Alhusniduki Hamim (1939-2008): Epitaf Dunia Pendidikan Lampung

ALHUSNIDUKI HAMIM, Rektor Universitas Lampung dua periode, menjadi nama yang menorehkan jejak saat peta pendidikan Lampung dibentangkan.

Rektor Universitas Lampung (1990-1994-1998) ini dikenal karena kesantunannya. Dengan keteladanan itu pulalah dia menghadapi keseharian dunia kemahasiswaan yang hiruk-pikuk. Dengan sikap yang sama Rektor pertama lulusan Unila ini mengawal kelimun mahasiswa saat Kampus Hijau tersebut ikut menghadapi detik-detik “persalinan” reformasi. Berbasis pola serupa Pak Duki, demikian seluruh kolega memanggilnya, sukses menakhodai kampus besar selama dua periode kepemimpinan.

Komitmen dan perhatian lelaki kelahiran Menggala, 10 Desember 1939 ini terhadap universitas terbesar di Lampung tercatat dengan tinta emas. Ketekunannya di bidang pengembangan akademik mewarisi beribu hal baik yang bisa dinikmati hingga sekarang.

Pak Duki termasuk perintis Unila. Sebagai pendidik dan pimpinan, dia mendorong pendidikan berbasis information and communication tecnology (ICT) di Unila. Alhusni punya visi, penguasaan internet menjadi kecakapan tambahan alumni selain TOEFL (test of English as a foreign language). Dia ingin kampus Unila leading di Sumatera dan masuk kampus papan tengah Indonesia. Sebagai “pembuka jalan setapak” ke arah sana, Alhusni mengarahkan DUE Project Unila investasi di bidang hardware, software, dan humanware.

Unila pun diperhitungkan dan menjadi simpul penting ICT. Unila menjadi koordinator ICT untuk 18 kampus di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Fondasi yang dipancangkan menuai hasil. Gagasannya berpengaruh besar. Unila segera bertransformasi menjadi kampus par excellence dan hadir sebagai tempat belajar yang berbasis ilmu teknologi. Di bawah Alhusni, hanya Unila dan tiga kampus besar lain di Tanah Air yang mendapat bantuan DUE Project. Inilah yang mendasari sistem pemakaian teknologi canggih di Universitas Lampung.
Unila memang “anak kandung” yang ia ikut rintis pendiriannya. Nun 47 tahun silam, Alhusni muda tercatat sebagai mahasiswa angkatan pertama universitas ini. Pada November 1960, lulusan master of agricultural development economics di Australian National University, Canberra, Australia (1977), master of science in agricultural economics, University of Kentucky, Lexington, Amerika Serikat (1984), dan kandidat doktor IPB, Bogor (1985) ini, tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi Hukum Sosial, lalu terbentuk sebagai Universitas Sriwidjaja (Unsri) Cabang Lampung (Februari 1961), kemudian menjadi Universitas Lampung sejak 23 September 1965.

Pak Duki menyelesaikan sarjana muda ekonomi Unsri Cabang Lampung tahun 1963 dan melanjutkan kuliah untuk menuntaskan sarjana di Fakultas Ekonomi Unila tahun 1968.

Dalam sebagian besar hidupnya, ayah tujuh putra-putri ini banyak diingat sebagai manusia yang mewakafkan waktu dan hidupnya di dunia pendidikan. Sampai ajal menjemput, almarhum menjabat ketua Komisi Pendidikan Lampung dan ketua Dewan Riset Daerah Lampung. Selain itu, sampai saat terakhir Pak Duki masih ketua Yayasan Al-Kautsar Lampung.

“Dia imam yang baik bagi keluarga. Dalam kondisi sakit, almarhum tetap tidak pernah mengeluh atau marah. Sewaktu berobat di Tokyo, Jepang, beliau sering bertanya kepada dokter tentang posisi matahari untuk menentukan waktu salat. Sebelum berpulang, beliau pamit dan menyampaikan salam bagi kerabat serta anak dan cucu yang belum sempat bertemu,” kata putra almarhum, M. Imran Zulkarnain.

Sebagai pakar ekonomi perdagangan internasional, Pak Duki rutin menjadi pemakalah dalam berbagai seminar spesialisasi pemasaran internasional, ekonomi moneter internasional, sampai teori ekonomi makro. Bagi Lampung, kajian almarhum di bidang ekonomi pertanian masih dipakai, setidaknya banyak mengilhami, pengembangan ilmu tersebut di level lokal, regional, dan nasional.

Prof. Muhajir Utomo, junior almarhum semasa studi di Amerika, menceritakan pribadi Pak Duki yang terbuka dan pengayom. “Beliau low profile dan menerima masukan, selalu memberi teladan dengan tindakan,” kata dia. Saat bersama Prof. Sahala Panjaitan menuntut ilmu dan tinggal bersama di sana.

Di kawasan Greg Page, Amerika, itu pula almarhum memelopori pendirian masjid. Padahal izinnya tidak mudah. Pak Duki menggalang dana untuk menyewa rumah yang kemudian dijadikan masjid. Sampai sekarang masjid Moslem Association tersebut masih tegak dan menjadi syiar Islam di wilayah sana. Kini, masjid telah dibesarkan; rumah di sebelahnya direnovasi dan menjadi bagian dari masjid.

Di mata juniornya, Pak Duki menjadi diskusi yang hangat serta berpandangan jauh. Bukan cuma memperkenalkan gagasan internet untuk mengembangkan Unila, melainkan juga kewirausahaan bagi mahasiswa dan penguasaan bahasa Inggris sebagai syarat kelulusan.

Sebagai pendidik di depan kelas, Pak Duki bukanlah tipe dosen yang memasang jarak dengan mahasiswa. Dia membuka diri untuk diskusi. Gaya mengajarnya yang moderat menjadi kenangan yang susah dilupakan.
Di pelataran lain, dunia sosial-politik, misalnya, Alhusni menjadi nama yang mesti sering disebut. Kita mulai dari yang “ringan”. Sampai akhir hayatnya, Pak Duki menjadi pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Lampung (sejak 1968), anggota Perhimpunan Ekonomi Pertanian (Perhepi) sejak 1974. Lalu, American Agricultural Economics Association (AAEA) sejak 1982. Omicron Delta Epsilon (ODE), International Economics Association, Amerika Serikat, sejak 1983.

Di bidang sosial kemasyarakatan, sejak 1994 dia aktif sebagai anggota di Dewan Pertimbangan di Majelis Ulama Indonesia Lampung dan pengurus di Yayasan Pondok Pesantren Ulul Abshor Lampung sejak 1993. Di organisasi kepemudaan, sejak 1996 Pak Duki menjadi anggota Dewan Pertimbangan Pemuda Panca Marga.
Di pentas politik nasional, Pak Duki pernah menjadi anggota MPR, bahkan tercatat sebagai sekretaris Fraksi Utusan Daerah dan anggota Badan Pekerja. Dalam konteks dunia pendidikan, almarhum merupakan anggota pleno Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional selama 1999-2004.

Belasan halaman biodata yang ditinggalkan, dengan berpuluh catatan kegiatan dalam pelbagai lapangan, bukanlah lembar kosong. Selama 69 tahun kehidupannya, sampai maut menjemput, Pak Duki menaburkan selaksa memori indah. Ribuan lembar kenangan indah itu menjadi epitaf, puisi yang tercetak di atas nisan, atas ketulusannya semasa hidup. n

BIODATA


Nama: Alhusniduki Hamim
Lahir: Menggala, 10 Desember 1939
Meninggal: Bandar Lampung, 13 Februari 2008

Jabatan: Rektor Universitas Lampung (1990-1994-1998)
Pendidikan:
– Sarjana muda ekonomi dari Unsri Cabang Lampung, 1963
– Sarjana di Fakultas Ekonomi Unila, 1968
Master of agricultural development economics dari Australian National University, Canberra, Australia, 1977
Master of science in agricultural economics, University of Kentucky, Lexington, Amerika Serikat (1984)
– kandidat doktor IPB, Bogor (1985)

Sumber: 
Heri Wardoyo, dkk. 2008. 100 Tokoh Terkemuka Lampung, 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Bandar Lampung: Lampung Post. Hlm. 158-161.

Biodata Viral
Terviral
Logo
Shopping cart