Menggagas Beasiswa Global Pengusaha India

Biogarfi Pengusaha Kaylana Raman

global schoolar

 
Namanya Kalyana Raman Srivinasan adalah pengusaha India terkemuka. Dia ditarik berbagai pihak buat menjadi pucuk pimpinan perusahaan. Bahkan nama Groupon India menyebutnya menjadi satu kandidat. Tidak banyak didengar mengenai kisah hidupnya tetapi kami berhasil temukan.

Pria kelahiran desa terpencil yang bernama Mannarakoil, Tirunelveli, Tamil Nandu. Kal Raman kecil memang terlahir dari keluarga menengah. Hidupnya mapan karena keberhasilan sang ayah. Namun semua berubah, ketika ayahnya meninggal, otomatis ekonomi keluarga langsung terbalik ke bawah.
Mereka bahkan terpaksa pindah ke rumah kecil. Hidup miskin dengan tidak memiliki listri dan juga pipa saluran air. Kebutuhan air tidak memadai sampai sangat menggantungkan sumber air. Dari hasil sepakat keluarga bahwa kakak Kal Raman harus bekerja.

Sekolah Nomor Satu

Anak pertema harus mampu menjadi tulang punggu keluarga. Bahwa kakak Kal Raman tidak perlu sekolah tetapi kerja. Akan tetapi ditolak mentah sang ibu, yang mana percaya bahwa semua anaknya tidak terkecuali, harus bisa mengenyam pendidikan tertinggi.
Apapun resikonya termasuk ibu Kal Raman harus bekerja. “Anak- anak saya harus mendapatkan pendidikan terbaik sebisa mungkin yang bisa saya berikan. Pendidikan adalah penyelamat kami,” kata sang ibu. Ini pelajaran bagi Kal Raman dan saudara- saudaranya lain mengenai kehidupan.
Kal Raman dan semua saudara mulai fokus mengejar pendidikan. Dengan seadanya mereka tetap bisa belajar walau tanpa penerangan memadai. Kal memiliki cara biar bisa membaca buku meski gelap. Ia memilih pergi ke pinggir jalan.

Dibawah lampu jalanan dia belejar setiap hari tanpa malu. “Saya bersyukur karena lampu di jalan itu tak pernah mati,” celetuknya.

Ia mampu melalui masa SMA dengan lancar dan sukses. Beberapa keluarga masih memaksa kakak Kal buat berhenti sekolah. Mereka bahkan menyarankan semua keluarganya bekerja. Keluarga lain mereka mendrong belajar keahlian bukan formal, terutama belajar mengetik dan pelayan.

Ibu Kal selalu menolak untuk anaknya bekerja di pemerintah saja. “…tetapi ibu mau dia (kakak Kal) untuk belajar,” jelas Kal Raman. Ini semakin mendorong Kal belajar tekun dan berprestasi. Agar bisa tetap hidup ibunya berjualan piring buat membeli beras.

Dari beras itulah satu keluarga makan dengan disuapi tangan. Sangat membekas dibenak Kal, sampai ia termotivasi dapat masuk ke Anna University. “Suatu saat aku akan memberi engkau uang banyak hingga engkau tidak tau mau diapakan (uang) itu,” batin Kal.

Di Sekolah Menengah Atas, nilainya sangat bagus terutama di teknik dan kesehatan, nah dari ilmu teknik inilah menghasilkan beasiswa. Kal bisa masuk Anna University untuk teknik, dan menolak basiswa masuk kesehatan di Tirunelveli Medical Collage.

Mengapa dia memilih teknik dibanding masuk kesahatan. Kal bercerita ketika dirinya dan sang ibu tengah naik bus. Dia curhat bahwa menjadi dokter akan membuatnya tertahan. Dirinya akan berhenti berkembang di lingkungan Kota Tirunelveli.

Sang ibu mengamini pemikiran anaknya mengenai dunia. Bahwa Kal ingin lebih bebas melihat dunia diluar prespektif tenaga kesehatan. Dia lantas masuk Teknik Listrik dan Elektronik, Anna University, dan tinggal di Chennai.

Cerdas Bersosial

Cerdas di dalam akademis membuat dirinya lebih terbuka. Dia memiliki pandangan luas serta mampu berkomunikasi. Kal menjadi siswa mudah bergaul memudahkan jalan. Banyak orang baik membantu dalam keuangan. Beasiswa kuliah tentu tidak mendukung kehidupan Kal keseharian.

Biaya enam bulan dalam setahun sangat krusial dalam hidupnya. Beruntung beasiswa termasuk uang makan sekali tetapi tidak penuh. Dia makan dan membiasakan berpuasa. Banyak teman membantu buat makan ketika berkuliah. Tidak jarang dia tidak punya uang sama sekali ketika ujian semester.

Ketika ujian akhir dia tidak akan makan sama sekali sehari- setengah hari. “Selepas ujian akhir, saya hampir pingsan,” tuturnya.

Dia tidak segan bekerja buat orang kaya. Itu demi membayar uang kuliah yang kadang tidak penuh. Ia menaksir angka 5000 rupe hutang selepas lulus. Ini memang barat apalagi merantau di Chennai. Mungkin lain cerita, bila dia menerima kuliah di kotanya, Tirunelveli.

Begitu lulus kuliah dia bekerja untuk Tata Consulting Engineers (TCE), dan diberikan pilihan mau ke Mumbai atau Chennai. Dari keduanya dia memilih Mumbai meskipun tidak tau. Kal sama sekali tak pernah menginjakan kakinya disini.

Ia menempuh resiko berangkat hanya membawa sedikit barang. Begitu sampai di stasiun kereta api, ditentengnya tas dan koper, Kal Raman lantas mandi dibawah pancuran di kamar mandi umum. Dia lantas berjalan ke kantor TCE. Dia sama sekali tidak punya uang buat menyewa hotel.

Selepas memperkenalkan diri ke perusahaan, sang manajer menyadari bahwa Kal memakai sandal ke kantor. Dia lantas memanggil Kal dan berkata, “saya tidak peduli dari mana asal kampus anda, tetapi ini tidak bisa dibiarkan. Anda harus datang memakai sepatu besok!”

Kal lalu berkata bahwa besok tidak mungkin memakai sepatu. Sang manajer berkata arogan bahwa dia berani. “Beraninya anda melakukan ini?” ucapnya. Kal lantas berkata jujur bahwa dia tidak punya uang membeli sepatu, dan berjanji dia akan memakai sepatu bila sudah gajian pertama.

“Tuan, saya mohon jangan batalkan hasil penerimaan saya karena masalah ini. Saya dan keluarga saya membutuhkan pekerjaan ini,” Kal memohon. Terkaget manajer itu mendengar permohonan Kal sungguh- sungguh.

Dia bertanya, “dimana anda tinggal?” dan jawabannya adalah, “Stasiun Kereta Dadar”. Sang manjer menjadi pusing karena perasaannya bercampur. Dengan cepat manajer tersebut mengeluarkan uang dari kantong. Ini bayaran dimuka Kal Raman buat membeli sepatu dan besok harus dipakai!

Sang manajer juga minta Kal tinggal sementara di tempat temannya. Sampai menemukan tempat baru dia boleh tinggal di sana. Dibelinya sepasang sepatu dan masih menyisakan gaji awalnya. Uang yang didapatkan di muka tersebut tersisa 15000 rupe, dan langsung dikirim ke ibunya di kampung.

Bekerja keras maka karir Kal menanjak seperti meteor. Dalam sebulan, dia diberi kesempatan buat pindah ke Bangluru, dan diberi pelatihan. Begitu masuk Tata Consultancy Service (TCS), beberapa bulan berlalu, dan dia telah berangkat ke Edinburgh, Inggris.

Selepas dia bekerja disana kemudian berangkat ke Amerik Serikat. Di 1992, dia pergi ke Amerika dan mendapatkan kontrak kerja baru di Wal Mart. Dalam dua tahun, jabatannya sudah Direktur untuk tim kerja, dan menjalankan sistem komunikasi di perusahaan retail raksasa itu.

Di tahun 1998, dia bergabung dengan Onlie Pharmacy sebagai Chief Information Officer, dan pada 2003, dia menjadi CEO -nya.

Alkisah ada pengusaha pilantropis, namanya Mike Milken yang biasa memberikan miliaran rupiah ke pendidikan, dan dia membujuk Kal buat bergabung. Ini terjadi ketika Kal tengah membangun gedung sekolah di desa untuk anak miskin.

Pada Oktober 2007, ia pun membangun GlobalScholar yang menggaet empat perusahaan -National Schoolar (USA), Classof1 (India), Excelisor (USA) dan Ex- Logica (USA)- yang memang sudah fokus di pendidikan. Dia bertraveling menuju Amerika, India, dan Singapura untuk menemukan guru.

Kal menyadari bahwa peran guru begitu penting selain murid dan perusahaan. Pengusaha India ini menargetkan guru- guru berkualitas. Termasuk perusahaannya membantu mereka melalui teknologi. Guru akan lebih dipermudah mengajar murid dan menciptakan sistem pendidikan.

Kal menjadi CEO Global Schoolar menciptakan banyak peluang. Selain perusahaan mendapatkan pendapatan yang terus naik. Mereka menyiapkan media, kurikulum, dan beasiswa. Ada 200 orang yang bekerja untuk Global Schoolar, yang bermodalkan $50 juta, keuntungan $5 hingga $32 juta.

Perusahaan mempunyai 1000 sekolah dan 10 juta siswa, yang mana satu dari sepuluhnya masuk ke Amerika, dengan program pendidikan Global Shcoolar. Dimana itu setara 18 persen populasi negeri Amerika, dan menjadi perusahaan pendidikan terbesar di dunia.

Kal Raman selepas dari Global Schoolar tetap menjadi sosok mulia. Dia mengadopsi semua anak- anak yatim di seluruh desa. Ada 2000 orang anak dan mendapatkan pendidikan terbaik. “Saya pikir jika saya bisa mendidik anak- anak, maka kita akan menciptakan sosial lebih baik,” jelasnya.

Biodata Viral
We will be happy to hear your thoughts

      Leave a reply

      Terviral
      Logo
      Shopping cart