Profil Pengusaha H. Rohman

Pemilik Cendol Elizabeth
Meski tak lulus SD, Rohman sadar kualitas menjadi nomor satu. Bahan- bahan didapatkan dicarinya sendiri dari pabriknya sendiri. Untuk sagu didapatnya dari Kepulauan Riau dan gulanya dari Cilacap, Jawa Tengah.
Karena bahan utamanya berkualitas jadilah harganya lebih mahal. Harganya melonjak lebih mahal dari es cendol berbahan zat kimia. Pembeli harus merogoh kocek Rp.2.500 untuk segelas es cendol. Kalau anda mau yang paket jumbo, per- bungkus seberat 1,5 kg, akan dijualnya Rp.8000.
Sejarah Es Cendol Elizabeth
Perjalanan bisnisnya tidak mudah loh. Perjalanan H. Rohman sebagai penjual es cendol panjang dan berliku. Dia telah mandiri semenjak ayahnya meninggal. Ketika itu dia masih duduk dibangku sekolah dasar kelas 2 di Cilacap.
Dibawah bimbingan pamannya berjualan es cendol dengan gerobak. Dia berkeliling sejak tahun 1972 sampai tahun 1980.
“Saya keliling sejak tahun 1972 sampai tahun 1980, mulai dari Astanaanyar sampai Dago. Lama-kelamaan sampai di jalan Otista es cendol sudah habis sama pelanggan, jadi tidak ke Dago lagi. Akhirnya saya mangkal di Otista,” kata Rohman melanjutkan.
Tiga tahunan dia belajar berbisnis es cendol dari pamannya. Ia akhirnya memutuskan untuk membuka usaha sendiri. Ketika itulah ia mulai berkreasi mencari- cari resepnya sendiri.
Rohman bercerita selama berjualan grobaknya kerap diamankan oleh satuan pamong praja. Tercatat sudah tiga kali gerobaknya diamankan. Kadang gerobak dan pemiliknya yang diamankan akan diturunkan jauh dari daerah perkotaan.
Rohman lah yang sering membantu membawakan barang- barang hingga ke dalam rumah. Pada 1978, ibu Eli berinisiatif untuk berjualan di depan rumah. Bu Eli berjualan didepan rumah denga menggunakan meja disamping gerobak cendolnya.
“Saya bilang ga boleh. Kalau cendolnya punya saya, tasnya punya ibu. Dia tetap maksa dan akhirnya saya nurut setelah saya melapor ke Ibu Eli dan beliau bersedia membayar cendolnya” kata H. Rahman.
Kejadian seperti berulang kembali. Bahkan menyebar sebagai rumor membeli tas Elizabeth dapat segelas es cendol Elizabeth gratis. Maka seiring kesuksesan Elizabeth, terkenal pula lah es cendol Elizabeth.
Restoran Es Cendol Elizabeth didirikan di Ll. Inhoftank no.64 Bandung. Produk buatannya juga ditambah tidak hanya es cendol, ada es goyobond, batagor, bakso tahu dan mie bakso. Kini, jika sedang libur atau setiap hari di bulan Ramadhan omzetnya bisa mencapai 10 juta hingga 15 juta.
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky