Biografi Pengusaha Elizabeth Liman

Usaha food suplier modal terbatas conteklah pengusaha ini. Biografi Elizabeth Liman, bukanlah anak orang kaya, tidak mewarisi usaha atau uang miliaran rupiah. Bertahap dia membangun bisnisnya sampai dikenal para usahawan restoran, hotel, dan supermarket.
Bosan Jadi Pegawai
Elizabeth berbisnis dititik terendah alias untung bisa makan. Beruntungnya Jakarta mulai membaik dari segi ekonomi. Banyak turis asing berdatangan tertarik akan keindahan Indonesia. Kalau di sini, khususnya orang Jepang, Perancis, dan Korea, yang mana lebih menetap karena juga bekerja.
Mungkin mereka sudah di Indonesia tetapi selera masih sama. Inilah kebutuhan yang tengah diceruk Elizabeth. Dimana Indoguna berperan mengekspor bahan makanan dari negara asal. Dia pun aktif memasukan daging ekspor ke hotel- hotel.
Ia menjadi ahli memilih bahan makanan terutama daging untuk ekspatriat. Bagi pengusaha ini adalah hal baru belum banyak. Kalau ada dia meyakini hanya satu sampai dua orang. Elizabeth tidak gengsi masuk dari pintu ke pintu. Dia menawarkan barang sekaligus berkenala dengan para chefnya.
Kebetulan sekali, suatu hari Hotel Hilton membutuhkan suplier daging eskpor, nah Indoguna menjadi solusi memilih daging. Mereka membutuhkan daging ekspor empuk yang berkualitas. Dimana ini tak mereka dapatkan ketika membeli sapi lokal.
Bisnis Terus
Hotel membutuhkan daging terutama untuk diolah steak. Khusus orang Jepang mereka menyukai olahan khas tepanyaki. Dari situlah dia mulai belajar mengolah daging ekspor. Tidak tanggung dia belajar dari ahlinya para chef hotel berbintang lima.
Dia diajari, “kalau you bawa daging seperti ini, nanti jadinya seperti ini. Begini hasilnya nanti.” Tak belajara tanggung mengenai mau diolah apa tetapi ikut masak. Presider utama PT. Indoguna Utama ini belajar melalui chef buat mengetahui kualitas daging serta cara memasaknya.
Pergaulan luas membawa orderan daging meskipun jumlah kecil. Walau cuma memesan 10 kg, dia mau melayani bahkan sebaik pemesan kelas besar. Perusahaan lain cenderung mengacuhkan pesanan kelas kecil. Elizabeth tidak mengejar jumlahnya, melainkan kebutuhan dan berapa dapat disediakan.
Ia selalu mengusahakan membawa daginya langsung. Mangkanya pembeli senang bahkan menjadi langganan. Mereka percaya hingga mulai membeli orderan partai besar. Elizabeth selalu melayani dengan baik. Prinsipnya ialah menjalankan usaha sekalian belajar melalui pengalaman ini.
Pesanan meluas semakin banyak maka dibutuhkan pelajaran baru. Itu akan disesuaikan kebutuhan hingga perusahaan tumbuh bertahap. Pasar berkembang sesuai kebutuhan dari masyarakat sendiri. Ia selalu mengingatkan apakah kamu mempunyai market.
“Sebenarnya kalau memulai bisnis, harus kembali ke pertanyaan apa ada marketinya,” jelasnya.
Bila sudah menemukan market maka benahilah diri kita sendiri. Berusalah memenuhi kebutuhan tapi tetap memegang komitmen dan jujur. Bila kamu menjanjikan produk kualitas A, maka kirimlah yang kualitasnya A. Kamu jangan menjual produk diluar warga wajar.
Bertahap namun pasti namanya menjadi andalan seluruh hotel Jakarta. Tidak berhenti di satu tempat, Elizabeth mendirikan cabang di beberapa kota, dari Bali, Yogyakarta, dan Bandung. Ia pun mampu membuka cabang diluar negeri.
Rupayanya para chef yang dulu bekerja di Indonesia masih ingat. Ketika pindah keluar negeri, lantas mereka mengecek apakah Indoguna ada. Mereka mengubunginya mengapa tidak membuka di sini. Para chef membutuhkan bantuan karena lebih mudah, berkualitas, dan dapat dipercaya.
Indoguna membuka di Hong Kong, Singapura, Dubai, Australia, Kazakhtan, Taiwan, Malaysia, dan Amerika Serikat. Dia kembali mengaplikasikan apa dahulu dilakukan. Mulai dari kecil- kecilan dulu lalu bertahap membesar. Usaha food suplier mereka bukan sekedar pelengkap ketika diluar negeri.
Indoguna Pte. Lrd. termasuk pemasok bahan makanan besar. Di sana, Elizabeth membuat perkebunan sendiri dan rumah potong sendiri. Khusus Jakarta, pada 1992 ia memindahkan pusat usahanya ke Jalan Gajah Mada daerah Pondok Bambu, Jakarta Timur, yang dekat rumah tinggalnya.
Dengan ini energi dikeluarkan Elizabeth akan mudah terisi penuh. Dia pun tidak kehabisan waktu di jalan karena macet. Tahun 1992 pula, Elizabeth membuat cold storage penyimpanan, yang luasnya mencapai 25.000 m2.
Terdapat mesin frezer raksasa buatan luar negeri dan canggih untuk menyimpan. Dulu mereka yang dari pintu ke pintu menawarkan, sekarang pelanggan datang sendiri karena profesionalitas. Sang pemilik memang memiliki visi jauh termasuk membuat storage yang jarang di Indonesia.
Usaha ini membutuhkan 95% frezer dimana daging disimpan. Produk andalan mulai dari daging sapi muda dan tua. Bila dalam negeri sapi muda tidak dipotong. Diluar negeri, sapi muda dipotong dan harganya sangat mahal. Bisnis ini terbilang langka semakin menjadi langka karena kebanyakan pria.
Kunci sukses menurut biografi Elizabeth Liman, “apa yang saya janjikan, saya lakukan. Meski ada komitmen”. Lebih dari itu harus memiliki kecintaan akan bidang usaha. Apapun kamu lakukan dengan rasa cinta, maka akan terasa seperti menjalankan hobi menyenangkan.
Menjadi pengusaha tidak bekerja untuk hidup melainkan passion. Dalam menjalankan usaha apapun, Elizabeth mensyaratkan jangan berangan ingin ini, harus itu, agar usahanya membesar. Tidak begitu tetapi kamu harus mampu melihat kebutuhan pasar.
“Anda tidak akan bekerja lagi untuk hidup, karena seakan- akan hanya akan main- main dan senang- senang saja,” ucap perempuan yang kecilnya tomboy ini.
Dia mencintai pekerjaan ini, meski awal- awal dia harus bekerja keras untuk bertahan hidup. Perlu dilewati karena ujungnya pasti ditemukan tidak buntu. Besarnya bisnis ditentukan kebutuhan market kamu. Kebutuhan market bertambah, skala usahanya ditambah, termasuk jumlah karyawan.
“Saya membiasakan diri dibesarkan oleh market,” tuturnya. Bukan dirinya yang mencetak perusahaan ini, melainkan usaha inilah yang mencetaknya. Bob Sadino pemilik Kemang Food atau Kemfood, melihat sosok Elizabeth memang pengusaha tangguh.
Gigih dalam menghadapi masalah dan cepat mengambil tindakan. Bob Sadino memujinya menjadi sosok wirausaha untuk ditiru. Pengusaha wanita aktif digambarkan Arya Abadi, Direktur Operasional PT. Indoguna Utama, mengatakan Elizabeth berprinsip “harus bisa, pasti bisa!”.
Waktunya dihabiskan berkeliling dunia menjalankan bisnis. Pertemuan dengan Arya dilakuakn satu bulan sekali. Jadi Elizabeth hidupnya pindah- pindah memastikan semua cabang aman. Ia pun punya bisnis restoran, yakni Angus House dengan 6 gerai dua diluar negeri.
Restoran dengan niat membantu salah satu karyawan ekspat Jepang. Waktu kotrak kerjanya jadi chef habis di Jakarta. Keduanya lantas berkongsi membangun usaha restoran. Kemudian ya berkembang pesat dengan prinsip win- win. Dia memperlakukan baik rekan, karyawan, dan pelanggan mereka.
Dia berprinsip karyawan berhak merasakan keuntungan. Tujuannya agar mereka betah dan bekerja maksimal. Loyalitas diutamakan bagi Indoguna, dimana karyawan terbaik mereka selalu betah dan bertahan disini. “We care for them. Saya perlakukan mereka seperti manusia,” tutur Elizabeth.
Misalnya ketika krisis 98, ia menyuruh pembantunya datang ke kantor Indoguna, disuruhnya untuk memasak makanan enak. Tujuannya menghemat uang saku mereka karena ekonomi tak menentu. Dia rela mengambil anggaran dari gajinya untuk memberi bonus tambahan.
Prinsipnya selama dia baik sama seseorang, maka akan mendapatkan kebaikan balik. Elizabeth pun melebarkan sayapnya ke Australi. Melalui Mulwarra Export Pty. Ltd. ini mampu memenangkan penghargaan terbaik Australia, dalam hal pengembangan dan ekspor produk daging sapi.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky