Sugiarto Wiharja (1953-…): Bankir dan Eksporter Kopi

KETIKA Indonesia dilanda krisis ekonomi tahun 1997, PT Tripanca Group justru terus tumbuh. Kelangsungan perusahaan ini banyak ditopang pengalaman pemiliknya, Sugiarto Wiharjo.

Pria kelahiran Malang, Jawa Timur, 19 Desember 1953, yang akrab disapa Om Lay, itu mengawali semuanya dari nol. Tahun 1970 merupakan tonggak sejarah bagi suami dari Meriana ini.

“Tahun 1970, saya kali pertama masuk Lampung, persisnya di Pringsewu. Di sana saya bekerja di PT Darmala bagian gudang untuk memilih-milih biji kopi,” kata dia.
Pengalaman bekerja di PT Darmala teryata sangat berharga. Pasalnya, setelah tidak lagi bergabung di PT Darmala, tepatnya 1979, Om Lay memberanikan diri melakoni bisnis jual beli kopi.

Ketekunan dan keuletan teryata berbuah manis. Tahun 1987 merupakan awal bagi Om Lay menjadi eksportir kopi. Secara umum, produk yang dipasarkan adalah biji kopi dari jenis robusta. Biji kopi ini, dari kualitas asalan diproses sedemikian rupa hingga didapat tingkat mutu sesuai dengan permintaan ekspor.

Meski demikian, kondisi ini tidak bisa berlanjut terus-menerus karena ada keterbatasan, khususnya pendanaan. Tahun 1995, Om Lay melakukan ekspansi usaha di bidang ekspedisi dan perbankan.
PT BPR Tripanca berdiri 5 Mei 1995. Pada akhir 2007, bank ini mempunyai empat cabang dengan 200 lebih karyawan. Bank Tripanca terus berupaya meningkatkan pelayanan dan menciptakan produk-produk baru untuk menghadapi persaingan antarbank. Pelayanan ini dimulai dengan keramahan setiap karyawan bank, mulai pimpinan hinga staf. Selain itu Bank Tripanca berusaha memberi kredit merata untuk pihak-pihak yang memerlukan tidak hanya usaha kecil dan menengah (UKM).

Dalam 10 tahun perjalanannya, Bank Tripanca yang tahun 1996 hanya memiliki satu kantor di Bandarjaya, Lampung Tengah. Kini, Bank Tripanca telah memiliki satu kantor pusat di Bandar Lampung dan tiga kantor cabang.

Tahun 1996, Om Lay mengukuhkan kegiatan usahanya menjadi CV Tripanca Group. Setelah berjalan sekian lama, tahun 2005 status badan hukum perusahaan ditingkatkan menjadi PT Tripanca Group.

Awalnya, Tripanca Group berdomisili di Bandar Lampung yakni di Jalan Laksamana Malahayati, Telukbetung. Sejak Februari 2008 perusahaan ini menempati kantor baru berupa Tripanca Centre di Jalan Way Sekampung No. 8, Rawa Laut, Bandar Lampung.

Keseluruhan usaha yang dikelola Tripanca Group berada di Lampung, antara lain PT BPR Tripanca Setiadana merupakan lembaga lembaga bank (rural bank).

Selanjutnya PT Prabu Tirta Jaya Lestari. Perusahaan ini bergerak dalam bidang produksi dan pemasaran air minum dalam kemasan dengan merek Tripanca. Kini, produknya telah dipasarkan di wilayah Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Lampung. Jumlah tenaga yang terserap melalui usaha ini mencapai 250 orang.
Jenis usaha Tripanca Group adalah PT Cideng Makmur Pratama. Perusahaan ini berkonsentrasi pada perdagangan ekspor komoditas kakao, lada, dan cengkih. Meski menguasai beberapa segmen usaha, Om Lay tetap punya obsesi.

“Saya punya obsesi mendirikan pabrik gula, mal, dan hotel. Tentu semuanya bergantung pada bantuan kolega-kolega saya. Tanpa mereka, rasanya mustahil bisa terwujud,” kata dia.

Sebenarnya segmentasi usaha pariwisata dan hiburan telah diawali Tripanca Group dengan mendirikan Tripanca Lounge. Tempat ini dijadikan lokasi jamuan bagi kolega-kolega Tripanca Group. Tanpa disangka, tempat ini justru menjadi rujukan pengusaha Lampung untuk melakukan pertemuan atau jamuan rekan bisnis. “Tanpa diduga, Tripanca Lounge ternyata begitu direspons masyarakat. Inilah yang mendorong saya mendirikan mal, hotel, hingga pabrik gula,” pungkasnya.

Eksportir Kopi

Di antara sekian banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan hasil bumi, terutama kopi, Tripanca Group adalah salah satunya. Bahkan, 70 persen hasil kopi petani Lampung ditampung PT Tripanca Group.

Pengalaman 30 tahun Om Lay selaku owner berkecimpung di dunia kopi, ternyata mampu mengkukuhkannya sebagai ekspor kopi terbesar di Lampung. Beberapa negara tujuan ekspor, antara lain Brasil, Amerika, Jerman, Italia, Polandia, dan Jepang.

Peluang PT Tripanca Group untuk meningkatkan ekspor kopi terbuka lebar. Sebagai gambaran, pada tahun 2005 perusahaan ini mengekspor kopi sekitar 40 ribu ton. Setahun kemudian (2006) meningkat cukup signifikan sehingga mampu mencapai angka 58 ribu ton.

Bahkan, pada 2008, ekspor kopi Lmapung terus tumbuh hingga menembus angka 98 ribu ton. Sementara itu, dari jalur pasokan, paling tidak jalur pasokan, paling tidak pada 2007, PT Tripanca Group membeli biji kopi petani sebanyak 150 ribu ton.

Menurut dia, PT Tripanca Group tidak memiliki lahan sendiri untuk memenuhi kebutuhannya atas bahan baku kopi. Akan tetapi, bahan baku dipasok dari para petani dan pedagang perantara.

“Perusahaan ini tidak ada keinginan mengembangkan lahan kopi sendiri. Sebab, usaha seperti itu sudah sejak lama dikembangkan petani sehingga kami menganggap porsi ini merupakan milik masyarkat luas,” tuturnya.
Tripanca Group merupakan kelompok usaha di berbagai bidang bisnis. Antara lain minuman mineral, properti, perbankan, ekspor-impor, ekspedisi, dan agrobisnis. Dari berbagai kelompok usaha itu, terserap 6.000 tenaga kerja.

“Angka itu sudah termasuk karyawan tetap hingga buruh lepas. Mereka yang membantu menguatkan usaha Tripanca. Tanpa mereka, mustahil Tripanca bisa besar,” ujar Om Lay.

Guna menyolidkan manajemen usaha Tripanca, Om Lay meyatukan berbagai divisi usaha dalam sebuah wadah bernama Tripanca Center. Penyatuan divisi usaha dalam satu atap ini untuk meningktkan sinergi, efisiensi, dan sekaligus memperkukuh usaha Tripanca. Pasalnya, selama ini berbagai divisi usaha Tripanca terpisah dalam beberapa lokasi sehingga menyulitkan dalam hal pengawasan. Tripanca Center diharapkan melahirkan bebagai gagasan, ide, dan terobosan dalam menjalankan bisnis di semua ini.

Pemerataan adalah konsep bisnis Tripanca dalam mengembangkan usaha di bawah bendera Tripanca Group. Tripanca yang mempunyai omzet bisnis besar di Lampung tetap peduli dengan berbagai kegiatan sosial. Program corporate social responsibility (CSR) juga terus dikedepankan.

Melalui program-program sosial kemasyarakatan, Tripanca berusaha mendekatkan diri dengan lingkungan sekitar. Bentuk kepedulian Tripanca beragam. Mulai memberi bantuan paket sembako dan uang ke panti asuhan/jompo, sunatan massal ataupun kegiatan sosial lain. n

BIODATA


Nama: Sugiarto Wiharjo (Om Lay)Lahir: Malang, Jawa Timur, 19 Desember 1953
Agama: Konghucu
Istri: Meriana
Anak: 1. Yurike
2. Monica
3. Marcella
Rumah: Jalan Way Sekampung No. 8 Rawa Laut, Bandar Lampung

Pendidikan:
1. SD Malang, 1959–1965
2. SMP, Malang, 1965–1968
3. SMA, Malang, 1969–1972

Pekerjaan:
1. PT Dharmala (Divisi Agrobisnis), sebagai kepala gudang, 1972–1977
2. CV Tripanca Group (perdagangan hasil bumi-eksportir) sekarang menjadi PT Tripanca Group
3. PT BPR Tripanca Setiadana, komisaris utama, 1996–sekarang
4. PT Prabu Tirta Jaya Lestari (produsen AMDK), komisaris utama, 2001–sekarang

Sumber:
Heri Wardoyo dkk. 2008. 100 Tokoh Terkemuka Lampung 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Bandar Lampung: Lampung Post. Hlm. 289-292.

Biodata Viral
Terviral
Logo
Shopping cart