Bisnis Batu Bata Cokro Mendirikan Properti Sendiri

Profil Pengusaha Cokro Anto Wibowo

pengusaha properti palembang

 
Ketika bisnis batu bata ternyata menjadi begitu menjanjikan. Cokro Anton Wibowo memulai terjun menjadi pengusaha semenjak kuliah. Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Musi yang mulai dari kecil- kecilan. Mulanya dia menjadi distributor batu bata kecil- kecilan di tahun 2005.

Dia hanya distributor batu bata orang. Namun karena kebutuhan meningkat, di Palembang kala itu tengah ada Pekan Olah Raga Nasional (PON). Acara tahun tersebut mengangkat Palembang menjadi tuan rumah. Otomatis pemerintah daerah membutuhkan pembangunan fasilitas perlombaan.
Permintaan batu bata naik sampai melampaui daya produksi. Banyak pembenahan dan pembangunan infrastruktur sebelum perlombaan dimulai. Pihak pemerintah daerah pun tak segan untuk membeli ke luar kota. Cokro mendapatkan imbas pembangunan tersebut, sampai batu bata miliknya ludes habis.

Membangun Usaha Sendiri

Pengusaha Cokro sempat kwalahan melayani permintaan batu- bata. Padahal dia cumalah distributor dengan pasokan terbatas. Ia memutuskan membangun bisnis batu bata sendiri.
“Saat itu pembangunan di Palembang sedang gencar- gencarnya,” tutur dia.
Berbekal uang Rp.50 juta digunakan membangun pabrik batu bata. Ia mulai memproduksi batu bata sendiri. Uang sebesar itu merupakan hasil tabungan selama masa sekolah sampai kuliah. Menjelang PON tiba, ia berhasil memasok ribuan batu bata ke berbagai proyek di Buma Sriwijaya tersebut.
Ajang PON selesai tetapi tidak bagi bisnis batu bata Cokro. Justru dia malah semakin banyak orderan pesanaan. Ia merambah kota lain dari Muara Enim sampai Lahat. Omzet batu bata miliknya mencapai Rp.200 juta perbulan. Sukses berbisnis batu bata tak membuat pengusaha muda ini berhenti.

Dia ingin terjun ke bisnis lebih besar. Cokro kemudian berpikir untuk menjadi kontraktor, dan terlibat langsung beberapa proyek di Palemban. Ia lalu mendirikan CV. Bangun Persada. Meskipun dia masih berkongsi dengan perusahaan lain untuk membangun.

Cokro tidak berkecil hati. Ia malah menjadikan itu sebagai pembelajaran tersendiri. Minatnya akan dunia properti semakin meningkat. Tekadnya telah bulat untuk memulai usaha baru. Dia lalu mencari SDM berkualitas di bidang arsitektur, dan telah lengkap dokumen mengenai aspek legalitas.

Tahun 2009, Cokro telah mampu mengerjakan semua sendiri, dan banyak orang yang mencemooh meragukan usaha itu. Dia dianggap minim pengalaman. Apalagi beberapa perusahaan properti besar dari Jakarta ada di Palembang. Dia tidak ambil pusing memilih melanjutkan berbisnis properti.

Semua omongan dijadikan cambukan semangat bagi pengusaha ini. Suara pesimis itu datang karena dirinya berhadapan dengan perusahaan besar. Dia sadar mereka kontraktor besar tengah berekspansi di Kota Palembang. Ia bertekad untuk lebih bekerja keras, ulet, dan menggeluti bisnis properti ini.

Naik Kelas Berbisnis Properti

Dibawah bendera CV. Bangun Persada, Cokro telah menjelma menjadi pengushaa properti ternama. Dia naik kelas berbisnis properti dari pabrik batu bata. Taukah kamu bahwa Cokro menghasilkan omzet Rp.27 miliar pertahun. Usia muda tidak membuat dirinya takut untuk membangun bisnis.

Ia menggarap beberapa proyek ternama. Sebut saja nama Tanah Mas Residance, hunian premium dengan mahana wisata air. Ini menjadi satu- satunya yang ada di Palembang, dengan luas 10 hektar berupa danau yang lengkap fasilitas seperti food court, pemancingan, flying fox, dan speedboat.

Penghuni akan diberikan tiket gratis untuk menikmati wahana. Bagi masyarakat umum, mereka boleh masuk dengan membayar Rp.5000. Wisata karya Cokro mampu menarik pengunjung anak muda dan keluarga.

“Arena ini menjadi pilihan anak muda dan keluarga di akhir pekan,” tuturnya.

Cokro mampu membangun 400 hunian di wilayah Sumatra Barat. Usaha miliknya mampu membuat beraneka macam jenis rumah. Ia membangun dari tipe 35 sampai 105, dengan harga jualan sekitar Rp.150- Rp. 900 juta.

CV. Bangun Persada mempekerjakan 100 orang karyawan, serta puluhan freelance yang memasarkan rumah. Dia paling sedikit membangun 50 rumah dalam setahun. Mendirikan rumah sebanyak itu berapa pendapatan Cokro.

Total ia mampu mengantongi Rp.25 miliar pertahun dan Rp.2,25 miliar perbulan. “Modal saya nekat dan berani,” jelas Cokro.

Lantas bagaimana nasib bisnis batu bata Cokro kemudian. Ia menceritakan bahwa masih berbisnis tetapi lebih lengkap. Pengusaha ini menyulap pabrik batu bata menjadi bisnis bahan bangunan. Dia menjadi ditributor granit dan keramik di Palembang.

Toko bahan bangunan yang bernama Anton Jaya lengkap. Cokro tak susah untuk membesakan bisnis tersebut. Pasalnya ia sebagai pengusaha properti memiki jaringan bahan bangunan. Cokro mencoba membangun sinergi bisnis, jadi walau berekspansi masih dalam ruang lingkup sama.

Toko material tak lama menambah pundi- pundi penghasilan. Dia mampu mengantongi ratusan juta dari toko bangunan. Meskipun sudah besar tetapi tidak lupa kepada masyarakat. Ia tak mau menjual khusus untuk properti. Anton Jaya juga melayani penjualan sekala kecil bagi masyarakat umum.

Ia mampu mendistribusikan 10.000 meter keramik dan 2000 meter geranit. Pemasaran merambah sampai ke Muara Enim, Lahat, dan Pagaralam. Cokro tidak sekedar mengejar keuntungan. Bisnis yang dikelola diharapkan memberikan dampak besar di sosial.

Biodata Viral
We will be happy to hear your thoughts

      Leave a reply

      Terviral
      Logo
      Shopping cart