Biografi Pengusaha Bisnis Andris Wijaya
Pengusaha muda satu ini sempat ragu. Ketika dipanggil pulang kampung, diberi tugas melanjutkan pabrik penggilingan beras. Andris Wijaya sempat melamar kerja di Pertamina, PLN, atau Perusahaan migas lain. “Sedih juga, kenapa teman- teman saya bisa lolos (tes),” tuturnya.
Pengusaha Beras Pulen
Proses penggilingan yang awalnya satu kali, kemudian menjadi dua kali. Yang mana menghasilkan beras lebih bersih putih. Beras Andri bebas dari kutu dan pasir. Mesin baru memberikan semangat baru berwirausaha. Beras dihasilkan lebih bagus hingga ia mulai berpikir sayang kalau dijual curah.
Kualitas baras Andri sudah diatas rata- rata. Memiliki kelebihan lebih putih, bersih, kalau dimasak tidak berasa hambar, gurih, dan jadi tahan lama. Satu hari di rice cooker, beras garut miliknya tidak mengeluarkan bau maupun berubah warna. Ide membuat beras garut menjadi oleh- oleh berdengung.
Sayang, orang sepertinya kurang peduli soal beras, penghargaan atas beras masih sebatas bahan yang umum. Orang garut sendiri kurang menghargai kualitas beras Garut. Ide baru muncul bagaimana jika dia membuat produk turunan. Bagaimana membuat produk olahan yang menonjolkan beras Garut ini.
Tahun 2011, dia mulai mengadakan riset kecil- kecilan, soal produk apa digemari masyarakat. Jenis produk apa yang berbahan dasar beras atau nasi. Maka muncul produk nasi liwet menjadi salah satu pilihan. Uang Rp.30 juta digelontorkan hingga menemukan formula ideal nasi liwet lezat.
Imajinasi Andri menciptakan produk unik, yang tidak pernah ada, hingga praktis untuk dibawa ke mana- mana. Layaknya mie instan saja cukup memakai air panas. Awalan Andri mencari resep nasi liwet. Dia menemukan resep dari kakak untuk membuat bumbu racik nasi liwet.
Eksperimen berlanjut, ternyata nasi liwet bisa dikeringkan, tanpa perlu memakai bahan pengawet. Ia membandingkan racikannya ke restoran sekitar. Di Juli 2011, Andris mendaftarkan sertfikasi halal MUI. Sebelum sertifikasi halal juga sudah lolos kandungan gizi laboratorium Universitas Padjajaran Bandung.
Cara marketing unik juga diterapkan Andri. Kemana- mana dia membawa rice cooker. Termasuk ke tempat fitnes,”…sengaja saya masak di sana.” Aroma enak nanti tercium ke seluruh penjuru tempat fitness.
Pengusaha Muda Penuh Keyakinan
Ia rajin mendatangi pusat oleh- oleh Jawa Barat. Dia mencoba menawarkan produknya. Dengan berat hati, kebanyakan mereka menolak produk buatan Andri. Rasa putus asa nampaknya sudah hilang di hati. Keberanian dan keyakinan akan produknya. Membuat Andri bahkan rela menggeratiskan semua produknya.
Asalkan nasi liwet instan ini bisa dipajang. Dan setiap bungkusnya berukuran 500mg memiliki aneka rasa. Mulai nasi liwet instan rasa jengkol, jambal, dan petai, dengan beraroma jeruk dan jambu. “Saya yakin, satu pintu tertutup, satu pintu terbuka lagi,” semangat Andri.
Dari memberi gratis produknya, pemili toko malah mendatangi Andri meminta produknya langsung. Produk nasi liwat instan bernama Nasi Liwet Instan 1001 ini, menjadi fenomena oleh- oleh bagi para pelancong. Kemudian datang pemerintah daerah yang mengajak mengikuti pameran yang diadakan pemerintah.
Kisahnya, Wakil Bupati Garut, Dicky Chandra sempat memborong seluruh produk Nasi Liwet Instan. Maka disitulah produk Andri semakin populer. “…diburu konsumen,” semangatnya. Sejak nama Nasi Liwet 1001 semakin terkenal. Banyak media masa menyorot bagaimana makanan daerah dirubah jadi kemasan.
Kemasan nasi liwet semakin modern. Permintaan dari toko oleh- oleh terus mengalir. Meskipun bisa dibilang sudah sukses. Ia tidak berpuas hati. Lewat bisnis nasi liwet instan, Andri mampu mendirikan restoran Sunda- Belanda di Garut. Meskipun sukses ada rasa tidak puas ketika ditanya tentang itu.
Inginnya bagimana produknya bisa instan. Layaknya mie instan tidak butuh lebih lama dari 20 menit. Kalau bisa cukup lima menit diseduh. Eksperimen dilanjutkan dan diharapkan tahun 2016 kelak ia sudah menghasilkan.
Sembari meningkatkan kualitas. Diam- diam dia juga sudah memasarkan ke pasar luar negeri. Mulai tahun 2012 berbekal bisnis online, produknya dipesan beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Australia, Dubai, sampai Amerik Srikat.
Mengejutkan karena ternyata nasi liwetnya digemari di Dubai. Satu kontainer pernah dikirim hingga ke Amerika Serikat. “…dan hingga kini tidak pernah kembali,” tutur pengusaha muda ini dalam sebuah wawancar, di kantornya Jl. Semarang No. 52 Kabupaten Garut.
Usaha dijalankan Andri bukan semata- mata keuntungan. Tetapi bagaimana membuka lapangan kerja. Dia masih ingin mengembangkan aneka usaha. Bisnis nasi liwet instan sendiri mampu menarik 270 orang pekerja yang sebelumnya tiga.
Mereka membuat nasi liwet 1500 kemasan dari 6 kuintal beras Garut. Yang kemudian dikemas ke kemasan 500gram seharga Rp.25 ribu. Dia juga masih menjalankan bisnis penggilingan beras, yang mana menghasilkan 38 ton, yang didistribusikan ke Pasar Beras Cipinang.
Ia menerangkan nasi liwet instan ini merupakan cara. Tujuannya mengangkat nama beras Garut. Dia berharap ketika orang mencicipi lezatnya nasi liwet instan; mereka akan bertanya asal berasnya. Lalu harga beras akan naik. Nilai jual beras akan stabil sehingga petani tetap sejahtera karena harga stabil.
“Siapa lagi membangun negeri ini kalau bukan kita,” paparnya. Baginya pengusaha muda harus bisa berguna bagi orang banyak. Jangan mementingkan diri sendiri -mementingkan keuntungan saja. Tapi pengusaha mudah harus bermanfaat bagi masyarakat banyak.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky