
Tanggal 26 April 2012 ditandai sebagai hari ulang tahun ke-13 Kabupaten Way Kanan. Berbagai acara digelar untuk memeriahkan hari jadi daerah otonom pecahan dari Lampung Utara ini.
Selain acara seremonial, menilik perjalanan 13 tahun ini juga patut untuk melihat kemajuan dan mengevaluasi yang seharusnya dilakukan.
Kepada Sudarmono dan Mat Saleh dari Lampung Post, Bupati Way Kanan Bustami Zainudin memaparkan hal ihwal Way Kanan masa lalu, sekarang, dan harapannya di masa mendatang, Kamis (25-4), di Blambangan Umpu, Way Kanan.
Di hari ulang tahun ke-13 Kabupaten Way Kanan ini, Anda sudah satu setengah tahun menjadi bupati. Publik pasti ingin tahu, apa yang sudah Anda buat?
Pertama, usia ke-13 Kabupaten Way Kanan ini adalah ulang tahun kita semua. Oleh karena itu, saya sampaikan selamat ulang tahun kepada seluruh warga Way Kanan. Way Kanan hari ini adalah karya kita bersama. Mari kita bersatu padu untuk membangun daerah kita untuk menjadi lebih baik.
Kedua, saya memang sudah satu setengah tahun menjadi bupati di sini. Kalau ditanya progres atau perkembangannya, saya lebih suka kalau Anda menanyakan kepada rakyat, terutama warga miskin di daerah-daerah. Jawaban mereka akan lebih fair dari pada argumentasi saya.
Saya tidak yakin kalau ditanyakan kepada mereka jawabannya sudah baik dan berhasil. Sebab, kacamata rakyat, apalagi masyarakat awam, cara pandang tentang pembangunan itu bisa sangat pragmatis. Sebab, bagi kebanyakan orang, yang disebut pembangunan itu ya membangun gedung, monumen, mal, atau bangunan lainnya. Nah, ini pandangan yang tidak tepat.
Apa yang lebih tepat?
Pembangunan itu adalah suatu upaya memperbaiki kualitas hidup melalui proses menuju yang lebih baik. Itu makna yang sesungguhnya.
Bagi saya, membangun gedung tinggi, monumen megah, taman indah, itu sangat mudah. Kalau ada duit, disetujui wakil rakyat, dalam setahun jadi. Tetapi, apakah itu yang dibutuhkan rakyat?
Apa yang paling dibutuhkan rakyat Way Kanan?
Nah, ini problem kita. Sesungguhnya kebutuhan kita ini baru pemenuhan kebutuhan pokok. Apa itu? Pangan, sandang, papan, kesehatan, pekerjaan, dan segala sesuatu yang masih primer. Itu semua menyangkut urusan ekonomi. Ini masih urusan seputar perut. Nah, itulah yang sedang terus saya genjot.
Sekarang, apakah kerja Anda 18 bulan ini sudah berhasil?
Jujur saja, belum. Saya bersama staf masih terus gencar bekerja dan kadang-kadang terseok-seok. Tetapi kalau progresnya, sudah cukup baik dan sudah on the track. Kita sudah melakukan pemantapan posisi untuk kemudian diakselerasi.
Kalau pertanyaan ini Anda sampaikan kepada rakyat, mungkin pernyataan saya bohong. Sebab, secara kasat mata, bagi awam, perbaikan kualitas kesehatan di masyarakat belum tentu dianggap sebagai hasil pembangunan.
Sebagai contoh, kalau di puskesmas suatu desa angka orang berobat akibat penyakit berbasis lingkungan jadi sedikit, itu dianggap biasa saja. Padahal, itu adalah prestasi yang notabene adalah hasil pembangunan.
Pasti masih ada pertanyaan lagi, pembangunan yang mana? Itulah rakyat kita. Belum paham bahwa melakukan penyuluhan, membuat berbagai lomba, seringnya petugas puskesmas berkunjung ke rumah-rumah, itu dianggap bukan pembangunan. Mereka tahunya pembangunan itu yang membangun jalan, membangun rumah sakit, dan lain-lain.
Apakah benar kualitas hidup warga Way Kanan sudah membaik seperti yang Anda sebut?
La, bisa Anda buktikan sendirilah. Apakah ada di Way Kanan ini yang tidur di kolong jembatan, Anda bertemu pengemis di sini, atau potret-potret kemiskinan lainnya.
Indikator lain adalah, di sini sudah relatif aman dari gangguan kejahatan yang mengerikan seperti begal atau perampokan. Sebab, faktor keamanan juga menjadi indikator kondisi ekonomi suatu wilayah.
Tetapi, infrastruktur jalan masih terlihat belepotan?
Saya pikir, soal jalan ini hampir samalah di seluruh Lampung. Tetapi, argumentasi saya tentang jalan ini mungkin agak berbeda.
Saya katakan, jalan rusak itu alhamdulillah. Mengapa, itu berarti di atas jalan itu ada aktivitas tinggi. Ada truk-truk yang mengangkut hasil bumi milik rakyat yang dijual keluar daerah. Apa artinya? Itu karena rakyat di sini produktif. Ada yang dihasilkan. Dan itu artinya ekonomi rakyat menggeliat.
Kalau tidak ada truk yang mengangkut hasil bumi, itu artinya tidak ada denyut ekonomi. Nah, kalau truk yang lewat itu pada kosong, ya jalan mulus terus, haha…
Anda punya tagline Way Kanan Bumi Petani untuk menggerakkan ekonomi rakyat. Sementara ada yang menyebut Anda tidak menganggarkan dana yang cukup untuk pertanian?
Strategi membangun itu tidak cuma mengandalkan anggaran pemerintah. Kalau semua bertumpu kepada APBD, enggak bisa bergerak kita.
Kita punya banyak resources yang siap membantu. Ada pihak swasta yang punya kemampuan modal, teknologi, dan punya kepentingan mengembangkan bisnisnya. Nah, itu kan prospek yang harus kita ajak membangun.
Kalau ada yang mengkritik dana pertanian yang kecil, faktanya kita bisa membangun pabrik karet senilai Rp500 miliar. Ada pabrik kelapa sawit berkapasitas besar. Ada juga pabrik gula. Nah, itu semua adalah biaya pada bidang pertanian.
Pencanangan Way Kanan Bumi Petani itu, jawabannya ya pabrik-pabrik itu. Pabrik itu adalah pasar bagi petani Way Kanan. Kita canangkan gerakan menanam karet, sawit, tebu, itu kita fasilitasi pasarnya. Enggak akan ada ruginya karena berapa pun produksi petani akan terserap pabrik. Bahwa perusahaan punya lahan juga, itu soal lain.
Ada bumi petani, ada mulang tiyuh. Masih ada yang masih simpang siur mengartikannya?
Beberapa waktu lalu, saya diundang Unila untuk diskusi soal program-program pembangunan saya. Ada puluhan profesor doktor dan pakar-pakar.
Di situ, saya ngomong, bahwa saya sebagai bupati ingin mendistribusikan tanggung jawab kepada para cerdik cendekiawan itu.
Saya bilang, kalau ada orang miskin, itu tanggung jawab siapa? Jawabnya, pasti tanggung jawab orang kaya. Itu jelas di Alquran. Kalau ada orang bodoh, juga demikian. Tanggung jawab orang pintar.
Saya bilang kepada mereka, di dusun-dusun itu banyak sekali orang miskin. Setelah saya identifikasi, ternyata mereka miskin karena bodoh. Nah, sekarang siapa orang-orang pintar itu? Di situ saya membagi dosa, hahaha….
Intinya, mulang tiyuh adalah kita semua punya tanggung jawab moral atas apa yang terjadi di sekitar kita. Orang kaya, ayo datangi kampung untuk membantu saudara-sudara kita yang masih miskin. Para profesor doktor, ayo turun gunung, ajari anak-anak menjadi pintar sehingga tidak menjadi generasi miskin.
Kalau mengandalkan saya, saya ini cuma S.Pd, (sarjana pendidikan, red), mana bisa lebih hebat dari guru besar.
Saya bilang, kalau bapak-bapak para doktor ini tidak mau turun membantu, dosanya bapak-bapak yang tanggung, hahaha…
Dari program-program yang Anda gelontorkan, apa muara yang ingin dicapai?
Tentu, kesejahteraan rakyatlah. Saya tidak ingin Way Kanan ini segera mempunyai gedung-gedung megah seperti Bandar Lampung, tetapi rakyatnya pusing mau makan apa. Kedua, interaksi sosial kemasyarakatan di sini berjalan demokratis sehingga apa pun kondisinya, kita tetap damai kondusif.
Berikutnya, kita ini budaya bangsa yang luhur di Way Kanan ini menjadi budaya tinggi yang kita junjung bersama. Dan, seluruh yang kita perbuat ini harus bermuara untuk mendapat berkah Allah swt., Tuhan Yang Maha Esa. n
BIODATA
Nama : H. Bustami Zainudin, S.Pd.
Kelahiran : Gununglabuhan, 8 Oktober 1969
Alamat : Jalan Raden Jambat No. 2 Blambangan Umpu, Way Kanan
Ayah : H. Zainudin Gelar Sutan Dewa bin Batin Penutup
Ibu : Hj. Abina binti Sutan Syah Ratu.
Istri : Dr. Hj. Rina Marlina, M.Si.
Anak :
1. Ayu Hani Nabila
2. Ajeng Raisa Aghnia
3. Anggun Tazkia Ramadhani
Riwayat Pendidikan
– SD Negeri Gununglabuhan (1977-1978)
– MIN Tanjungkarang (1982)
– SMP Negeri Kedaton Tanjungkarang (1985)
– SMAN 5 Tanjungkarang (1988)
– S-1 FKIP Universitas Lampung (1993)
Pekerjaan
– Wakil Bupati Way Kanan (2005-2010)
– Bupati Way Kanan (2010-2015)
Sumber:
Wawancara, Lampung Post, Minggu, 29 April 2012
Bagikan ke Teman & Pengikut:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Nextdoor(Membuka di jendela yang baru) Nextdoor
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky