Aditya hasilkan. Tidak ada keterangan namun usaha ini tidak hasilkan satu sumber. Dari kartun Nussa tidak pula mengandalkan iklan dari Google. Mereka bermain di Internet Protocol, pendapatan dari sponsorship, kolaborasi, dan iklan.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky